Dan tibatiba xiumin tertawa melihat pipi, celemek, dan baju chen kotor karna terkena noda makanannya.
"Aigoo chen hahaha, kau..""Minie, aku kan baru pertama kali memasak. Jadi wajar saja jika aku berantakan seperti ini hehe." Tawa kecilnya,
"Ah yasudah, ayo makan dulu." Chen duduk disamping xiumin.
"Chen, aku makan sendiri saja." Xiumin yang berusaha mengambil piring dari tangan chen, ditangkis pelan oleh chen.
"Shut, jangan minie. Aku saja yang menyuapimu."
"Chen, tapi.." ucappannya terpotong.
"Sayang, lihat eommamu ini? Dia begitu keras kepala ya? Padahal appa hanya ingin menyuapinya tapi eomma cerewet sekali." Chen bicara pada perut xiumin. Xiumin tertawa sambil menggelengkan kepala,
"Yasudah yasudah, cepatlah aku lapar." Xiumin membuka mulutnya dan chen memasukan makanannya.
"Bagaimana minie? Hm, tidak enak ya?" Chen menunjukkan wajah ragunya saat bicara. Xiumin memperhatikan wajah chen dengan wajah sedikit senyum.
"Chen, aku mengerti. Kau baru pertama kali masak dan jika rasanya tidak enak itu wajar saja. Yasudah, ayo suapi aku lagi chen." Semangat xiumin yang berusaha membuat chen bahagia dengan memujinya. Chen semakin semangat mendengarnya, chen menyuapi xiumin lagi.15.00
"Chen, kau sudah mandi belum?" Teriak xiumin dari dapur.
"Belum hehehe.." chen duduk di sofanya menonton tv. Xiumin menghampiri chen.
"Yaampun, sudah mandi dulu. Lanjutkan nonton tvnya nanti lagi eoh?" Xiumin mematikan tvnya.
"Haaa minieee..." rengek chen menempel dibahu xiumin dengan manjanya.
"Chenie, jangan bertingkah seperti anak kecil chagi." Xiumin mengusap pipi chen yang masih berada dibahunya. Chen mencium bahu xiumin dan turun keperut xiumin. Chen mengelus elus perut xiumin.
"Minie, seperti apa ya nanti wajahnya?" Chen merangkul xiumin dan xiumin menyender pada bahu chen.
"Wajahnya akan sepertiku." Singkatnya.
"Tidak minie, pasti sepertiku." Sahutnya.
"Tidak chen, seperti aku." Sahutnya lagi.
"Aku.." -chen
"Aku.." -xiumin
"Ah yasudah, wajahnya akan sama seperti aku dan seperti kau." Kata xiumin. Lalu chen tersenyum dan mencium kening xiumin."Ohiya, chen? Apa nanti kau mau mengantarku?" Tanya xiumin.
"Kemana sayang?" Jawabnya.
"Aku ingin membeli bumbu dapur, didapur sudah habis." Sahutnya.
"Yasudah kalau begitu kau bersiaplah."13.50
"Minie, kau sudah siap belum?" Teriak chen dari bawah sambil membenarkan baju lengan tangannya.
"Nde chen, aku datang." Tidak lama xiumin turun. Chen terpana dengan pakaian xiumin yang begitu cantik. Chen hanya melongo saja tidak kedip.
"Ayo.." xiumin merangkul chen. Namun chen tetap diam.
"Chen? Ada apa?" Tanya xiumin. Chen tetap bengong. Akhirnya xiumin mengejuti chen dengan cara mencubit hidung chen. Otomatis chen tidak bisa bernapas dan dia sadar dari lamunannya."Minie, kenapa kau menutup hidungku?" Chen mengusap usap hidungnya.
"Lagian kau diam saja." Jawab xiumin polos.
"Tentu saja, kau cantik sekali." Pujian chen membuat pipi xiumin memerah.
"Kamsahamnida chen oppa, yasudah ayolah!" Xiumin menarik chen sambil tertawa.•
•
•
Chen mengikuti xiumin dari belakangnya membawa trolli belanjanya, xiumin sibuk memilah yang mana yang akan dibelinya.
"Hm, chen? Kau tunggu disini saja ya? Aku akan kesana untuk melihat bumbu yang lainnya." Kata xiumin. Chen mengangguk iya. Xiumin pergi dari sana,Saat chen mendorong trollinya sedikit demi sedikit tanpa melihat kedepan, chen tidak sengaja menabrak sesuatu.
Brakkk
Berantakan sudah sesuatu yang chen tabrak itu. Chen memunguti barang barang itu dan meminta maaf,
"Ah maafkan aku, aku tidak melihat." Ucap chen yang masih sibuk memunguti barang barangnya. Saat menoleh keatas, ternyata..
"Punch?" Kaget chen dan langsung berdiri.
"Chenie?" Ucapnya juga. Punch memeluk chen erat,
"Eh punch?" Chen melepaskan pelukannya.
"Ada apa chen?" Tanyanya. Karna punch tidak tahu kalau chen bersama xiumin disini.
"Jangan memelukku! Punch apakah kau tidak mengerti juga, aku ini sudah punya istri dan jangan menyentuhku!" Tegas chen pada punch yang acuh ada omongan chen.Saat xiumin sudah menemukan apa yang ia cari, ia kembali pada tempat keberadaan chen. Namun saat xiumin melihat chen dengan punch, xiumin bersembunyi dibalik tembok dan mendengar percakapan mereka.
"Chen aku tahu, tapi kau inikan mantan kekasihku jadi.. tidak ada salahnya kan kalau aku masih mempunyai rasa padamu?" Punch mengelus dada bidang chen.
"Ash! Tidak! Itu salah sekali! Aku tahu kalau aku ini mantan kekasihmu, tapi bukan berarti kau dapat berbuat seenaknya padaku apalagi aku sudah menikah dan mempunyai anak! Cih, tidak akan punch!" Acuh chen.
"Chen? Apa maksutmu?" Ucapan punch menjadi bergetar.
"Anak? Anak maksutmu anak apa?" Tanya punch gagap.
"Ya, aku sudah mempunyai anak dan xiumin sedang mengandung..." ucappannya terpotong"Yaampun chen! Kenapa kau katakan ini! Punch akan melakukan apa saja jika dia tahu aku sudah mempunyai anak! Bodoh bodoh!" Chen diam sekejap.
"Tidak chen tidak mungkin! Kau tidak punya anak!" Punch memukul mukul chen sambil menangis. Tatapan orang orang disana menjadi aneh melihatnya.
"Punch! Apa yang kau lakukan, kenapa menangis?!" Chen mencoba menyadarkan punch yang tengah memukul mukul badannya.
"Chen! Kau jahat!" Punch langsung pergi dari sana. Chen semakin hari semakin heran jika bertemu dengannya.Tidak lama xiumin datang menghampiri chen,
"Chenie? Kau tidak apa?" Xiumin memeriksa seluruh tubuh chen.
"Minie? K-kau? Kenapa disini?" Panik chen.
"Tentu saja chen, aku sudah mendengar percakapanmu dengan punch." Kata xiumin dengan tatapan lembut.
"Minie aku harap kau tidak salah paham." Chen meyakinkan xiumin.
"Nde chen, aku tahu. Aku juga yakin kau tidak akan berpaling dariku." Xiumin memeluk chen.•
•Chen menurunkan belanjaan yang ia beli dan membawanya semua kedapur. Xiumin berjalan dengan lesunya dan melamun. Chen yang tidak sengaja melihat itu menegur xiumin.
"Minie, kau kenapa?" Chen memegang pundak xiumin." Karna sentuhan itu, xiumin tersadar dari lamunannya.
"Ah-tidak chen. Aku baik :)" xiumin tersenyum sedikit dan meninggalkan chen kedapur."Yaampun ada apa lagi ini?" Batin chen takut.
Saat xiumin sedang memasak, xiumin masih teringat dengan kejadian tadi di mall.
"Chen aku tahu, tapi kau inikan mantan kekasihku jadi.. tidak ada salahnya kan kalau aku masih mempunyai rasa padamu?" Ucappan yang masih terngiang ngiang dipikiran xiumin.Tibatiba minyak yang ada dikompor itu meletuk dan mengenai tangan mulus xiumin.
"Awww!" Sakitnya. Chen langsung datang,
"Minie ada apa?" Chen khawatir.
"Chen, tanganku terkena minyak." Tentu saja xiumin mengeluh karna ia terkena minyaknya banyak.
"Ah yasudah, berhenti memasak." Chen menuntun xiumin kekamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHENMIN AREA (END)
FanfictionKarena orang ketiga, keluarganya kembali hancur. Maka dari itulah, berhati-hati dengan mantan pacarmu.