"Tumben bawa cewek, idih.. basah-basahan" Dela melihat Gara dan Ara melewati pintu rumah. "Hay, Dela.. kakak namanya siapa?" Sambut Dela ramah menyodorkan tangan ke Ara untuk bersalaman.
"Moara" Ara tersenyum menyalami Dela.
"Jalanan ujan kali! Udah sana kasi pinjem baju dia," Gara mengintruksikan adiknya.
"Mo, lo ganti baju dulu sama Dela, gue ke atas"
"Gak usah, lagian seragamnya gak basah-basah amat Ga" Ara mendekap jacket Gara yang tadi sempat ia pakai.
"Tugas cewek cuma nurut aja sama cowoknya" Gara mengisyaratkan Dela untuk membawa Ara, dia menaiki anak tangga yang tersambung ke kamarnya.
"Serem" Dela mencibir sang kakak, "Ayo kak" ia membawa Ara ke kamarnya.
****
"Kak, emang kakak ceweknya Kak Gara?" Dela membuka lemari baju.
Ara diam duduk di ujung kasur, ia menimang-nimang jawaban dari pertanyaan Dela yang benar-benar fulgar untuk mereka yang baru kenal. Tapi mungkin Dela kepo juga tentang kakaknya.
"Nih ka sweater sama jeansnya, itu belum pernah Dela pake kok" Ara ngangguk menerimanya dan segera ke kamar mandi.
Dari pantulan cermin Ara melihat badannya yang pas memakai baju Dela, ia merasa minder dengan posturnya yang sama dengan anak kelas satu SMA.
"Ih pas banget yah baju Dela di badan kakak" kata Dela ketika melihat Ara keluar dari kamar mandi.
"Iya nih Del, badan kita samaan. Kakak keliatan bocah banget ya?"
Dela hanya tertawa pelan.
Mereka mulai berbincang, tidak lama untuk menjalin keakraban dengan adiknya Gara karena orangnya sangat welcome. Dela bercerita jika hari ini sekolahnya hanya setengah hari karena ada rapat, ia juga cerita alasannya tidak satu sekolah dengan Gara.Ternyata Dela tidak mau teman-temannya membandingkan ia dengan Gara.
Punya adik kayaknya seru ya.
Dela cerita jika sebelumnya ia lahir dan beberapa tahun menetap di Bandung sampai akhirnya harus pindah ke Jakarta, Dela juga bilang jika Gara sempat marah kepada ayahnya karena kepindahan yang sekarang.
"Mo, Ibu lagi diluar tungguin bentar ya" Gara masuk ke kamar Dela.
Dia sudah mengganti seragamnya dengan kaos rumahan dan jeans selutut. Right man.
"Kak, Kak Moa pacar kakak bukan si?" Tanya Dela, "Abis tadi Dela nanya gak di jawab".
"Iya, Moa pacar kakak"
Oke, Ara merasa ia ingin lompat terbang ke langit ke tujuh lalu menari disana bersama angin, menggapai bintang di temani bulan. Aih bahagia sekali rasanya mendengar Gara mendeklarasikan hubungannya.
"Mo, ikut gue bentar" Gara menarik tangan Ara.
"Del, kakak keluar dulu" Ara memandang Dela mengangguk pertanda balasan.
Gara mendaratkan tangannya mendekap sebelah pundak Ara, mereka berjalan beriringan ke taman belakang.
Mereka duduk di sebuah kursi panjang yang terbuat dari kayu. Suasana pekarangan rumah jadi sangat asri ketika beberapa bunga kecil tumbuh dengan indah, Ara berpikir Ibunya Gara yang menata ini semua.
"Ayah lo kemana Ga?" Ara mencoba membuka suara, ia tidak pernah betah dengan keheningan yang di cipatakan Gara.
"Lagi ada operasi di rs katanya" jawab Gara.
"Wah, Ayah lo dokter ya?"
"Jadi ini to yang pengen kakak kenalin ke ibu" Suara ibu-ibu terdengar dari belakang membuat Ara dan Gara menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAHERO [Complete]
Teen Fiction#1 in Good [28 Agustus 2019] #1 in Kasmaran [20 Februari 2019] #1 in Gara [20 Februari 2019] #1 in Jatuh Cinta [12 Oktober 2019] Ini adalah sebuah cerita yang di awali dengan perselingkuhan. Yang ada di hati Ara sekarang bukan Galih lagi, mungkin...