Lelaki (2)

2.9K 193 0
                                    

/Gadis lain, dikejar-kejar lelaki yang mengagumi akhlaknya./

قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ فُرُوجَهُمۡۚ ذَٰلِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”

صدقا الله العلظيم

Lantunan ayat suci mengalun merdu dari bibir lelaki jangkung itu. Dia biasa membaca Al-qur’an beserta arti, karena menurutnya, membaca dan memahami makna ayat sangat diutamakan daripada hanya membaca saja. Sehingga ayat-ayat tersebut tidak hanya sekedar dibaca, tapi juga diterapkan dalam kehidupan. Dan surat An-Nur ayat 30 yang menjadi penutup tadarusnya pagi ini memiliki makna yang dalam di kehidupannya dan anak muda lainnya.

Tundukkan pandangan! Semoga dia bisa mengingat kata-kata itu selalu.

*

Matahari sedang di tempat tertinggi, silau jika melihat ke atas. Jadi Fajar memilih melihat ke depan saja, meski tidak kalah bercahaya, tapi enak dipandang. Annisa. Gadis berjilbab lebar, dengan baju gamis berwarna biru langit yang membuatnya terlihat anggun. Sudah lima tahun matanya tidak pernah beralih melihat gadis lain.

Tundukkan pandangan!

“Astaghfirullahal’adzhim!” sahut Fajar ketika teringat ayat yang dibacanya tadi pagi. Segera mengalihkan pandangannya menuju tempat tujuan. Ia berjalan menuju tempat parkiran, mengambil motornya.

Fajar menghidupkan mesin dan mulai membawa motor matic itu. Dia berhenti tepat di depan Annisa. “Naik!” Sahutnya.

Annisa hanya menatap Fajar dengan tatapan kesal. Setiap hari Fajar menawarkan memboncengnya, setiap hari pula dia menolak, tapi sampai sekarang lelaki itu tidak kapok-kapok. Seharusnya dia tahu, gadis seperti Annisa tidak mau boncengan dengan laki-laki. Bukan mahram!

Fajar tertawa melihat ekspresi kesal Annisa, membuatnya terlihat menggemaskan. Ayolah, wanita lain akan langsung mau jika diajak lelaki tinggi, tampan, dan fashionable seperti Fajar, Annisa jual mahal sekali.

“Lelaki yang mencintai wanita akan menjaga wanita itu. Nah, aku pastikan kamu akan sampai dengan selamat di kost-an kamu. Ayo, naik!”

“Bagaimana aku bisa percaya kamu akan mengantarkan aku pulang? Bisa saja kamu bawa kemana-mana?”

“Jadi, kamu lebih percaya laki-laki itu?” Fajar menunjuk seorang lelaki yang juga membawa motor di seberang sana.

“Tentu saja,” jawab Annisa pasti.

Fajar menghela nafas. Ia memang bisa bertahan lima tahun dengan sikap dingin Annisa, tapi tetap saja dia terkadang merasa risih dengan laki-laki itu.

Annisa melambaikan pada seorang laki-laki di seberang. Tak lama ia sampai,  membuat senyum Annisa merekah. Hari ini dia tidak menunggu lama. Fajar menatap lelaki berhelm oranye itu dengan tatapan tidak suka. Masa iya Annisa lebih pilih tukang ojek daripada dia?

Meski tidak boncengan dengan dia, Fajar tetap mengantarkan Annisa pulang. Ia senantiasa mengawasi ojek itu, kalau-kalau terjadi sesuatu.

Annisa tidak pernah mau melihat ke belakang saat naik ojek, ia tahu Fajar pasti akan mengikutinya. Dasar boros! Apa gunanya menghabiskan bensin motor?

Annisa bukannya tidak peka, semua perlakuan Fajar padanya sangat-sangat membuat jantungnya berdebar kencang. Tapi…, huh tunggu saatnya tiba.

Sambil mengendarai motor, Fajar memikirkan banyak hal. Dia sudah berikrar untuk berubah, tapi tetap saja perubahan itu tidaklah instan. Perubahan adalah proses. Ilmunya masih dangkal. Dikatakan menjaga pandangan tidak hanya berarti berhenti melihat keindahan wanita, tetapi juga berhenti berharap memilikinya ketika tidak ada niat untuk menghalalkan.

Toko Hijrah (COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang