"Sorry, lo pegel ya?" Ara menjauh dari dekapan lengan Gara yang menjadi bantal tidurnya dari tadi.
"Santai.." Gara malah mengeratkan rengkuhannya.
"Ga?" Ara menggerakan posisi badannya yang sedikit tidak nyaman karena ketiduran di sopa.
"Hmm"
"Lo kok bisa suka sama gue sih?"
"Emang kalo suka sama lo harus ada alesannya ya?" Gara menatap gadis yang masih tenggelam dalam dadanya.
"Tapi kan hubungan gue sama galih belom jelas, aneh aja lo mau sama gue"
Hening.
"Dengerin gue Mo" Gara beralih menangkup wajah Ara mensejajarkan pandangannya, "Dari awal ketemu, lo udah bisa bikin suasana awkward kalo kita lagi berdua" Gara tampak merangkai ucapannya, "Bahkan jauh sebelum lo tahu, hati gue tiba-tiba sakit waktu denger lo---"
"Gue kenapa?" Ara menatap heran karena tangkupan tangan Gara di wajahnya terlepas, lelaki itu mengalihkan pandangan seakan tidak ingin berbicara lebih lanjut.
"Kok diem?" Ara memajukan bibirnya, ia bertingkah manja dengan tidur di paha Gara. "Lo gak niat nyembunyiin apapun dari gue kan?"
Gara membuang nafas gusar, mana tega ia menyembunyikan hal sekecil apapun dari Ara.
Melihat Ara memainkan rambut dan tidur di atas pangkuannya, Gara merutuki dirinya yang tidak bisa melakukan apapun waktu itu.
"Awalnya Galih suka sama Kiren, tapi dia nyaman deket sama lo sampe akhirnya kalian jadian" ucapan Gara tertahan, ia seakan perlu banyak tenaga untuk menceritakannya.
"Galih gak ada maksud nyakitin lo, dia learn buat sayang sama lo"
Gara mengatur nafasnya, "Tapi waktu Aldi sama Kiren kemaren, dia malah bilang gak rela".
Ara sukses dibuat terkejut dengan penuturan Gara, ia sama sekali tidak menyangka hal ini akan terjadi.
Ara tidak pernah berpikir bahwa Galih tidak mencintainya, ia merasa Galih selalu menjadikannya prioritas.
But ternyata hanya Kiren yang bisa memikat Galih. Bahkan sampai di bulan ke tiga hubungan merekapun, Galih tetap tidak menginginkan Kiren dengan cowok lain.
It's so deep.
Ara diam tak bergeming, mulutnya susah untuk menuturkan perasaanya. Ara sangat pening dengan apa yang telah terjadi dengannya selama tiga bulan, tiga bulan bersama lelaki yang sekarang tidak di ketahui keberadaannya.
Jika saja sekarang Ara berada dalam film cartoon, mungkin ia sudah terbang mencari Galih. Ia ingin mengembalikan seluruh moments bersama Galih agar pikiran dan hatinya bersih kembali seperti dulu, seperti sebelum lelaki itu bersinggah di dirinya tanpa sengaja.
Ara malu, ia merasa seakan hanya dirinya yang mencintai dengan tulus.
"Apalagi yang lo tahu tentang gue dan Galih?" Setelah sekian menit mereka menggeluti pikirannya masing-masing, akhirnya Ara buka suara.
"Gak ada" Gara melirik Ara yang terdiam, "Lo boleh benci gue kalo lo ngira gue nyembunyiin ini dari lo".
"Gue benci sama lo" Ara mematikan tv yang sedari tadi nyala tapi tidak pernah menarik perhatiannya.
"Gue benci, gue benci kenapa lo selalu berhasil bikin gue yakin buat sayang sama lo dengan status gue yang gak jelas" Ara memukuli lengan Gara berkali-kali.
"Garaa, gue benci, benciii!" Ara kesal karena lelaki ini telah mengetahui semua tentang dirinya.
Tapi di sisi lain kekesalan Ara itu membuat ia lebih yakin jika Garalah pilihan yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAHERO [Complete]
Teen Fiction#1 in Good [28 Agustus 2019] #1 in Kasmaran [20 Februari 2019] #1 in Gara [20 Februari 2019] #1 in Jatuh Cinta [12 Oktober 2019] Ini adalah sebuah cerita yang di awali dengan perselingkuhan. Yang ada di hati Ara sekarang bukan Galih lagi, mungkin...