Sarah langsung pulang ke apartemen setelah semua mata kuliah berakhir hari ini. Dia pulang sendiri tentu saja,karena Gibran sudah tidak terlihat batang hidungnya sejak tadi.
Untung saja Gibran tidak sejahat itu untuk tidak memberi tahu password apartemennya karena jika sampai itu terjadi Sarah tidak tahu harus bagaimana.
Setelah sampai di apartemen ia membersihkan diri untuk kemudian melaksanakan sholat dzuhur. Setelahnya ia memakan nasi goreng dingin yang belum sempat ia sentuh, ia juga memakan bagian Gibran karena ia tahu makanan itu tidak akan disentuhnya, dari pada terbuang. Gumamnya sambil memaksakan perutnya untuk menerima asupan makan lebih dari biasanya.
Makanan itu habis tak tersisa. Dia tersenyum simpul sebelum mencuci kedua piring itu lalu merapikan hal-hal lain yang bisa ia rapikan. Sebetulnya apartemen ini cukup rapi sehingga Sarah tidak bisa melakukan apapun lagi.
Berkali-kali ia menghela napas. Kebiasaannya ketika bosan. Bahkan tayangan di televisi tidak bisa mengobati rasa bosannya, hanya menjadi soundtrack dari rasa sepinya saat ini. Ia kemudian beranjak kekamarnya, yang berhadapan langsung dengan kamar Gibran yang terkunci, pemiliknya belum datang sedari tadi. Sarah bahkan tidak yakin kalau Gibran akan pulang hari ini.
Menangis adalah pilihan terkahir yang bisa ia lakukan ketika sudah tidak ada lagi hal yang bisa ia lakukan untuk membuat dirinya sibuk. Selama ini sepertinya yang ia lakukan hanya sebagai pelarian belaka. Dia tidak ingin menangis tapi kali ini sepertinya jika ia tidak menumpahkannya maka dadanya akan semakin sesak. Dia bahkan menggigit bibirnya sendiri untuk tidak mengeluarkan isakan bahkan ketika tidak ada yang mendengarnya sekalipun.
Kenapa? Semakin dipikirkan semakin ia menganggap bahwa semua ini salah. Kalau saja dia tidak menerima Gibran waktu itu kalau saja dia tidak seenak jidat menyetujui omong kosong Fikri mungkin dia masih tinggal di rumah kakaknya dan masih berstatus jomblo. Karena omelan kakak iparnya masih ia terima tanpa rasa sakit sedikit pun dari pada diamnya Gibran yang sudah membuatnya kalut, karena status single sepertinya lebih baik dari pada menjadi istri yang tidak dianggap seperti ini.
"astagfirullah" kemudian ia mengusap wajahnya yang memerah karena tangis.
"maafkan hamba karena seperti ini, hamba tau menyesal tidak ada gunanya sekarang. Tapi, dampingi hamba ya Rabb. Hamba tidak bisa sendiri untuk melewati semua ini" ucapnya yang masih segukan karena menangis terlalu lama.
+++
"hana?" ucap Sarah ketika membuka pintu apartemen nya ia mendapati Hana, adik iparnya yang sedang tersenyum dibalik pintu dengan rambut sebahunya.
"assalamualaikum kak Sarah"
"waalaikumussalam, masuk yuk" ajak Sarah yang langsung diangguki gadis itu. Hana tidak tahu saja bahwa kedatangannya sangat membuat Sarah Bahagia karena dia sekarang tidak sendiri lagi.
"kak Gibran mana kak?" tanya nya sambil meletakan barang bawaannya
"belum pulang. Hana mau minum apa?" ucap Sarah sekaligus mengalihkan pembicaraan
"ntar ngambil sendiri aja"
Sarah mengangguk mengerti lalu membuka beberapa makanan ringan yang sebenarnya simpanan Gibran
"mauu" kata Hana lalu mengambil beberapa.
"eh iya kak. Tau nggak aku punya gebetan baru tapi keknya susah bet dideketin" ucapnya mulai curcol
"siapa lagi kali ini?"
"namamya Taqi. Taqi Hamzah. Buseet sampe hapal nama lengkapnya" ucap Hana antusias sendiri
"kak dia tuh anak rohis di sekolah. Ganteng banget gila. Aku baru nemu dia pas kebetulan lagi insyap sholat duha di masjid sekolah" sungguh Sarah suka tersenyum sendiri saat mendengar ucapan Hana. "nemu? Emangnya barang?"
"abisan selama tiga tahun aku baru tahu kalo ada mahluk macam Taqi disekolah, jadi pengen deketin kan, tapi pas aku ajak dia kenalan malah ngeleos gitu aja. Kan kezel"
"dia takut kali kamunya terlalu agresif"
"ih padahal aku cuma ngajak kenalan, gimana kalo aku kedikipin ya" sarah terkikik ada-ada aja nih anak
"tapi kak, kayanya si Taqi alergi gitu sama cewek, eh apa cuma ke Hana aja ya?" katanya belaga mikir
"emang seharusnya begitu"
"bukan hanya wanita, lelaki juga harus bisa menundukan pandangnya ketika berpapasan dengan lawan jenisnya"
"terus cewek juga gak boleh ngumbar aurat biar si cowok ga kegoda kan?" tanya Hana membuat Sarah mengangguk pasrah
"tapi sebenernya cowok juga gak boleh terlalu ganteng. Kan cewek apalagi Hana suka kegoda liat cowok bening dikit bawaannya pengen diajak kenalan mulu hehe"lanjutnya terdengar agresif namun Sarah melihat kepolosan pada anak itu. Lucu sekali.
"duhh kasian. Kenapa ga gabung rohis aja han. Siapa tahu Taqi bisa ngerespon dikit" goda Sarah sebenarnya ia ingin membuat Hana masuk organisasi yang bisa setidaknya meminimalisir pergaulan bebas nya.
"ah ngga, cewek blangsak kaya hana masuk rohis ntar kiamat" celetuknya membuat Sarah tidak tahan untuk menjitak kepalanya
"huss kalo ngomong tuh"
"suka bener ya kak?" hana tertawa terbahak sedang Sarah hanya menggeleng dengan kelakuan adik iparnya itu. Terimakasih Rabb sudah mengirim Hana hari ini untuk mengentikan tangis yang sebetulnya tidak berguna ini.
+++
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKINAH DENGAN MU
روحانياتjika tak ku temukan cinta, biar cinta yang menemukan ku.