Setelah selesai berkutat dengan soal-soal matematikanya, Ara keluar dari ruangan Bu Tina. Sambil berjalan melewati lorong, ia menunduk memainkan benda pipih dan mencoba menghubungi sahabatnya.
''Lo dimana sih?''
''Pokoknya gue tunggu 5menit lagi di gerbang, kalo nggak gue tinggal!''
Ara memutuskan sambungan telponnya dengan Kiren, ia berjalan sendiri menuju gerbang.
Sore ini Ara dan Kiren berencana menyaksikan para pacarnya bertanding basket. Unfortunately, Ara ada bimbingan dan Kiren ada meeting sama pembina chrees yang dulu.
Jika saja pertandingan ini tidak begitu penting untuk Gara, mungkin Ara akan sedikit santai. Tapi pertandingan ini sudah sejak lama di tunggu-tunggu, bahkan jauh sebelum Gara menjadi kapten.
Belum ada sejarahnya sekolah mereka mengalahkan tim basket SMA sebelah itu, karena SMA sebelah memang sangat jago dalam permainannya. Dan sekarang, tim Gara akan bertanding di kandang lawan. Tentu saja, Gara ingin menjadi kapten yang membawa semangat baru untuk teman-temanya.
"Ayo Ra, kita udah telat" Kiren yang baru datang langsung menarik tangan Ara.
"Pak stop!" Ara dan Kiren serempak menyetop taksi yang lewat.
****
"Kayaknya mereka belum main deh Ra, kita liat kebelakang aja gimana?"
"Kita langsung masuk aja, bentar lagi juga mulai" Ara menyarankan untuk masuk ke lapang tertutup yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.
Ara dan Kiren duduk di kursi paling depan bergabung dengan teman-teman sekolahnya. Tak lama Gara n' friends memasuki lapangan di ikuti oleh tim lawan.
Ara melemparkan senyuman mautnya ke sang pacar yang sedang berada di tengah lapang.
"Lo?" Kiren mengernyit tidak paham melihat senyuman kedua sejoli itu.
"Kenapa gue?"
"Jangan bilang..."
"Iya, gue udah taken"
"DEMI APA LU NYONG?!"
"Nanti aja, jangan bikin gue curhat disini napa ah" Ara memokuskan kembali pandangannya ke pemain bernomor punggung 9.
Lambungan bola pertama pertanda permainan di mulai. Sorak-sorai penonton memadati suasana, mereka terkagum dengan permainan yang kuat antar tim.
Sampai di pertengahan permainan, tim Gara unggul lebih banyak dari lawannya.
"Salah gak sih kalo gue pengen lo balik lagi sama gue?"
Ara menghela nafas berat, ia menegakkan punggungnya mendengar suara itu. Suara yang belakangan ini sangat Ara benci.
"In your dream" Ara memutar kedua bola matanya membalas perkataan mantan sahabat sekaligus mantan kekasihnya itu. Ara benci, Juna selalu datang tanpa disangka.
Juna yang tiba-tiba duduk di samping Ara mengendus kesal.
"Lo mau pacar baru lo itu kalah?" Juna mencubit dagu Ara dengan cepat, ia sengaja melakukan hal itu agar Gara melihatnya.
"Bisa diem gak si lo?" Ara mengibaskan tangan Juna, gadis itu tidak mau Gara kehilangan fokus.
Dan benar saja, Gara menangkap keberadaan Juna diantara kursi penonton.
"Rusuh banget sih, diem deh lo Jun! Ayang gua lagi main nih, ganteng banget dia anjir! Gak salah gua whole heart sama Aldi" Ketus Kiren.
PLAKK!
KAMU SEDANG MEMBACA
KAHERO [Complete]
Teen Fiction#1 in Good [28 Agustus 2019] #1 in Kasmaran [20 Februari 2019] #1 in Gara [20 Februari 2019] #1 in Jatuh Cinta [12 Oktober 2019] Ini adalah sebuah cerita yang di awali dengan perselingkuhan. Yang ada di hati Ara sekarang bukan Galih lagi, mungkin...