Setelah Pelukan Itu..

1.6K 97 0
                                        

Sarah masih berdiri dekat wastafel  setelah selesai mencuci dua piring yang digunakan untuk  sarapan  pagi.
Setelah dia bangun dan sadar ia berada dalam dekapan Gibran entah kenapa suasana menjadi secanggung ini, ia yakin tadi malam akibat kepalanya terlalu panas dia memeluk Gibran terlalu erat.

Yahh memang itu alasannya gumamnya tak yakin.

Sarah juga merutuki dirinya sendiri saat dengan refleks mendorong Gibran sampai jatuh ke lantai,  padahal mereka kan sudah Sah, seharusnya dia tidak berlebihan seperti  ini.

aishhh entah bagaimana kesalnya Gibran saat itu, bangun tidur langsung menggaduh kesakitan karena kepalanya mendarat lebih dulu dilantai.

Gibran juga langsung balik ke kamarnya  setelah itu,  dan Sarah benar-benar menyesal  karena jelas dia sendiri yang menyuruh Gibran tidur disamping nya tapi malah menendangnya begitu saja.  Tamat sudah!

"ayo" Sarah mengerejap kaget saat suara Gibran menginterupsi lamunannya

"ha?" gumam Sarah bingung, entah karena terlalu banyak melamun atau kaget karena Gibran berdiri terlalu dekat dibelakangnya. Tanpa sadar ia menahan napas,  tidak berbalik untuk melihat Gibran yang pasti sudah siap untuk berangkat  ke kampus

"kita berangkat  bareng" katanya lalu mengambil sepatu  ke rak sepatu dekat pintu lalu duduk lesehan untuk memakai sepatunya. Ini adalah obrolah pertama mereka sejak  kejadian tendangan maut pagi buta. Bahkan ketika memakan sarapan  buatan sarah tadi tidak ada yang saling bicara.  Syukurlah sepetinya Gibran tidak marah.

Tak mau membuat Gibran menunggu lama,  ia segera bergegas mengambil tas gendong biru muda yang sudah ia siapkan setelah subuh lengkap dengan beberapa buku referensi untuk mata kuliah Makro ekonomi dan buku saku akuntansi dasar.

Mereka berjalan keluar apartemen beriringan. Tentu masih dengan jarak yang kentara, Sarah dan Gibran menyelesaikan langkahnya dalam diam sampai di lobby apartemen.

"tunggu disini sarah. A-aku ngambil mobil dulu" ucap Gibran cepat lalu melangkah pergi ke tempat mobilnya biasa di parkir. Sarah  belum sempat mengucap apapun dia hanya mengikuti  perintah  Gibran untuk menunggu.

Setelah beberapa menit berlalu akhirnya mobil Pajero Sport hitam itu berhenti di tempat Sarah menunggu.  Ia langsung masuk dan mobil itu melaju dengan  kecepatan  sedang.

Seharusnya dengan kendaraan pribadi tidak sampai dua puluh menit mereka akan sampai di kampus. Namun entah mengapa Sarah merasa perjalanan ini bahkan lebih lama dibanding ketika ia menggunakan angkutan umum. Beberapa  kali melihat jalanan yang nampak ramai,  lalu pindah mentap dashboard mobil yang tidak ada apa-apa lalu berakhir menatap Gibran yang juga tengah mencuri pandang padanya. Mereka refleks mengalihkan tatapan masing-masing kemanapun.

Sudah berapa kali helaan nafas terdengar di mobil ini, baik itu dari Gibran ataupun Sarah. Tak ingin membuat suasana canggung Sarah mencoba untuk memulai pembicaraannya namun sekali  lagi mereka menginterupsi berbarengan sehingga suasana canggung itu makin kentara.

"mas dulu aja"

"gapapa kamu aja dulu"

"hm? Mas aja dulu. Mau ngomong apa?"

Dan hening kembali.

Helaan napas kembali.

"mm ntar pulang mau kemana dulu?" ucap Gibran"barangkali mau belanja buat persediaan dapur" lanjutnya

"oh itu.. Iya boleh, berarti abis dzuhur ntar ke pasar gitu?"

"oke"

Sarah hanya menangguk. Lalu kembali hening.

"hm mami sama papi gimana kabarnya ya"

Gibran melirik sebentar Sarah lalu menjawab

"baik,  kata Hana sih.  Terus dirumah sekarang ada nenek dari Cibaduyut"

"serius?  Mas kok belum kesana,  gak nemuin nenek?"

"nenek cerewet" jawabnya

"huss gaboleh gitu,  ntar kesana yuk,  sekalian aku mau ketemu nenek mas"

"oke" jawab Gibran singkat sambil mengangguk.

Akhirnya mobil itu berhenti di parkiran fakultas ekonomi. Sebelum keluar Gibran berucap

"tadi nasi gorengnya enak,  makasih" ucapnya sambil tersenyum membuat Sarah terdiam tak jadi membuka pintu.

+++

563 kata mianhae😩 writer's block  aku tuh.
Doain semoga masih bisa nulis sesuatu yang enggak ngecewain pembaca.

Terimakasih sudah membaca cerita yang teramat biasa ini,  terimakasih sudah mengapresiasi dan juga menunggu SDM eh ada yg nungguin ga sih? :"

Yah pokoknya seneng banget liat SDM dibaca sama para pembaca yang baik dan budiman ini. Big love:*

 Big love:*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAKINAH DENGAN MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang