KALIAN TIDUR BERDUA? (42)

5.6K 230 1
                                    


Kiren: Ra, nginep di rumah gue kuy.

Ara membuka ponselnya yang tergeletak di kasur.

Me: Mager

Kiren: Gue tunggu

Ara menimang-nimang, ia juga sebenarnya suntuk di rumah sendiri karena orang tuanya sedang keluar kota.

Ara melihat jendela kamarnya, ia melihat hari akan semakin gelap. Bi Ina tidak mungkin mengijinkannya pergi sendiri, akhirnya ia memutuskan menghubungi sang pacar.

Me: Yang aku pen nginep di Kiren
Send!

Ara memutar-mutar ponselnya, ia berharap kodenya sampai pada Gara agar bisa mengantarkan ke rumah Kiren.

Kling!

Ka: Di rumah aja sama Bi Ina

Nyebelin!

Ara mengumpat dalam hati, pacarnya itu selalu tidak suka jika dirinya keluar malam tanpa di temani Gara.

Berbeda dengan Gara, lelaki itu bisa keluar sesuka hati untuk sekedar nongkrong malam bersama teman-temannya. Dan Ara mengizinkannya.

Ara turun menuruni tangga dan menemui Bi Ina di ruang tv.

"Bi.."

Bi Ina melirik Ara yang duduk di sebelahnya, "Eh" ia berekspresi seperti tertangkap basah karena sikap santainya menonton sinetron.

"Ih nggak papa, lanjut lagi aja" Ara mengambil camilan yang ada di meja, "Bi Moa mau nginep di Kiren, boleh ya?"

Bi Ina meneliti ucapan Ara "Memangnya ada acara apa?"

"Gak ada apa-apa sih, cuma kasian aja mama papanya lagi gak ada juga."

"Ya, tapi Kiren yang jemput kan?"

Di tengah langkahnya menaiki tangga, Ara sempat mendengar perkataan Bi Ina.

"Gak tahu.." Teriak Ara.

Begitu Ara membuka pintu kamar, ia langsung bersiap untuk meluncur ke rumah Kiren.

Oke, skarang aksi ke 2

Ara menggenggam ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Tut.. Tuttt..

Tut.. Tutt..

"Hallo"

"Yang.." rengek Ara pelan.

"Kenapa?"

"Udah siap nih, masa gak mau nganterin" rengek Ara dalam telponnya.

"Ck".

****

"Kok pake motor yang?" Tanya Ara ketika ia melihat pacarnya memarkirkan motor di depan rumah.

"Mobilnya di pake ayah" lelaki itu memberikan helmet untuk Ara.

"Ya udah yuk jalan."

Setelah menerima bujukan dari Ara, Gara mengiyakan rengekan kekasihnya itu. Ia merasa terpaksa dari pada harus membiarkan Ara naik taxi malam-malam sendiri.

Dalam perjalananya, mereka sama sekali tidak bertukar kata. Mungkin bawaan Gara juga yang setengah-setengah mengizinkan Ara untuk menginap di rumah Kiren.

Ara memeluk Gara perlahan dari belakang "Jangan marah dong.."  gadis itu berucap manja dan menghirup pundak kekasihnya dalam-dalam.

"Iya nggak."

KAHERO [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang