SEMALAM (25)

6K 227 0
                                    

Entah apa yang ada di dalam pikiran Ara petang tadi hingga membuat wanita itu lupa bahwa Gara telah melukai hatinya. Kekecewaannya benar-benar kalah dengan kebahagiaan yang tercipta saat berada di dekat Gara.

Tapi rasa bahagia yang Ara miliki ternyata tidak terbalaskan oleh Gara, Gara memilih untuk meninggalkan Ara-lagi setelah mengangkat telpon. Ara sendiri tidak tahu siapa yang semalam menelpon Gara sampai ia dilupakan begitu saja, sepenting apa orang itu di mata Gara?

Ketakutan yang Ara rasakan tadi malam benar-benar membuat ia stress, di tinggal sendiri di tempat yang tidak layak membuat Ara gemetar tak terkendali. Walaupun tidak ada yang macem-macem, tapi nyali Ara sukses menciut ketika berusaha keluar sendiri dari warung kopi itu.

Flashback

"ARA?!"

"Astaga.. ini beneran lo?!" Juna kaget ketika hendak menginjak rem tiba-tiba wanita yang ia curigai mirip dengan Ara masuk begitu saja ke dalam mobilnya.

Ara tidak berani menjawab atau sekedar menatap Juna, ia hanya menangis bisu dan menunduk. Ara bersyukur karena mobil Juna lewat ke depan dirinya ketika sedang menahan tangis di pinggir jalan. Mungkin kalau tidak ada Juna, Ara bisa di kira orang gila.

"Lo kok bisa ada di sini sih Ra?"

"Oh.. gue tau pasti si brengsek itu kan yang bawa lo ke tempat laknat kek gini?" Dengan sarkastis Juna melirik Ara yang duduk di sebelahnya sebelum tancap gas.

"Tega ya dia biarin lo jalan sendiri malem-malem, mana di depan warkop lagi, bener-bener dah tu orang!"

"Gue udah tau segalanya.. apapun tentang dia, dan lo harus tau si Gara yang lo bangga-banggain itu ternyata cuma anak jalanan Ra.. hahaha" Juna tertawa senang tanpa melepas stirnya.

"Buktinya lo di giniin.. mulai sekarang lo gak perlu belain dia depan gue, gak perlu lo halang-halangin gue buat ngasi pelajaran sama dia!" suara Juna tiba-tiba meninggi.

"Gue kenal lo udah lama Ra, gue tau mana yang baik buat lo, dan si Gara gak ada pantes-pantesnya jadi cowok lo--"

"TRUS YANG PANTES SAMA GUE SIAPA HAH!? ELO?!" Amarah Arapun meledak membuat Juna diam.

###

Pagi ini Ara sadar, bahwa ia seperti tidak ada artinya lagi untuk Gara. Kejadian yang bertubi-tubi itu seolah skenario cantik yang di rancang matang-matang, yang tentu saja sangat melukai hati Ara. Lelaki itu seolah hanya ingin mempermainkan Ara dengan cara menarik ulur perasaannya.

Dengan mata yang sembab, muka galau, jalan gontai, Ara turun ke bawah mengacuhkan bunda dan ayahnya yang sedang sarapan di meja makan. Ara tidak basa-basi pagi ini membuat kedua orang tuanya saling pandang, Ara langsung menaiki taksi yang sudah ia pesan sebelumnya untuk berangkat ke sekolah.

***

"Ra.. kok diem sih? Cepet ah laper nih gue" Kiren yang sudah berdiri dari duduknya membuyarkan lamunan Ara, dia menyipitkan mata ketika memperhatikan Ara sedang mencoret-coret buku bagian belakangnya.

"Gara.."

"Kok Gara?!" Sahut Ara antusias merespon ucapan Kiren.

"Nih.." Kiren menunjuk tulisan Ara yang ada di bukunya.

Sial, mikir apa sih gue.

Ara hanya membuang nafas gusar menyadari tingkah anehnya.

"Elah.. malah bengong, ayok ah" Kiren memutarkan kedua bola matanya pertanda kesal.

KAHERO [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang