"Bunda?"Dengan tangkas Ara mengelap wajah bekas basuhan tadi dengan punggung tangannya sendiri.
"Ada apa bun?" lanjut Ara bertanya pada bunda yang tiba-tiba saja masuk kamar.
Bunda mendekati Ara yang saat itu merapikan rambut di depan meja rias, "Ketemu ayah di bawah yuk.. "
Ara mengernyitkan alisnya, "Ada apa emangnya? Kalo soal kemarin, Moa ikut aja sama maunya ayah."
Yesi tidak menjawab, ia hanya tersenyum manis meletakan sisir yang tadi Ara pakai dan menuntun anaknya untuk turun ke lantai bawah.
Ketika di satu pijakan anak tangga yang Ara lalui, ia melihat Ayah dan satu orang lelaki sedang duduk di ruang keluarga. Tentu saja lelaki itu sangat tak asing baginya, ya.. Gara.
"Bun?"
"Jangan banyak nanya dulu," hanya itu yang Yesi jawab atas pertanyaan anaknya, yang pastinya meminta penjelasan mengapa Gara bisa duduk berdua dengan Yoga.
Setelah Ara duduk satu kursi dengan Yesi, Yoga mulai berdehem.
"Langsung saja.. "
"Saya ingin bertanya beberapa hal ke kamu.. " ucap Yoga yang tentunya tertuju pada Gara.
Gara yang duduk tepat lurus dengan Yoga mengangguk mengiyakan keinginannya.
"Saya bukan pria yang terlalu mengerti bagaimana cara anak muda menjalin hubungan di zaman sekarang, tapi saya disini berperan sebagai ayah dari gadis yang sudah berulang kali kamu sakiti hatinya.." Yoga berbicara dengan penuh penekanan dan sangat tegas.
"Wajar bila saya marah karena kamu melanggar perjanjian untuk ke sekian kalinya, tapi saya juga bukan pria yang tidak mau mendengar penjelasan.. jadi jelaskan!" Terasa aura di ruangan itu tiba-tiba mencekam dan menusuk siapa saja yang ada disana.
Gara mulai menatap lekat-lekat mata elang Yoga, "Jadi.. beberapa waktu kebelakang.. Terresa, teman saya dia mau mencoba bunuh diri. Mau tidak mau saya harus ada disana"
Ara yang baru mendengar sepenggal penjelasan dari mulut Gara ternganga.
"Dia melakukan itu karena prustasi melihat Juna dengan kondisinya yang ya----- saya yakin ayah Yoga pasti sudah tahu tentang Juna dan Borne. Dan ketika Juna tahu Terre melakukan itu, dia malah bunuh diri di ruang inapnya sendiri."
"Apa?! Jadi sekarang----------"
Jantung Ara seakan mau lepas, di luar dugaannya Juna melakukan hal itu. Tangisnya pecah membayangkan sahabat sekaligus mantan kekasihnya pergi secepat ini.
"Iya, Juna meninggal. Berita ini segaja tidak di sebarkan karena permintaan keluarga."
Sebenarnya kemarin saat Juna bunuh diri, Gara ingin langsung menghubungi Ara, tapi keluarganya meminta tutup mulut, dan lagi waktu itu Terre masih dalam keadaan kritis.
Yoga mengerti posisi Gara, but ia tidak membenarkan Gara sengaja tidak memberi kabar selama itu. Tidak harus membutuhkan waktu lima menit untuk menghubungi Ara agar tidak khawatir, sudahlah.. ini sudah terjadi.
Mengingat penculikan Ara waktu itu, Yoga tidak memungkiri jika ia sangat benci Juna dan Borne. Dan dulu Yoga sempat berniat menjebloskan Juna ke penjara menyusul Borne ketika sudah keluar dari rumah sakit.
"Lantas urusannya kamu menjaga Terresa apa?"
Ara setuju dengan apa yang ayahnya katakan, harusnya Gara tidak perlu terlibat dalam masalah Terre. Kecuali lelaki itu memang sengaja masih menyimpan rasa pada Terresa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAHERO [Complete]
Ficção Adolescente#1 in Good [28 Agustus 2019] #1 in Kasmaran [20 Februari 2019] #1 in Gara [20 Februari 2019] #1 in Jatuh Cinta [12 Oktober 2019] Ini adalah sebuah cerita yang di awali dengan perselingkuhan. Yang ada di hati Ara sekarang bukan Galih lagi, mungkin...