"Nanti sore gue ngegym bareng Aldi, ikut yuk.."
Ara dan Kiren berjalan melewati koridor menuju kantin.
"Mau ih mau.." Antusias Ara.
Kenapa Gara gak jemput gue di kelas? Oke.. not a big wrong.
Sudah seperti kewajiban ketika istirahat Gara selalu datang ke kelas Ara untuk menjemputnya ke kantin. Tapi hari ini kewajiban itu seolah terlupakan atau apalah, Ara juga tidak tahu alasannya.
Ara berpikir positive, dia menepis semua perkiraan buruknya. Mungkin sekarang Gara sedang duduk di kantin menunggu dirinya. Semoga saja..
Benar, mata Ara menangkap keberadaan Gara dan Aldi di meja kantin.
"Di, gue ngajakin si Ara buat ntar sore" Kiren dan Ara bergabung di meja dua lelaki itu.
"Kalo ada Ara, lo juga pasti ikut dong?" Aldi melirik Gara yang sedang memainkan games di hpnya.
"Huh-- ya.. ya.." Gara mendongkak sebentar kemudian nunduk lagi memainkan ponselnya.
"Ga.." merasa terasingkan, Ara mencoba menyadarkan Gara akan kehadiran dirinya.
Gara mengangkat kepala menemukan Ara di depannya. Dengan segera ia menyimpan hp ke saku seragam, lelaki itu tersenyum. "Mau makan apa?"
Dengan wajah sendu, Ara memperhatikan Gara "Samain aja".
"Kita udah makan kok tadi" sambil menanggapi kerutan alis Kiren, Aldi mengangkat bahunya pertanda tidak tahu-menahu dengan gelagat Gara.
"Ya udah.. kita pesen sendiri aja yuk Ra" Kiren berdiri mengajak Ara untuk memesan makanan.
Mungkin ini akibatnya lo dulu terlalu manjain gue, gampang baper.
***
"Mereka kenapa sih Di.. Apa mungkin mereka lagi ada masalah?" Kiren melihat Ara dan Gara seperti sedang berbicara serius tidak jauh dari posisinya yang berada di parkiran.
Ketika bel pulang berbunyi, Aldi dan Kiren meninggalkan Ara sendiri di dalam kelas. Ara menunggu Gara yang katanya minta pulang bareng.
"Ga usah ikut campur urusan mereka babe.." Aldi segera naik dan menyalakan mesin motor.
"Eh.. gue mah bodo amat kalo masalah si Gara, tapi kalo Ara---" Kiren menggantungkan kata-katanya melihat Aldi yang tampak kesal karena ia tidak naik juga ke motor.
"No matter what you said" Aldi menjalankan motornya sesaat setelah Kiren ready.
Sedangkan di sisi lain, Ara dan Gara meninggalkan parkiran sekolah. Motor yang di kendalikan Gara melaju dengan kecepatan sedang, Ara mendekap perut Gara.
Entah mengapa Ara merasakan sakit di bagian dada kiri akibat kejadian tadi, padahal itu sama sekali bukan suatu kesalahan besar yang dilakukan Gara.
Selama ini Gara tidak pernah mengacuhkan dirinya, walaupun terkadang dia dingin tapi Gara selalu berhasil membuat Ara tertawa setiap hari. See.. Hari ini Ara tidak tertawa.Please Gara.. lo jangan kayak gini, rasanya gak enak.
Ara mengeratkan pelukannya.
Sebelum Gara menyalakan motor, Ara sempat bertanya tentang keadaan Ibu, mungkin saja alasan Gara seperti ini karena Ibu sakit lagi. Tapi jawaban yang di berikan Gara membuat hati Ara tambah mencelos, 'coz Ibu baik-baik saja.
Ara memperhatikan jalanan, dia mengenali kemana arah laju motor Gara sekarang, green lake.
Gadis itu mengulum senyum di balik punggung Gara. Merasa dirinya akan bahagia.. Ara sedikit lega, paling tidak Gara masih sadar menebus kesalahannya dengan membawa Ara kedanau.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAHERO [Complete]
Teen Fiction#1 in Good [28 Agustus 2019] #1 in Kasmaran [20 Februari 2019] #1 in Gara [20 Februari 2019] #1 in Jatuh Cinta [12 Oktober 2019] Ini adalah sebuah cerita yang di awali dengan perselingkuhan. Yang ada di hati Ara sekarang bukan Galih lagi, mungkin...