PELUKAN DAN BERBAGI (44)

5.7K 227 1
                                    

"Kasian gue liat Juna sampe segitu terpukulnya" ucap Kiren pada Aldi yang sedang duduk di depan rumah Juna, Aldi mengusap punggung gadisnya dengan lembut.

Setelah mereka mengucapkan bela sungkawanya pada Juna,  Kiren dan Aldi memilih untuk memisahkan diri dari keluarga besar yang kini sedang berduka cita. 

Siska meninggal karena kanker payudara hingga dua tahun lamanya. Jenazah Ibu satu anak itu sudah di makamkan tadi sore hingga Kiren tidak bisa melihat untuk yang terakhir kalinya. Kiren yang memang mengenali Siska merasa Iba, bayangkan saja ia menjalin sahabat dengan Juna dan Ara sejak dari bangku SD. Tapi ketidak tahuan dirinya tentang penyakit yang di derita Siska membuat hatinya semakin merasa bersalah,  karena di tahun-tahun itu Kiren dan Ara memutuskan untuk berbeda sekolah dengan Juna. 

Drtt.. drtt..

Kiren mengusap tangisnya dan berdiri merogoh ponsel yang ada di jeans hitamnya.

"Hallo Ra"

"Gue otw sama Gara"

"Yaudah hati-hati"

"Tungguin"

"Iya gue tungguin"

Setelah sambungannya terputus, Kiren kembali memasukan ponselnya. 

"Ara lagi otw sama Gara" ucap Kiren.

"Ya bagus deh, lagian masa iya tu si curut gak ngebolehin Ara kesini" jawab Aldi.

Tidak lama dari itu, Aldi dan Kiren melihat mobil yang baru saja terpakir diantara deretan mobil-mobil yang lainnya.

Ara dan Gara keluar dari mobil yang sama-sama memakai kaos hitam, terlihat Gara berjalan di belakang Ara sambil mengunci mobilnya dengan remote. Mereka berjalan mendekati Aldi dan Kiren.

Tiba-tiba saja Kiren memeluk Ara dengan sedih, "Tante Siska baik banget sama kita Ra, hikss.."

Ara diam membeku, ia tak menyangka Siska bisa secepat ini meninggalkan dirinya yang belum sempat bertemu lagi  setelah beberapa tahun kebelakang. 

Dibalik kaca mata hitamnya, Gara bisa melihat Ara menahan tangis hingga gadis itu tidak membalas pelukan Kiren. "Kita masuk dulu" ucap Gara datar.

Gara dan Ara memasuki rumah mewah Juna yang ramai dengan orang berpakaian serba hitam.

Tak butuh waktu lama, Gara menangkap keberadaan Juna yang sedang duduk melamun di pojokan sendiri. Lelaki itu membiarkan Ara menyapa semua keluarga Juna sendirian, dirinya lebih memilih menghampiri dan duduk di samping Juna.

Gara menepuk pundak Juna menyadarkan kehadiran dirinya yang hanya di balas dengan tatapan oleh Juna.

"Mamah gue sayang banget sama cewek lo"

Gara yang mendengar pernyataan Juna langsung melirik gadisnya dari kejauhan, ia paham jika Siska menyayangi Ara karena Ibunya sendiripun sangat sayang padanya. 

"Dia yang suka minta gue buat merjuangin Ara" Juna berkata lagi kepada lelaki disampingnya.

"Lo yang sabar Jun." jawab Gara singkat.

"Sampe malem tadi, papa gue baru bilang berhenti buat ngejar Ara" pandangan Juna tetap lurus kedepan, ia berbicara pada Gara seakan sudah merelakan mantannya itu.

Ara berjalan mendekati Gara, wanita itu hanya berjabat tangan dengan Juna tidak lebih. "Gue minta maaf Jun, gue gak pernah nengok tante Siska selama ini" Ara meneteskan airmatanya melihat Juna yang hanya diam melamun. 

"Gue cuma minta kalian buat doain mama gue."

Tidak ada yang berbicara setelah itu, Ara menunduk sedih  berlinang air mata tanpa suara.

KAHERO [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang