Hujan kala itu sedang jadi tamu harian kota Jakarta. Kadang datangnya siang kadang sore, walaupun terkadang juga tak datang sama sekali. Tapi sial hari ini bagi seorang Satya, dirinya harus terjebak hujan di kampus dan menunggu sampai agak sedikit reda untuk bisa pulang. Sebenarnya Satya bisa saja sih tidak menunggu dan pulang, tapi namanya Satya sudah pasti dia malas hujan-hujanan dengan mantel mengendarai motornya yang mungkin malah terjebak banjir. Tapi apa daya hanya motor itu harta satu-satunya yang dia miliki yang selalu menemani dia kemanapun.
Satya menatap hujan yang turun di depannya, sebenarnya ia hendak "menyeberang" dari gedung perkuliahannya ke gazebo fakultas. Daripada gabut disini, lebih baik sambil nongkrong di gazebo. Daniel? Daniel tadi ikut kelas bersama Satya, tapi harus pergi duluan karena ada kerja kelompok matkul lainnya. Jadilah Satya sendiri sekarang.
Tepat ketika pandangannya sedang fokus melihat hujan didepannya dan memikirkan cara untuk bisa menyeberang tanpa basah. Dilihatnya sesosok wanita sedang berjalan menggunakan payung. Andin. Wanita yang menarik perhatian Satya, tapi tak pernah berani didekatinya. Satya kenal dengan Andin? Kenal. Mereka pernah satu kelas mata kuliah semester lalu. Tapi kedekatannya hanya sampai pada "kenal karena dulu pernah sekelas saja".
Tanpa disadari, Satya menatap Andin cukup lama hingga wanita itu sadar dan berjalan menuju Satya yang masih bengong berdiri.
"Eh Sa, ngapain bengong?" Sapa Andin yang kini telah berdiri di sebelah Satya.
"Eh Din, ah enggak ini ujan" jawab Satya pangling.
"Haha iya tau gue kalo ujan, abis kelas lo?" Tanya Andin lagi.
"Iya nih, mau balik tapi mager banget ujan-ujanan"
"Daniel mana? Biasanya lo berdua mulu sama dia?"
"Kerja kelompok dia, eh lo abis ini kemana?" Tanya Satya
Sebelum menjawab pertanyaan Satya, Andin sempat bingung.
"Ah gak kemana-kemana,"
"Gue pinjem payung lo dong?"
"Yaudah nih pake. Mau kemana emang?"
"Mau ke gazebo. Gue pinjem ya. Nanti gue balikin kalo inget" jawab Satya seraya mengambil payung Andin lalu bergerak pergi dengan payung tersebut.
"Yeee inget balikin lah anjir, nanti gue yang keujanan. Yaudah sono" teriak Andin pada Satya.Sesampainya di gazebo, ternyata Daniel juga sedang berada disana bersama teman sekelompoknya. Lalu tanpa pemberitahuan Satya langsung mendekati Daniel di tempat duduknya.
"Woy, udah kelar lo?" Tanya Satya sambil menepuk pundak Daniel.
"Anjir kaget. Udah. Ini mau balik. Lo abis darimana?" Tanya Daniel sambil mengemasi barang-barangnya.
"Ya abis kelas tadi, kejebak ujan gue. Untung dapet minjem payung nih"
"Ciye payung siapa tuh?"
"Si Andin. Tadi gue ketemu"
"Andin?"
"Andin, Andini Rista? Temen sekelas kita semester kemaren"
"OHHHH ANDIN. ANDIN YANG LO TAKSIR?" jawab Daniel seraya tertawa.
"Tai" balas Satya ketus.
"Yaudah sih santai aja kali. Lo minjem payung ceritanya modus nih apa gimana?"
"Kagak, beneran gue pinjem payung doang" jawab Satya.
"Yee dulu aja lo semangat banget pas gue sama Nara, tapi ternyata lo nya sendiri gini. Takutan." Ledek Daniel.Bagaimana tidak, dulu waktu Daniel galau dengan perasaannya ke Nara, Satya jadi salah satu orang yang menggebu-gebu mendorong Daniel untuk maju saja dan mengungkapkan perasaannya ke Nara. Tapi tanpa diketahui, Satya pun menyimpan perasaannya sendiri.
"Yaudah gini, gue kasi cara deh" kata Daniel.
"Cara apaan?" Balas Satya skeptis. Kadang Daniel memberikan ide yang tidak masuk akal soalnya.
"Cara biar lo bisa at least deketin dia dulu. Jadi gini nih, lo kan udah bawa nih payungnya. Trus lo bilang kalo payungnya kebawa kek apa gimana, nanti pas lo ngembaliin payung, lo ajak dah tu si Andin sekalian pergi kemana gitu lo ajak makan kek apa kek. Ya ngerti lah lo modusin dikit."
"Anjir ngalus bat sih lu. Udah jago ya lo sekarang" balas Satya sambil tertawa.
"Yee dibilangin, ngalus dikit gak apa lah, daripada lo nista begini, naksir iya, deketin kagak. Ampe taun jebot juga gak bakalan kelar" jawab Daniel lagi, protes.
Mendengar saran Daniel, Satya berpikir, apa iya ya gunakan cara Daniel saja. Tapi Satya tidak enak kalau harus membawa payung Andin, sementara nanti Andin yang kehujanan karena payungnya dibawa.
"Gimana? Kelamaan mikir lo ah." kata Daniel seraya beranjak dari kursinya.
"I will think about that. Eh mau kemana lo?" tanya Satya ketika sadar Daniel akan pergi.
"Jemput sayang gue lah. Emangnya elo? Jomblo."
"Anjing" jawab Satya ketus dengan tatapan tajam.
Daniel hanya bisa tertawa lalu kembali menjawab, "yaudah ya bro lo pikirin dah tu, pelan-pelan biar gak jomblo lagi. Gue jemput si nyonya dulu. Bye".
"Iye titip salam ya buat Nara. Salam kangen" balas Satya sambil tertawa.
"Bodo amat. Udah" Lalu Daniel pergi dan menghilang dari pandangan Satya.Disana Satya masih memikirkan perkataan Daniel. Satya dari dulu sudah naksir Andin, tapi hanya berani melihatnya dari jauh. Tanpa berani mendekati. Semester kemarin jadi semester paling bahagia karena tanpa sengaja mereka sekelas, paling tidak akhirnya mereka bisa saling mengenal. Tapi setelahnya? Satya kembali jadi seorang Satya yang hanya mengagumi Andin dari jauh.
Sekarang sudah dapat moment dan kesempatan yang tepat, tunggu apalagi Satya?
KAMU SEDANG MEMBACA
amitié • kang daniel
Fanfiction"Daniel lo tuh bego tapi jangan bego bego amat dong," "...gue gak nyangka aja lo bisa setolol dan sebajingan ini..." - a local fanfiction (indonesia) (c) copyrights all reserved. cheesysugarr. 2017