YOU AND ME (4)

12.3K 424 4
                                    

Tiga sahabat dan anggota lainnya menghabiskan waktu dengan berlatih ditemani bapak pembina. Sesekali mereka teriak atau mengumpat karena bola meleset dari ring.

Berlatih basket di sekolah selalu menjadi sorotan utama, mungkin sudah menjadi turun-menurun antar generasi. Pekikan di dominasi dari kaum hawa yang merutuki para pemain, mereka sengaja menunda pulang untuk sekedar melihat cowok-cowok bermandikan keringat. Tak segan, sebagian yang hendak pulangpun mengurungkan niatnya. Apalagi ada pemain baru, dia bernomor punggung 9.

Kahero G

Bisikan demi bisikan mulai terdengar, mereka penasaran siapa dan dari kelas mana orang dibalik nomor punggung 9.

Kali ini Gara cukup berambisi, dia ingin pembina melihat kemampuannya dalam bermain basket.

Biar gue anak baru, tapi gue layak masuk tim inti.

Gara mendribble, lompat, dan puuuuuush, sekali lempar bola masuk ke ring dari kejauhan. Disambut dengan lengkingan para lenje super duper centil memadati udara diarea sekitar.

"Galih! Fokus!" teriak pembina dari pinggir lapang.

Bapak pembina yang biasanya kalem kali ini agak sedikit cerewet, ia memperhatikan para pemainnya kurang kosentrasi.

Setelah beberapa menit kemudian latihanpun selesai.

"Dengan berat hati Gara akan gantiin posisi kamu Lih, lawan kita minggu ini bukan main-main," tertegunlah semua para pemain yang berposisi melingkari pembina.

Mereka tidak habis pikir jika Gara menggantikan Galih, ia hanya pemain baru dan kenyataannya bisa merebut jabatan yang di inginkan siapapun. Tapi setelah melihat beberapa permainan dari Gara, tidak bisa di pungkiri lelaki itu memang cerdas memainkan beberapa tehnik pada bola.

Selang beberapa menit pembina kesayangan mereka meninggalkan lapang, kemudian disusul anggota lainnya.

"Semangat man," sahut Aldi seraya bersalaman ala mereka, Galih meresponnya dengan mengangguk tersenyum, "Congrats honey" kali ini Aldi menyalami Gara.

"Najis!" balas Gara.

Dari kejauhan, Aldi merangkul dan mengajak Kiren pergi menjauhi lapangan. Wanita itu dari tadi setia menunggu kekasihnya.

"Sorry Lih, gue gak ada maksud buat geser lo" ucap Gara menghangat menepuk pundak Galih yang sedang duduk selonjoran disampingnya.

"Santai aja, gue juga pengen kita menang minggu ini" tuturan Galih santai tapi seperti ada yang mengganjal di tenggorokannya.

Belakangan ini Galih memang kurang fokus, terkadang dia bengong di tengah permainan berlangsung. Ia seperti memikirkan sesuatu yang tidak pantas di pikirkan ketika berada di lapangan. Berbeda dengan Gara yang saat ini sedang berseri entah kenapa.

"Gak paham gue harus gimana lagi liat mereka"
"Rasanya, diantara kita masih ada yang belum tuntas" Galih memulai curcolnya.

"Lo yakin cerita ke gue? Yang notabennya gak tahu sama sekali?"

"Menurut lo?" satu sudut bibir Galih terangkat otomatis ketika menimpali pertanyaan Gara.

Gara semakin ingin melindungi Ara ketika mendengar cerita yang beruntutan dari mulut Galih, hati Gara tercubit. Ingin rasanya ia melayangkan bogeman di wajah pucat Galih. Satu, dua atau tiga kali, bahkan dengan senang hati.

Come on Ga, jangan sekarang.

Diantara mereka dulu terlibat cinta segi empat. Aldi mencintai Ara tapi Ara menyukai Galih, dan Galih malah menyayangi Kiren. Gara curiga, apa kedekatan mereka terjalin karena perasaan masing-masing?

KAHERO [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang