Chapter 13

2.7K 119 2
                                    

"Bagaimana masih sakit?" Tanya chen. Xiumin mengangguk, tidak lama dokter datang.
"Hm dok? Gimana keadaan istri saya?" Tanya chen.
"Selamat tuan Jongdae, istri anda sedang hamil." Dokter menjawabnya senang. Chen dan xiumin pun ikut bahagia.
"Chen aku hamil chen.." bahagia Xiumin memeluk chen. Chen membalas pelukannya.
"Istirahatkan yang cukup nyonya Jongdae, dan sekali lagi selamat ya." Dokter dan chen bersalaman.

Perjalanan pulang
Xiumin dan chen tersenyum disepanjang jalan.
"Chen aku bahagia sekali." Xiumin menggenggam tangan kanan chen.
"Nde Minie aku juga begitu. Aku sangat bahagia akhirnya aku mempunyai anak." Chen mencium kening xiumin.

Dirumah
Chen menggendong xiumin bahagia dan cepat cepat kekamar. Mereka merebahkan tubuhnya dan xiumin memeluk xiumin erat.
"Chennn!!! Rasanya aku ingin kalau seluruh dunia tahu kalau aku ini sangat bahagia!!!" Peluknya kuat. Chen memeluk xiumin,
"Minie? Terimakasih telah memberikanku anugerah terindah." Chen meneteskan airmatanya. Xiumin mencium kening chen.
"Iya sayang. Terimakasih juga." Mereka berdua benar benar sangat bahagia.
"Baiklah, mulai sekarang kau tidak usah repot membersihkan rumah. Itu semua biar aku yang atur." Usul Chen.
"Chen? Kenapa begitu? Tanganku akan gatal jika tidak bekerja." Balas xiumin.
"Ah tidak tidak, kau fokus saja pada anak kita ne? Dan mulai sekarang juga kau tidak boleh makan yang pedas pedas ya." Cerewet chen. Xiumin memanyunkan bibirnya,
"Hh, yasudah deh. Kalau sudah suamiku ini yang memerintah akan kujalani." Jawabnya. Tidak lama xiumin bicara lagi,
"Chagi, aku ingin naengmyon saja ne?" Pintanya.
"Baiklah aku akan memasakkannya untukmu."
"Tapi, kau kan tidak bisa masak chen?" Xiumin heran melihat chen semangat sekali padahal dia sendiri tidak bisa masak.
"Oh iya, hehehe. Tapi kalau aku beli kasihan kau dirumah sendiri. Aku masak saja, aku yakin aku bisa." Tawanya kecil.
"Hm, yasudah. Kalau begitu hati hati ya sayang." Xiumin memegang tangan chen untuk memberi semangat.
"Iya sayang." Chen mencium singkat xiumin dan langsung keluar kamar.
"Hh, dia itu benar benar berlebihan. Padahal aku belum hamil besar tapi perhatiannya itu sudah seperti apa saja." Xiumin yang bicara sendiri itu langsung tersenyum bangga pada suaminya.
"Terimakasih chen, kau sudah setia padaku. Kadang memang aku yang suka berlebihan padamu, kau ini setia sebenarnya. Tapi aku saja yang terlalu menganggapnya lebih. Aku yakin chen kau adalah yang terakhir untukku." Yakinnya sambil mengusap usap perutnya.
"Sayang, cepatlah keluar ya? Eomma ingin sekali melihat wajahmu dan appa mu juga pasti begitu. Eomma dan appa akan membesarkanmu dengan baik dan penuh kasih sayang ne." Xiumin terus saja mengusap usap perutnya.

Dapur
"Huh baiklah chen! Kau harus biasakan dirimu memasak, jika tidak xiumin dan anakmu akan kelaparan! Mulai sekarang jangan menyusahkan dia terus chen, dasar babo!" Chen mengejek dirinya sendiri. Lalu chen memakai celemeknya dan menyalahkan kompornya dengan sangat hati hati.
Chen melihat ke buku resep sesekali, chen memasukan bahan bahannya seperti orang yang ketakutan. Tapi chen tidak menyerah karna yang ia lakukan adalah tanda cintanya pada xiumin.

Hampir setengah jam chen memasak.
"Aigoo chen lama sekali, kasihan dia sudah lapar." Xiumin mengusap perutnya lagi.
Tidak lama chen datang dan duduk disamping xiumin.
"Wah daebak, chenie sudah datang." Xiumin senang.

CHENMIN AREA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang