"Soda tiga" titah Gara pada mbok, wanita paruh baya itu membukakan pintu menyambut tiga orang lelaki yang katanya most wanted di sekolah.
See? Bukan hanya Ara, keluarga atau sahabat yang menyadari perubahan sikap Gara, mbok juga menyadarinya. Bahkan kali ini lebih dingin dari sebelum tuan mudanya pamit ke rumah Juna.
"Mbok kripiknya yaa.. "
"Gua snack yang banyak mbok.. "
"Ahh.. Mbok cantik deh, molek pula"
"Pokonya mbok gua pada muuu.. "
BRUKK!!
Gara yang berjalan mendahului kedua mahluk astral itu menutup pintu kamar dengan kencang, ia pusing mendengar ocehan sahabatnya yang sangat-sangat unfaedah.
Menurut Gara, Galih dan Aldi lebih pantas di gusur ke RSJ. Lihat saja kelakuan mereka, tadi main jatos sekarang adu mulut. Lenje banget..
Tapi bagaimanapun Gara tetap berterimakasih dalam diam, ia salut persahabatannya bisa sekokoh ini padahal posisinya kini sedang di ujung tanduk. But Gara ya Gara, ia tetap saja datar.
"Ga anjir buka!" Aldi dan Galih menggedor pintu kamar sekuat tenaga, setelah merasa capek akhirnya Garapun mengalah membuka pintu kamarnya.
Saat ini ketiga sahabat itu sedang bercanda gurau di balkon kamar, lebih tepatnya Aldi dan Galih yang terus bersuara. Gara hanya sedikit bicara jika ia pernah bilang pada Ara bahwa Teressa sekedar pacar sahabatnya di Jakarta, tentu saja itu bohong.
Ketika si mbok datang membawa tiga kaleng soda dan beberapa makanan ringan diatas nampannya, Aldi dan Galih ribut makan.
Tidak dengan Gara, ia hanya memetik ramdom gitarnya. Lelaki itu menatap lurus beberapa benda di depan tatapan malamnya yang gelap, ada separuh jiwanya yang sakit saat Teressa menciumnya tadi, otaknya juga seakan merekam kata-kata Galih.
lo salah Ga, lo salah, LO SALAH SETAN!!
Kata kata itu terus terngiang seakan menghantui. Terus seperti itu hingga Gara semakin malas untuk berbicara, bahkan berbicara pada diri sendiripun merasa salah. Karena apa? Gara sadar ia telah melukai gadis yang selama ini memiliki hatinya.
Drtt.. Drttt..
Refleks tiga pasang mata menatap ponsel Gara yang bergetar di meja.
Moa is calling..
Padangan Gara, Aldi dan Galih beradu. Mereka seakan saling bertanya entah pada siapa, dan entah karena apa. Percaya atau tidak seketika nyali Gara menciut melihat siapa yang menelponnya di tengah malam.
Terdengar lemah memang membicarakan Gara yang segitu takut akan kesalahannya pada Ara. Jika kalian lupa, dulu Aldi pernah bilang bahwa Gara memang bloon kalo soal cinta.
"Lo atau gua yang ngangkat?" tantang Galih pada Gara, Galih yang kini sedang memegang ponsel Gara tersenyum setelah menekan tombol hijau.
DAK!
Dengan cepat Gara menendang kaki Galih dan merebut ponselnya.
"Ya sayang" ucap Gara pada seorang gadis di seberang sana.
"kamu kok belum tidur? itu siapa lagi kok rame banget?"
"jam 1 malem belum tidur juga hmm? iya dua anak tuyul lagi nginep"
Tak lama Gara mendapat jitakan dari kedua sahabatnya, bukan hanya jitakan tapi makian.
Ya makian yang menyatakan jika Gara memanggil Ara dengan sayang hanyalah topeng untuk menutupi kesalahannya, munafiklah, pereslah, apalah lagi itu..
KAMU SEDANG MEMBACA
KAHERO [Complete]
Fiksi Remaja#1 in Good [28 Agustus 2019] #1 in Kasmaran [20 Februari 2019] #1 in Gara [20 Februari 2019] #1 in Jatuh Cinta [12 Oktober 2019] Ini adalah sebuah cerita yang di awali dengan perselingkuhan. Yang ada di hati Ara sekarang bukan Galih lagi, mungkin...