"Lho, kamu anak baru itu kan?" Bu Tina berpapasan dengan Gara yang sedang menyadarkan punggung di ambang pintu, ia terlihat mengenakan baju basket dan menekuk sebelah kaki ke belakang agar posisi badannya tetap berdiri.
"Sekarang udah bukan murid baru lagi kali Bu.." Gara celingak-celinguk, pandangannya mengamati kedalam ruangan, ia mencari keberadaan seseorang."Bimbingannya kelar bu?"
"Kamu nungguin Ara?" Bu Tina mengernyitkan alis meneliti ucapan Gara. "Ah ya, ibu duluan" terdengar merdu suara hentakan sepatu Bu Tina.
Tak lama Ara keluar dengan wajah yang datar, ia berjalan melewati pintu seakan tidak mengenali seseorang yang memerhatikannya dari belakang. "Gue pikir lo gak ngira gue patung ganteng" Gara segera bersuara sebelum wanita itu berjalan lebih jauh.
Ara membalikan badannya.
"Gara? Lo nungguin gue?" Ara berpura-pura kaget menghampiri Gara yang masih bersandar di pintu.
"Heh, lo bukan tukang kibul yang handal" Gara merangkul pundak Ara untuk mengirinya berjalan, gadis itu memutar kedua bola mata dan memajukan sedikit bibirnya.
"Badan lo lengket" Ara melepaskan tangan Gara yang tersampai di pundaknya, ia berjalan dua langkah di depan Gara.
Gara tersenyum.
Tiba di parkiran, Gara memakaikan helmet untuk Ara. Wanita itu diam, ia selalu menerima apapun yang di lakukan Gara untuk dirinya.
Motor Gara mulai berderu dengan kecepatan sedang. Tanpa diperintah, Ara menyembunyikan kepalanya di balik pelukan ternyaman.
"Lain kali jangan bilang lengket kalo ujungnya di peluk"***
Ara dan Gara memasuki sebuah toko, mereka sibuk memilih beberapa barang yang akan di jadikan kado di ulang tahun Kiren yang ke-18.
Ara meresa ingin memberikan jam tangan cantik agar bisa Kiren pakai setiap hari. Berbeda dengan Gara, ia tertarik dengan sebuah lukisan abstrak bernuansa feminin.
Tapi akhirnya mereka membeli dua-duanya dan di bungkus dalam satu bingkisan.
****
"Gara kok gak masuk? Trus itu apa?" Bunda melihat Ara masuk dengan menjinjing bingkisan.
"Dia capek abis latihan bun, ini kado buat Kiren" Ara berjalan menaiki tangga.
Bunda hanya ber-oh ria tanpa melepaskan konsentrasinya menonton sinetron.
Ara meletakan bingkisan di atas meja belajar. Tapi ketika itu, tiba-tiba mata Ara menangkap sebungkus coklat putih.
Astaga, gue lupa.
Sebegitu sayangnya Ara dengan cokelat pemberian Gara. Apa ia sekarang ia jadi lebay dalam hal cokelat?
Ara duduk dan mulai memakan coklatnya.
Taylor Swift - Gorgeous.
****
Keesokan harinya Ara berangkat sekolah tanpa Gara. Gara bilang pagi-pagi sekali ia harus menemani ibunya ke rumah sakit karena sesak nafas.
"Kalo lo berani gak dateng, gue bakar rumah lo!" Kiren memberikan invitation card. "Tumben lo sendiri, biasanya di kintilin sama si doi"
"Nyokap Gara sakit, jadi dia kudu nganter dulu ke RS" Ara menimpali Kiren dan duduk di sampingnya.
"Bukannya bokap Gara juga dokter?"
"Lo kata bokapnya dokter umum?"
"Yaudah si gak usah darting"
Percakapan mereka berlanjut sampai Bu Tina datang. Mereka berlatih untuk persiapan ujian nasional.
(Bel istirahat berbunyi)
Ara dan Kiren memasuki kantin, mereka memesan beberapa makanan. Tak lama Gara dan Aldi bergabung di meja yang sama.
"Gue kira undangannya buat besok, tahunya malem ini"
"Iya Di, papa gue besok ada kerjaan" Kiren menimpali Aldi dengan rilex.
"Serius Ren? Gue gak sempet baca soalnya hehe" Ara cengengesan.
Tiba-tiba Gara menyenggol tangan Ara yang ada di sampingnya, "Tadi pagi lo gak celaka kan?" Ia berbisik.
"Ih amit-amit! Otak lo jelek amat Ga" Ara memukul lengan Gara.
Gara menggenggam tangan Ara yang tadi bekerja memukul lengannya "Ya nggak, kan hero-nya elo lagi gak ada"
Ara berdecak "Gimana Ibu?" Ia berusaha memutar topik.
"Gapapa, lo niat jenguk?"
"Kapan-kapan lagi aja deh, kan kita harus ke rumah Kiren" Gara menganggukan kepala menimpali Ara.
Aldi dan Gara beranjak dari meja, "Yaudah kita ke kelas duluan, bye"
"Eh kalian gak makan?" Seru Kiren.
Kling!
Ara membuka ponsel.
Ka: gue jemput jam 7pm.
Ara melihat Gara berjalan sambil merunduk memainkan ponselnya, laki-laki itu menoleh dan tersenyum kepadanya.
-------------------------------------------------------------
Tak perlu lagi kau tanya siapa aku,
Sudah tahu bukan?
Aku lelaki biasa,
Akupun tak punya hal yang hebat,
Aku hanya punya tekad,
Tekad mendampingimu.Kahero G~
KAMU SEDANG MEMBACA
KAHERO [Complete]
Teen Fiction#1 in Good [28 Agustus 2019] #1 in Kasmaran [20 Februari 2019] #1 in Gara [20 Februari 2019] #1 in Jatuh Cinta [12 Oktober 2019] Ini adalah sebuah cerita yang di awali dengan perselingkuhan. Yang ada di hati Ara sekarang bukan Galih lagi, mungkin...