Lelaki (1)

3.4K 190 6
                                    

Seorang gadis mengejar-ngejar lelaki sebayanya.

Hari itu Safa melihatnya. Lelaki yang sudah hampir satu tahun dikaguminya. Di matanya, apapun yang dilakukan oleh lelaki itu selalu saja tampak hebat. Meski itu hanya mengejar anjing.

Reynald itu gebetan Safa, dia mengaku bahwa itu adalah love at the first sight. Dia kakak kelasnya yang ketika itu bertugas menunjukan tempat-tempat di sekolah  ketika Safa baru masuk dulu. Sampai sekarang, cinta itu masih tetap terpendam.

Safa merupakan salah satu siswi SMA Manuangsa Muda yang beralamat di luar daerah. Jadi selama sekolah, dia tinggal di rumah kost bersama beberapa temannya. Safa tidak mau sekolah di desanya, teman-teman akrabnya melanjutkan sekolah di SMA kota semua. Ditambah dengan alasan SMA di desanya yang jauh dari kata berkualitas, membuat orangtua Safa tidak bisa mencegah anak satu-satu mereka merantau di usia mudanya. Lagi pula perjalanan ke sana hanya 3 jam. Safa selalu pulang seminggu sekali setiap hari minggu.

Malam itu anak-anak kost heboh. Beberapa siswi di luar berteriak kencang. “Allahu akbar! Tolong!” Seisi rumah berhamburan keluar, penasaran dengan yang terjadi di luar. Ternyata mereka dikejar anjing gila! Anjing gila, jika digigit, ada potensi jadi gila juga! Itu fakta yang setidaknya diketahui Safa tentang anjing.

Anak kost laki-laki –bagi yang berani—pun turut membantu mengejar anjing. Dasar nekat! Tapi di situlah letak hebatnya. Membuktikan meski yang mengejar itu adalah gerombolan anak-anak nakal, mereka tetap punya kepedulian. Dan diantara mereka ada Reynald. Benar-benar super hero. Membuat Safa semakin kagum.

*

Paginya, anak-anak sibuk membicarakan pasal anjing gila tadi malam. Dimana-mana, topiknya pasti tentang hal itu. Tapi yang dilakukan Safa malah membicarakan tentang para super hero yang berusaha menangkap anjing itu –meski sebenarnya tidak berhasil. Laki-laki dewasa di sekitar sana sudah lebih dulu mengamankan anjing gila itu dengan peralatan yang lengkap.

Safa mengubah cerita itu di dalam fikirannya. Membayangkan kalau Reynald setengah mati berusaha menyelamatkan dirinya. Dia bercerita dengan sangat antusias kepada teman-temannya : Nina, Syerin, Tika, dan Tya.

Sepanjang cerita dilengkapi dengan soundtrack yang dinyanyikan oleh Tya. Gadis berambut pendek itu termasuk teman Safa yang paling aneh. Tya benar-benar gila nyanyi! Dimanapun adalah panggung konser baginya. Dan dia menyanyi sambil memakai headset, jadi tidak bisa mendengar suaranya sendiri, yang subhanallah…, hancur banget!

“Dan kalian tahu apa yang terjadi?” tanya Safa, memancing perhatian teman-temannya.

“Safa dan Reynald saling mencintai, dan hidup bahagia selamanya,” jawab Tika malas. Dia meletakkan kepalanya di atas meja.

Safa nyengir lebar. “Kok bisa tahu, Tik?”

Tika hanya menghela nafas. Sangat mainstream.

“Eh, ngomong-ngomong. Kamu benar-benar suka sama Kak Rey, Saf?” Tya tiba-tiba bertanya setelah sejak tadi cuma menyanyikan lagu sebagai soundtrack cerita Safa.

Safa mengambil tangannya dari meja, berkecak pinggang. “Tentu saja, Tya. Memangnya siapa yang tidak?”

Tika mengacungkan tangan. Temannya yang satu ini adalah yang paling menjengkelkan daripada yang lain. Tapi dia lucu.

“Tika itu tidak suka cowok, Saf,” tanggap Syerin sambil berkaca di cermin kecil yang selalu ia bawa, merapikan rambut merahnya.

“Syerin tuh yang ada kelainan.” Tika balas mengejek Syerin, “Syerin adalah jenis remaja yang terjebak dalam imajinasinya. Dia beranggapan bahwa dirinya adalah adik bungsu dari princess cetar :  Syahrini. Dan yang paling aneh, koridor sekolah baginya adalah catwalk. Ciri-ciri stres tingkat tinggi.” Gadis berkulit gelap itu beragumen.

Syerin lantas berdiri menantang. “Kamu ada masalah apa, sih sama aku?”

Tika mengangkat bahu.

Safa menghela nafas. “Sudah, duduk.”

Safa mengurut-urut pundak Syerin, berusaha menenangkan. Mereka berdua selalu saja bertengkar. Memang, sebenarnya Tika dan Syerin sejak awal masuk tidak pernah akur. Hanya saja karena Safa akrab dengan Syerin, dan Tika adalah teman sekamarnya, maka mereka berudua juga tergabung dalam komunitas yang sama.

“Kalian ada ide tidak, untuk dapat perhatian Kak Reynald?” Tanya Safa, mengembalikan suasana seperti semula.

“Surat cintaku yang pertama…” Tya bersenandung lagi.

Safa dapat ide.

“Yakin mau bikin surat cinta? Kamu kan cewek?” Bantah Nina, teman yang sedikit normal daripada yang lain.

Safa sudah menyiapkan kertas dan pensil.

Toko Hijrah (COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang