unexpected kitbah

1.9K 105 0
                                    

Kemarin adalah hari terakhir ujian smester, akhirnya bisa libur juga, Sarah berencana untuk pulang kerumah Mamah Apa nya.

“ateu, mau mudik?” tanya Vani saat Sarah tengah memberes kan kamarnya

“iya ntar besok” jawab Sarah singkat

“oh, jadi gimana? Pangerannya ketemu lagi nggak?” tanya Vani lagi masih dengan kekepoannya yang hakiki

Sarah jadi teringat dengan kak Fikri, karena selama beberapa bulan menuju smester satu berakhir, dia belum pernah melihat kak Fikri lagi. Yang satu fakultas saja kadang jarang bertemu apalagi jika berbeda dan juga Sarah tidak punya kontak kak Fikri. Sepertinya mereka memang tidak di takdirkan untuk bersama.

Suara dari handponenya membuyarkan pikirannya, ia mengambil handphone yang tergeletak di kasur lalu membaca pesan yang ternyata dari grup line

LINE

212 grup (7)

GibranRD : jalan kuy

rereAn : kem an ha?

ZeihanMuhammad : kuy

PutriAnissa : hayu kemana? Mumet nih abis uas

AlimYekini : sokin aja

Oktadyna : ayo sih mauuuu

GibranRD : mau nggak?

Oktadyna : iya mau, org gw dah jawab gimana sih?

AlimYekini : be peka Okta, dia bukan nanyain elu :v

RereAn : hahah iya sih :v

PutriAnissa : sarah muncul nggak kamu! Keputusannya ada di tanganmu nak, kalau kamu ikut pasti kena telakitir semua :D

ZeihanMuhammad : njir

RereAn : SARAHHH

SarahMaharani : iya hayu

ZeihanMuhammad : yes

AlimYekini : NICE

RereAn : YES (2)

PutriAnissa : Yes(99999+)

Oktadyna : hahah gimana nih?
@gibranRD siap nelaktir kan?

GibranRD : SIAP 86

ZeihanMuhammad : cihuyyyy

Oktadyna : ecieeeeciee

RereAn : daevak

Sarah hanya tersenyum membaca chat anak-anak senang sekali mempunyai teman seperti mereka.

+++

Akhirnya disinilah mereka. di sebuah kafe bernuansa korea permintaan Rere. kafe Bene. Kafe yang lagi nge-hits di kalangan anak muda Bandung. kafe ini sangat kental dengan konsep ala Korea. Perlu diketahui bahwa Caffe Bene adalah salah satu cabang cafe asal Korea Selatan. Dessert yang disediakan juga tak jauh-jauh dari kopi khas Korea.

Namanya juga Kafe Korea, kalau harga memang diatas rata-rata kafe kebanyakan.

Siap-siap saja dengan dompetmu,gibran!

Namun, kalau soal rasa, tidak perlu diragukan lagi, hidangan dessert di cafe ini sungguh nikmat, sebanding dengan harga yang harus dibayar. Caffe Bene mengusung konsep bangunan klasik modern dengan semua furnitur yang terbuat dari kayu. Sungguh elegan dan modern. Menjadi kesenangan tersendiri melihat Rere begitu antusias, karena memang dia pencinta oppa korea pun dengan Sarah. dia menyukai negara itu. sempat menjadi fangirl  yang kemudian insyap tidak sefanatik dulu. tak ada salahnya sebenarnya menjadi fans namun kita harus tahu manfaatnya apa, dan kita harus tahu batasan-batasannya. Sarah pun tak menampik jika dirinya sesekali menonton drama korea atau melihat performing EXO lewat youtube,Sarah dan Rere adalah EXOL namun dengan perbedaan yang nampak.

"Ahwooo majimak bamiyaa" sahut Rere mengikuti alunan musik yang di putar di kafe ini.

+++
Setelah selesai makan di kafe ala korea yang berakhir dengan perdebatan antara Rere dan Zeihan yang bertolak belakang pendapat. Rere yang sangat menyukai Koreaan dengan Zeihan yang menyukai hal berbau alam. Zeihan sempat mengomel untuk tidak ke kafe Bene  dan merekomendasikan tempat yang kental dengan alam. Namun di tolak mentah-mentaholeh Rere. Kalau sudah begini pasti lelaki yang harus mengalah. Yang lain sih ngikut aja gak ambil pusing.

"Halah apaan ramen, tinggal bikin mie aja. Sama. Mahalnya aja" celetuk Zeihan setelah keluar dari kafe

"Beda lah dodol. Lidah kamu aja yang gak pas sama makanan korea. Ndeso" Rere tak kalah jutek

"Ishh. Ngeselin"

"Cewek selalu benar" sahut Alim. Membuat yang lain terkekeh geli. setelah dari kafe Bane, kita melanjutkan perjalanan menuju tempat kedua. Tempat yang ini gratis soalnya public area. Taman kota di masjid raya provinsi. Dimana kita bisa menikmati fasilitas publik secara gratis disini.

Setelah Gibran dan Zeihan memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang tidak begitu jauh. Mereka langsung duduk-duduk cakep di rumput sintetis di halaman masjid. Bukan hanya mereka namun puluhan bahkan ratusan warga yang mungkin bukan hanya berasal dari Bandung sedang duduk lesehan bersantai, bahkan ada yang tiduran,padahal pancaran matahari masih terasa panas namun tidak menyurutkan niat untuk mencicipi sederet fasilitas yang disediakan pemerintah itu.

Begitupun dengan Sarah, Rere, Putri, Okta, Zeihan,Alim dan Gibran mereka Duduk-duduk sambil mengobrol hal-hal yang biasa menjadi topik pembicaraan mereka. Dari hal yang penting menyangkut kampus sampai hal-hal absurd seperti saling menuduh siapa yang kentut saat di mobil ketika mereka dalam perjalanan.

"nyari makanan yuk" ucap Alim

"Emang belum kenyang lim?" tanya Sarah

"Ya kalo ngobrol tanpa kopi dan camilan itu hambar Sar" dalihnya.

"semuanya aja kuy, gue gak tau selera kalian" ucap Okta.

"Aku disini aja nunggu. Syukur pada di beliin makanan, gak juga gapapa hehee" ucap Sarah masih duduk sedang yang lain sudah beranjak berdiri.

"Sipp lah Sar samain sama aku ya" ucap Putri di angguki Sarah sambil tersenyum

"Gue juga disini aja" ucap Gibran membuat yang lain tersenyum penuh arti kecuali Sarah yang fokus pada handphonenya.

"Yaudah hati-hati. Rame kok disini jadi gak dibilang berduaan ya kan Sar?" ucap Alim

"Eh? Huum" ucap Sarah sekedarnya.

Mereka pun berlalu meninggalkan Sarah dan Gibran dalam keheningan.

"Sarah ada yang mau aku omongin nih, penting" ucap Gibran akhirnya memcah keheningan

"Serius nggak?" tanya Sarah balik

"Serius atuh"

"Dengerin ya" ucap Gibran sedikit antusian dan gugup. Dia menarik napas sebentar

Bismillah batin Gibran

"Bentar gip ada Sms" ucap Sarah membuat Gibran menghembuskan napasnya perlahan

Sarah terlihat terkejut melihat Sms yang entah dari siapa namun saat Sarah mengakhiri kegiatan membaca nya matanya berbinar ada rasa haru disana. Gibran semakin penasaran

"Kenapa?" tanya Gibran saat melihat Sarah menatapnya namun tidak ada satu kata pun  yang terucap dari bibirnya

"Gib, Kak Fikri ngekhitbah aku" ucap Sarah dengan haru namun tidak dengan Gibran, seperti ada petir disiang bolong hatinya begitu terkejut seperti tersengat listrik jutaan watt. Dia tercenung.

Harusnya aku bisa lebih cepat dari sms itu -- Gibran.

+++

SAKINAH DENGAN MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang