Berhubung sudah terbebas dari pelajaran, hari ini Ara, Kiren, Galih berangkat siang dan langsung ketemuan di kantin.
"Lusa bakal ada classmeeting, lo yang jadi perwakilan kelas kita ya Ra.. buat rapat sore ini"
"Kok gue sih? Gak ah, tau juga nggak.. maen tunjuk aja" Ara mendengus ketika Galih menyuruh dirinya untuk menjadi perwakilan kelas. Mana bisa Ara ikutan acara musyawarah-musyawarah, ikut eksul juga nggak.
"Ya iyalah gak tahu, orang diumuminnya juga kemaren waktu acara colorful, lo kan tumbang" celotehan Galih langsung di sambut tawaan Kiren.
"Sembarangan ya kalo ngomong!" Ara menuangkan satu sendok sambal ke piring syiomaynya Galih.
"Ih si Ara maenannya sambel, gak mau ah gue" Kiren yang sangat ogah dengan pedas bergidik menggeserkan piringnya dari Ara.
Di tengah keseruannya, diam-diam Ara membuka ponsel.
Me: 10 menit lagi aku tunggu di taman belakang.
Me: Kalo nggak, aku gibeng!Ka: Widih.. selo cantikkk.
"Jadi gimana Ra?"
"Kenapa?!"
"Ih.. lo gak dengerin kita?" Ara memasukan ponsel ke saku rok di sela-sela pembicaraannya. "Lo mau kan rapat ntar sore?" Tanya Galih.
"Liat ntar deh.. gue ke toilet dulu"
"Jurig toilet dasar!" Sahut Kiren.
****
"Kamu mau ngajak pacaran ya?" Ara menoleh ketika mendengar suara Gara dari belakang. "Btw, hari ini kamu cantik" Gara mencubit hidung Ara dan duduk di sampingnya.
"Gak capek apa bikin aku jatuh cinta terus?" Ara menimpal dengan polos lalu di jawab dengan tawa Gara yang terkesan kegirangan. "Bisa diem gak sih kamu? Kesel ah.. seriusan nih"
"Iya iya.. galak" Gara menjuntaikan tangannya ke belakang punggung Ara.
"Ayah bilang apa kemaren?" Ara mulai serius.
Gara menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan berusaha rileks, "Emm.. ya gitu, dia bilang gak usah ketemu kamu lagi." Walaupun Ara sudah menduga, tapi Ara tetap tidak terima atas keputusan ayah. "Tapi aku udah terlanjur jatuh cinta sama kamu, jadi aku harus terima konsekuensinya." Lanjut Gara tenang.
"Jadi apa yang akan kamu lakuin?" Raut wajah Ara tegang dan menunggu kata-kata Gara.
"Ya aku akan cari, gimana caranya supaya ayah kamu percaya lagi sama aku.. " tutur Gara sambil menumpangkan kakinya. "Semua orang pasti takut ya sama ayah kamu? Nyeremin sih.." Gara mengangguk-anggukan kepalanya.
Ara hanya menunduk tidak menjawab. Merasa wanita di sebelahnya mulai sedih, Gara mencoba menghiburnya "Tapi lebih nyeremin pacarnya.."
"Ih Gara.." Ara mengangkat wajahnya
Bunda bilang.. dulu sebelum menikah, ayah selalu protektif dan keras kepada siapapun yang menyakiti bunda. Jika ayah mendengar bunda lecet sedikit, ia bisa langsung memporak-porandakan siapa saja yang ada di dekatnya. Dan kejadian ini tidak jauh beda dari itu.
Bunda juga bilang, jika Ara harus bahagia mempunyai ayah yang selalu melindungi dirinya. Tapi apa sekarang waktunya Ara bahagia?
"Cowok itu punya harga diri Mo, tapi kamu gak usah takut.. everything's gonna be alright" melihat Ara meneteskan airmata, Gara menangkup kedua pipi Ara "I'm your man, so.. I can do it for u" Gara membawa Ara kepelukannya.
Ara merasa nyaman berada di pelukan Gara, ia tahu masalah Ayah bukan perkara gampang, tapi setidaknya ia bisa melupakan sejenak disini bersama Gara.
Mungkin empat hari kebelakang Gara memang memutuskan hubungannya, tapi Ara merasa peluk-pelukan ini adalah tanda bahwa dalam dirinya dan Gara masih saling membutuhkan. Tapi Ara juga tidak tahu hubungan apa yang tengah dijalaninya sekarang. Entahlah..
Sadar dari pelukan ternyamannya, Ara mendorong badan Gara "Jangan meluk! Nanti kalo ketauan orang gimana?" Ara mengusap pipi dan merapikan rambutnya yang berantakan. "Ga.. " panggil Ara manja.
Gara tersenyum, "Hmm".
Ara mengerucutkan bibirnya "Aku di suruh rapat classmeeting nanti sore.. kesel banget kan?"
"Kok bisa? Aku juga ikut rapat kok"
"Demi apa?" Sahut Ara antusias.
"Demi semesta alam beserta isinya.." ucap Gara meyakinkan, "Ya udah bareng aja.."
"Nooo.. nanti ketahuan dong" sergah Ara.
"Ketauan apanya sih, emang kita lagi backstreet ya?" Gara pura-pura menampakan wajah bingungnya.Ara berdecak kesal, "Ya kamu ngerti keadaan dong" Ara berdiri meninggalkan Gara sendiri.
Tapi baru tiga langkah, Gara sudah mencekal tangan Ara. "Eits.. Jangan lupa"
Ara berbalik menatap heran, "Jangan lupa sama aku" Ara tersenyum menggelengkan kepalanya, hanya dengan satu kalimat itu ia merasa layaknya ice cream di atas bara api. Meleleeeh.
Kata-kata itu memang sudah beberapa kali Gara ucapkan, tapi tetap saja Ara selalu merasa melayang jika mendengar langsung. Mungkin terkesan lebay, tapi rasa sayangnya Ara juga dulu tumbuh dari hal-hal yang berbau lebay.
-------------------------------------------------------------
Hari ini kamu lebih mengenalku,
Mengenal rinduku,
Mengenal rasaku,
Mengenal isi hatiku,
Yang di dalamnya hanya ada kamu.Nafichy M~
KAMU SEDANG MEMBACA
KAHERO [Complete]
Genç Kurgu#1 in Good [28 Agustus 2019] #1 in Kasmaran [20 Februari 2019] #1 in Gara [20 Februari 2019] #1 in Jatuh Cinta [12 Oktober 2019] Ini adalah sebuah cerita yang di awali dengan perselingkuhan. Yang ada di hati Ara sekarang bukan Galih lagi, mungkin...