Mata Gibran terbelalak melihat sosok gadis yang berdiri tepat disampingnya. Kala itu dia tengah pergi ke kampusnya untuk melakukan registrasi ulang, Wajahnya ayu tapi tak sedikitpun terlihat polesan make up. Matanya berbinar memancarkan kesejukkan.
“Subhanallaah…” bibir Gibran terlihat komat kamit mengucapkan kalimat tasbih.Gibran tak percaya gadis berjilbab merah jingga itu telah mengombang ambing hatinya. Bagai ombak di lautan jantung Gibran menderu – deru dak.. dik... duk...tak karuan.Naluri kelaki – lakian Gibran mulai terangsang. Tapi… kali ini Gibran merasakan hal yang berbeda.Biasanya ketika melihat perempuan cantik nan seksi otak Gibran mulai berpikir bagaimana caranya menjadikan perempuan itu sebagai pacar.Sekarang melihat gadis berjilbab itu…otak Gibran mengeluarkan sinyal yang lebih dewasa, NIKAH.. ya dalam otak Gibran memikirkan bagaimana cara menjadikannya sebagai istri.
Gadis itu tak melirik Gibran sedikitpun.Berlalu tak meninggalkan jejak apapun.Bibir Gibran melongo."Aduh kemana perginya tu perempuan, apa yang harus ku lakukan, aku ingin mengenalnya.” Gumam Gibran uring – uringan.
Gibran mulai melupakan sosok gadis yang ia temui kemarin.Tapi ketika hari pertama ospek di kampus, ia melihat sosok itu, sosok yang di impikannya beberapa hari terakhir. Biasanya ia paling tidak peduli ketika ada orang lain yang merasa kesulitan, toh bukan urusannya, namun kali ini beda, gadis merah jingga itu yang sekarang tengah mengenakan kerudung hitam itu sepertinya kelelahan karena tengah menjalani hukuman dari panitia ospek entah kapan akan selesai karena sepertinya panitia itu mempermainkannya. Dengan inisiatif yang luar biasa dan sedikit rasa caper (re: cari perhatian) Gibran memposisikan dirinya untuk ikut melakukan posisi push up, dan sukses membuatnya jadi pusat perhatian, dengan segala kewibawaan yang sedikit di buat-buat ia membela gadis itu, berharap gadis itu kagum padanya. Namun di luar dugaan gadis itu biasa saja terhadapnya hanya sekali mengucap terimakasih. Dan yang paling memalukan saat berkenalan dengannya, memang gadis itu sangat ramah namun dia menolak jabatan tangan Gibran membuatnya tengsin. Namun dengan mantap Gibran ingin melabuhkan hatinya pada gadis yang bernama Sarah itu, sehingga dia berusaha untuk mengenal Sarah lebih jauh. Untunglah dirinya satu kelas dengan Sarah membuatnya bisa melancarkan aksi PDKT.
Diluar dugaan, ternyata gadis berjilbab syar’i itu bukanlah orang yang berpikiran kolot, dia juga tidak membosankan seperti apa yang dia pikirkan selama ini mengenai wanita berjilbab, paling banter mereka ngomonginnya agama, ceramah dan bahkan rasis, namun ternyata wanita berjilbab jauh dari pandangan Gibran selama ini, mereka supel, baik, sopan, santun, tak segan menolong orang, dan mereka terjaga. Itulah yang Gibran lihat dari Sarah.
Selama kuliah dan berteman dengan Sarah, rupanya aksi PDKT Gibran tak kunjung di respon Sarah,
‘dia memang tidak peka’ pikir Gibran, saat berulang kali ia memberi kode pada Sarah, seperti ketika ada yang bilang suka pada Gibran dan dijawabnya dengan santai membuat Sarah angkat bicara“gib, jangan gitu coba, kasian, mereka tuh butuh kepastian, jangan centil kesemua perempuan” ucap Sarah
“kalo kamu yang bilang i love you, aku bakalan jawab i love you too kok, tenang aja” ucap Gibran penuh kode
“ih apaansih, lagi serius juga” ucap Sarah dengan ketus yang di buat-buat
“oh jadi kamu mau di seriusin, mau kapan, aa siap kok” ucap Gibran lagi-lagi membuat Sarah kesal, menganggap ucapan Gibran hanya candaan. Padahal selama ini, dia yang sering centil ke perempuan itu hanya semata-mata ingin membuat Sarah peka, ingin membuat Sarah cemburu, tapi perempuan itu masih biasa saja.
+++
“sarah, katanya perempuan kaya kamu gak pacaran ya?” tanya Rere membuat sarah mengerutkan dahinya, kini mereka tengah berkumpul seperti biasa, di tukang Bakso langganan mereka, ada Rere, Zeihan, Okta, Gibran dan Sarah sedangkan Putri dan Alim sedang ada kerja kelompok katanya.
“perempuan kaya aku? Emang kita beda ya Re?” tanya Sarah sambil menunggu pesanan baksonya datang
“ya, kan kalo aku mah pacaran, pasti yang kaya kamu mah, apalagi kerudung nya syar’i gitu nggak pacaran. Jadi gimana mau dapet jodoh?” tanya Rere penasaran. Sedang yang lain hanya menyimak.
“Ada orang yang memang takut kalo ngelanggar peraturan, dan ada yang kadang ingin melanggar, awalnya sih coba-coba tapi malah keenakan, gak sadar kalau yang dilakukannya itu dosa” jelas Sarah
“ekhemm kesindir” celetuk Zeihan membuat Rere merengut
“tapi kan, aku pacaran juga gak ngapa-ngapain” bela Rere
“kalo gak ngapa-ngapain, ngapain pacaran?” kata Sarah membuat bukan hanya Rere tapi yang lain juga ikut heran
“lah kok gitu? Bukannya bagus ya, kalo pacaran tapi nggak ngapa-ngapain?” tanya Rere
“berarti nggak ada manfaatnya kan?” Sarah malah bertanya balik
“tapi kan aku pengen cari yang terbaik, gimana kita mau nikah kalau nggak pacaran?” tanya Rere
“kan ada jalan lain, taaruf misalnya. Di dalam islam gak ada yang namanya pacaran re, maaf ya bukan mau menggurui kok, yang terbaik itu yang sholeh re, dan yang sholeh gak mungkin pacaran” jawab Sarah mantap
“mantap djiwa, untung jomblo” ucap Okta, di ikuti kekehan yang lain
“terus kamu mau gimana dong ketemu jodohnya? Udah ada calon?” tanya Zeihan
“kenapa kamu nanya-nanya gitu?” tanya Rere
“kali aja masih kosong, aku mau daftar” ucap Zeihan berakhir dengan tepakan keras di kepalanya oleh Rere.
“ngawur kamu! Kamu gak tau apa perempuan baik-baik hanya untuk laki-laki baik-baik, dan sebaliknya” ucap Rere membuat yang lain menahan tawa
“memangnya aku gak baik?” tanya Zeihan
“ngaca gih, ntar tau sendiri jawabannya” ucapan Rere malah membuat yang lain menertawakan Zeihan yang masih bingung.
“nungguin yang khitbah ya Sar” ucap Okta, yang hanya di jawab dengan senyuman
“ntar aku deh yang kerumah kamu” kata Gibran akhirnya nimbrung membuat yang lain bercie ria.
“mau ngapain?” tanya Sarah, grrr dia memang tak peka, atau pura-pura?
“mau ngabisin masakan mamah mu” jawab Gibran dengan nada kesal, Sarah masih bengong dan yang lain saling pandang tersenyum penuh arti.
+++
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKINAH DENGAN MU
Spiritualjika tak ku temukan cinta, biar cinta yang menemukan ku.