Hana langsung merapikan buku paket yang ada di mejanya untuk disimpan ke loker yang ada di bagian belakang ruang kelas. Tak lupa ia juga menyimpan tepak berisi alat tulis ke tas gendong kecilnya dan langsung keluar kelas begitu guru pelajaran terakhir sudah meninggalkan kelas. Setelah mendengar Sarah sedang sakit ia pun langsung berniat untuk meluncur ke apartemen kakaknya. Meski itu artinya dia akan melewatkan ajakan hangout teman-temannya ke kafe yang baru buka dan kekinian dikalangan anak hits bandung.
Brukkk
"anjrit!" pekik Hana spontan saat dirinya terjerembab di koridor sekolah. Kemudian ia menepuk-nepuk rok abunya yang terkena debu lantai koridor.
"afwan" Kegiatan Hana langsung terhenti setelah mendengar suara lelaki yang entah bagaimana bisa membuatnya begitu sejuk.
"eh Taqi" ucap Hana saat melihat wajah lelaki itu. Awalnya Hana pikir Taqi akan mengulurkan tangannya karena bagaimanapun juga Taqi sudah bersalah menabraknya hingga terjatuh, namun Voilaa Taqi mengangguk tanda pamit lalu pergi begitu saja meninggalkan Hana yang melongo.
"ishh bantuin kek.. Gimana sih maen pergi gitu aja" kesal Hana
+++
"kenapa cemberut gitu?" Gibran memberikan sekotak susu rasa pisang pada Hana yang baru saja sampai di apartemen.
"dasar cowok jaman jiggeum bikes abis" gerutunya
"cowok mulu han. Inget udah mau UN juga" Gibran menggeleng saat melihat tingkah adiknya itu, sadar bahwa dia jarang sekali berinteraksi dengan Hana.
"kak Sarah gimana kak?" Hana hendak beranjak ke kamar nya ketika Gibran menyela.
"di kamar sebelah Han"
"ha? Kenapa ga dikamar kakak? " tanya Hana heran
Gibran tak menjawab, Hana yang tak mau menunggu jawaban kakaknya langsung membuka kamar yang berhadapan dengan kamar kakaknya itu lalu melihat Sarah yang sedang tertidur pulas. Wajahnya masih pucat, membuatnya tidak enak hati, mungkin saja Hana membuatnya kecapekan seperti itu kemarin. Tidak mau mengganggu, dia kembali ke tempat Gibran berada
"mami udah tau kak?" tanya Hana kembali duduk disebelah kakaknya
"belum"
"gimana sih. Kalo mami tau kan mami bisa bikinin kak Sarah makanan sehat, emang kakak ga bisa ngapa-ngapain kasian istri lagi sakit juga"
Gibran mendengus kemudian menoyor kepala Hana
"banyak omong kamu!"
"ishh omongan aku bener ya!"
"sekalian aja aku bilang kak Fikri juga biar dia sekalian ngejenguk kesini" lanjut Hana membuat Gibran tediam.Sudah lama dia tidak melihat kakak sulungnya itu. Dia tidak tahu bagaimana jadinya jika Fikri kembali bertemu Sarah. Cemburu? Tidak juga.
"pulang gih! Berisik Han banyak omong gitu""yayaa aku mah bukan kakak ngomong cuma seuprit dua uprit" Hana mengambil tasnya. Lalu pergi setelah mengucap salamnya.
+++
Hana mengernyitkan dahinya saat melihat sosok yang familiar tengah berjalan santai dengan earphone di telinganya. Siapa lagi yang bisa menyita perhatian Hana akhir-akhir ini jika bukan Taqi. Penasaran, ia mengikuti langkah Taqi yang tidak tahu akan pergi kemana itu
"ikutin ga ya?" Hana masih bisa melihat punggung Taqi ketika dia memutuskan untuk berhenti. Dia tidak tahu daerah dirinya sekarang berada. Jika dia tetap mengikuti Taqi maka ia pasti akan tersesat, tapi dia sudah sejauh ini. Rupanya rasa penasaran bisa mengalahkan rasa takutnya kali ini. Ia bahkan melupakan tujuan awalnya untuk hangout dengan teman-temannya.
Dasar Stalker
Taqi masih berjalan santai meski tahu dirinya sedang di ikuti. Entah apa tujuan gadis aneh itu, namun sepertinya dia tidak akan menyerah dalam waktu dekat terbukti gadis berambut sebahu yang masih mengenakan baju seragam putih abu itu tetap mengikutinya meski berisiko tersesat. Taqi yang akan membeli beberapa camilan dari mini market yang sebenarnya ada di seberang apartemen itu malah sengaja memutar jalan untuk mengerjai gadis dibelakangnya.entah mengapa begitu menantang untuknya, alih-alih menyebrangi zebra cross Taqi memilih untuk berbelok ke jalan kecil menuju pasar tradisional. Ia yakin pasar itu akan sedikit membingungkan untuk ukuran gadis sepertinya. Lima menit kemudian, perempuan itu masih mengikutinya. Taqi tersenyum geli sembari mendengus. Bisa-bisanya dia tidak takut sama sekali padahal Taqi yang bahkan memunggunginya saja bisa melihat raut khawatir dari wajahnya. Taqi tahu gadis itu, siapa yang tidak mengetahui seorang Hana Pradita Dewi. Cewek populer yang sering gonta ganti cowok disekolah, bahkan Taqi beberapa kali menjadi teman curhat dari beberapa mantan yang pernah diputuskan gadis itu secara sepihak.
Untuk mengulur waktu ia mampir ke stan-stan ikan cupang yang sudah di masukan ke wadah plastik yang diberi air, ia juga melihat-lihat aksesoris-aksesoris unik pedagang kaki lima. Sampai akhirnya ia berbelok ke gang sempit yang sudah tidak ada stan pedagang di sana.
Langkah gadis itu cukup jelas ditelinganya yang tersumpal earphone yang sebenarnya tidak ada suara musik sama sekali. Gadis itu rupanya belum menyerah juga. Sepertinya Taqi harus melakukan sesuatu.Lalu ia berhenti dibelakang gedung tak terawat, menunggu reaksi gadis yang akan ia pergoki tengah mengikutinya, dan ya, seperti yang sudah ditebaknya gadis yang Taqi tahu bernama Hana itu terlonjak kaget melihat Taqi berdiri dihadapannya.
"eh--" bibirnya tertutup kembali tidak jadi bicara. Dia menggaruk tengkuknya malu.
Taqi tersenyum miring melihat reaksinya dan berucap
"kebetulan eh?""ehee iya kebetulan banget" ucapnya kikuk menambah rasa geli Taqi pada gadis itu
"jadi kamu mau kemana?" tanya Taqi
"eh anu mau kemana ya?" ringisnya polos
"saya mau pulang ke apartemen, mau ikut?"
"HAH" pekik nya kaget "eh, ak-akuu mau pulang juga kok" dia hendak berbalik
"kamu pikir saya nggak tau" Taqi mengintrupsi
"ga tau apa?" tanya nya syok kembali melihat Taqi
"kamu ngikutin saya kan? Kenapa? Kamu mau ngapain saya?"
"ngapain kamu?" ulang Hana sambil mundur satu langkah, "ggue eh ak-aku nggak berencana ngapa-ngapain kamu kok" jawabnya gugup
Dalam hati Taqi meringis, "oh ya? Gimana kalo saya yang ngapa-ngapain kamu?"
Hana yang gugup itu kini tidak memiliki keberanian lagi selain menyilangkan tangannya di dada seraya menjawab
"huh? Maksudnya?"Taqi menghela napas. "ikut saya, kamu bisa nyasar kelamaan disini"
Taqi berbalik dan kembali berjalan, Hana yang masih bingung tetap mengikuti langkah Taqi karena tidak mau berisiko tersesat."kita mau kemana?" tanya Hana
"ikut aja" ucap Taqi datar
Hana menurut untuk tetap mengikuti jejak lelaki itu dari belakang
Setelah sekitar sepuluh menit Taqi berhenti membuat Hana ikut berhenti, dia melihat sekitarnya dan dia kembali ke tempat semula yakni apartemen kakaknya.
"kenapa kesini?"
"apartemen saya disini. Mau masuk?" tawar Taqi yang tentu saja hanya bercanda. Hana hanya ber oh ria ditempat.
"jadi kamu tinggal di apartemen? Sendiri?" tanya Hana
"kepo" kata Taqi membuat Hana cemberut
"ishh"
Taqi tersenyum simpul, lalu pergi setelah mengucap salam pada gadis yang hanya ia tahu nama dan kepopulerannya disekolah, ya Hana si playgirl cap kucing persia.
+++
emang lagi gesrek
lagi pengen di tabok
bikin cerita absurd
isinya nano nano~~Bukan siti badriah.
Wqwq
Btw komen yo:)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKINAH DENGAN MU
Spiritualjika tak ku temukan cinta, biar cinta yang menemukan ku.