"Kirennya mana?" Tanya Ayah.
Gara menghampiri dan menyalami Ayahnya Ara, "Kiren sama Aldi Om, tadi kita gak sengaja ketemu."
Seperti biasa raut wajah yang di tampilkan Ayah sangat datar, tidak ada tanda-tanda ingin ngamuk ataupun berseri. "Masuk Ga.." Ara menawarkan.
"Gak usah, aku langsung pulang aja"
"Lagipula ini belum terlaru malam, Om tunggu di dalam.." Ayah mendahului mereka memasuki rumah.
Dalam hatinya Gara sangat ingin sekali bertamu ke rumah Ara, sudah lama ia tidak bertemu dengan bunda/ayahnya Ara. Mungkin sekarang mereka bertanya-tanya tentang Gara yang tidak lagi menampakan dirinya, tidak lagi berkunjung, atau sekedar antar jemput anaknya. Gara sangat merindukan segala sesuatu yang bersifat Ara, termasuk rumahnya. Tapi ia tidak tega meninggalkan adiknya yang sedang tertidur di dalam mobil, "Kalo gitu aku bangunin Dela dulu"
"Kamu masuk aja, biar aku yang kesana" Ara mengusap lengan Gara.
Anjir! Kok gue jadi beranian gini sih
Gara tersenyum senang, ia senang sekali di perlakukan se-special ini. Dalam hatinya Gara berterimakasih pada Dela, adiknya itu seolah merancang rencana untuk membuat hubungannya dengan Ara menjadi baik, bahkan lebih baik. Awalnya Gara memang akan memenuhi keinginan adiknya untuk menonton film, tapi ia tidak menyangka jiga Ara menyetujui usulan Dela.
Dalam bayangan Gara, Ara akan menolak atau meminta pulang sendiri. Tapi ini lebih dari expected Gara.
Gara mengikuti Ayah, mereka duduk di ruang tamu yang telah di sediakan minum dan beberapa camilan oleh Bi Ina.
"Ga.. kita di atas" Gara mengangguk melihat dua wanita yang ia sayang berjalan menaiki tangga.
Ayah dan Gara duduk diantara papan catur yang ada diatas meja. Catur bisa membuat keakraban sendiri antara Ayah dan Gara, ini yang biasa mereka lakukan jika Gara bertandang ke rumah Ara.
Ayah meneguk sedikit tehnya "Let's play".
***
"Ibunya kakak mana? Kok gak keliatan?"
"Jam segini bunda udah tidur.. Adik tidur lagi aja, kakak mau ganti baju dulu.." Ara berjalan ke kamar mandi.
Rasa kantuk Dela hilang seketika setelah melihat kamar Ara yang sama persis seperti kamar yang Dela impi-impikan. Tapi Dela sadar, kamarnya tidak akan serapi kamar Ara 'coz ia menyadari dirinya yang berantakan, sedangkan Ara sangat perfectionist.
Kamar Ara menandakan jika pemiliknya benar-benar feminin, benda-bendanya tertata rapi sesuai tempatnya, "Kak, adik pernah denger Kak Gara sama Kak Aldi berantem hebat.." Dela yang sedang sibuk memandangi beberapa benda sadar jika Ara sudah keluar dari kamar mandi.
"Waktu itu adik di suruh Ibu nganterin camilan ke kamar Kak Gara, tapi sebelum masuk.. adik denger nama Kak Moa di sebut.." Dela mengamati beberapa benda pemberian dari Gara. Benda-benda yang berderet diatas meja belajar itu diakui sweet, Dela tidak menyangka jika kakaknya yang so cool bisa jatuh hati pada wanita seperti Ara.
"Apa yang kamu denger?" Ara mendudukan dirinya di samping kasur. Ia ingin mencerna kata-kata yang akan Dela keluarkan, karena menurutnya penjelasan ini mungkin akan membuat hatinya menjadi lebih ringan.
"Kak Moa salah paham, Kak Gara ninggalin kakak murni karena Ibu.. Waktu itu Ibu drop dan harus cepet di bawa ke rs" Dela menyamakan duduknya dengan Ara. "Sampe sekarang.. Ibu sakit--"
"ASTAGA! Cepet kalian balik, bukannya Ibu minta di beliin makanan?!" Ara menyeret Dela keluar kamar.
"Kak Gara udah ngabarin Ayah kok, jadi kakak jangan khawatir.." sergah Dela. "Lagian kakak belum denger penjelasan Dela semuanya, jadi please kak please--"
"Kakak sama Kak Gara udah baik-baik aja, udah sekarang kalian balik ya!"
Ara dan Dela turun menemui Gara di ruang tamu. Ara merasa tidak enak karena ia menjadi penghambat dua kakak beradik itu. Ara sayang sama Ibu, Ara mengkhawatirkannya.
Ayah menengadah menyadari Ara dan Dela turun dari lantai atas "Urusan kita selesai.."
-------------------------------------------------------------
Meskipun susah,
Berlari itu penting,
Lari kemana kau lari,
Jangan hiraukan lelah,
Jangan hiraukan diam,
Karena diam dan lelah tidak akan mengubah.Nafichy M~
KAMU SEDANG MEMBACA
KAHERO [Complete]
Teen Fiction#1 in Good [28 Agustus 2019] #1 in Kasmaran [20 Februari 2019] #1 in Gara [20 Februari 2019] #1 in Jatuh Cinta [12 Oktober 2019] Ini adalah sebuah cerita yang di awali dengan perselingkuhan. Yang ada di hati Ara sekarang bukan Galih lagi, mungkin...