chapter 26

1.4K 96 0
                                    

kenapa aku merasa kalau aku adalah orangtuanya? batin chen.

"yasudah, kalau begitu ayo kita masuk kedalam mall bersama appa." punch menunjuk chen. chen terkejut karna punch memanggilnya 'appa'. punch langsung mengkode dengan mengedipkan matanya untuk menurut saja padanya. chen langsung mengikuti perintah punch.

"appa? hiks, itu seharusnya panggilan untukmu pada appa nak." xiumin lagi lagi menangis.

mereka bertiga masuk mall.

xiumin tidak kuat untuk melihat mereka, xiumin langsung pulang kerumah.

••••

xiumin membuka pintu kamarnya perlahan lahan. xiumin duduk dipinggir kasur sambil memegang foto chen dan xiumin yang sudah terbungkus bingkai dengan bagusnya.
xiumin mengelus fotonya,
"chen, kau bilang kau tidak menyukai punch. tapi kenapa sepertinya kau mulai menyukainya lagi?" xiumin memeluk foto itu sambil menangis.

mata xiumin mulai membengkak dan hatinya yang sedari tadi sakit. xiumin memegangi dadanya,

"jika kau menyukainya lagi tidak apa chen :') aku terima. kau sangat menyukai anak kecil, dan kau sudah bertemu dengan anak kecil tadi. anggap saja dia adalah anakmu bersama punch chen :')." xiumin tidak sanggup bicara.

xiumin merasa bagian dadanya sudah sangat sesak, karna ia mempunyai penyakit hati.

pengelihatan xiumin mulai kabur dan kepalanya yang pening.

••••

"oh iya, siapa namamu nak?" tanya chen mengelus rambut anak itu.

"namaku kim eunha." jawab anak kecil itu yang sedang memakan es krim dengan blepotan. punch membersihkannya menggunakan tisu, dia mempunyai sikap keibuan. batin chen.

"eunha? nama yang bagus." punch memuji eunha.

"hm, chen? eunha kan sudah tinggal bersamaku, artinya kau juga harus tinggal bersamaku chen. dia kan tahunya kalau kau adalah ayahnya." punch bicara sedikit berbisik, karna punch duduk disebelah chen.

"hm bagaimana ya.." -chen
"aku mohon chen, kasihan dia kalau kau tidak ada disampingnya." punch memohon pada chen.
"baiklah." jawab chen. punch tersenyum bahagia.

punch, chen dan eunha sedang mengelilingi mallnya untuk berbelanja.

"eunha? apa kau mau baju itu?" tanya punch sambil menunjuk kearah baju gaun.

"tidak eomma, eunha tidak mau apa apa." sahut imut eunha.
"aigoo, wae? bukankah bajunya indah?" tanya punch.
"iya tapi eun-" ucappannya belum tuntas,
"ada apa sayang? beli lah. tidak apa." chen menggendong tubuh mungil eunha dan eunha pun tersenyum.
"baiklah, telimakasih appa, eomma.." eunha mencium keduanya.

••••
Hari mulai sore. chen asik duduk disofa milik punch yang sedang bermain dengan eunha.
kenapa chen tidak kepikiran xiumin?

punch datang membawakan makanan.
"ini, makan dulu. appa dan eunha." punch menaruh nampan bening dimeja.
"asik, kita makan yaa?" ajak chen pada eunha. eunha mengangguk,

chen menyuapi eunha dan begitujuga sebaliknya.

"appa, kenapa tidak suapi eomma? ayo suapi." tangan mungil eunha menyuruh chen. tangan chen pun mulai menyuapi punch. eunha sangat bahagia melihat kedua orang tuanya akur. ya walaupun eunha bukanlah anak kandung punch dan chen dan mereka belum menikah.

••••

21.00

chen menggendong eunha kekamar besarnya, diikuti punch dari belakang.
punch menidurkan eunha dengan penuh kasih sayang.

"punch, aku pulang dulu ya?" kata chen pelan.
"tapi, bagaimana kalau nanti eunha bangun dan menanyakanmu?" -punch
"bagaimana ya.." -chen
"chen aku mohon, tidur disini saja ya?" punch memegang tangan chen.

"tapi aku belum melihat keadaan xiumin dirumah." -chen
"jadi kau lebih memilih xiumin daripada eunha?" ancam punch.
"tentu saja punch, aku tidak bisa meninggalkan xiumin sendiri." -chen
"oh begitu? yasudah pergilah. jangan kembali." punch mengusir chen, chen mau tidak mau harus pulang menemui xiumin.

••••

xiumin terus terusan keluar masuk kamar mandi, ia muntah muntah. tapi bukan karna hamil!

rambutnya berantakan, jalan sedikit menunduk, muka pucat, bibir yang putih dan terus saja memegangi dadanya.

"chenhh uhukkk.." xiumin batuk berdarah. xiumin kembali masuk kekamar mandi untuk membuang darahnya.

chen pulang menaiki taksi dan

sudah didepan rumah xiumin.

••••
chen memasuki kamar,

ceklek

chen terkejut melihat darah yang bercucuran dilantai karna batuknya xiumin berkali kali dan xiumin tergeletak dilantai. chen dengan cepat menghampiri xiumin,

"minie, ada apa?" chen panik, chen memegang kening dan leher xiumin sangat dingin.
"astaga.." chen dengan cepat menggendong xiumin ke kasur. xiumin sudah tidak berdaya,

"chenhh uhukk.. maafkan aku ya jika uhukk... aku punya salah." xiumin berbicara sambil menutup mata. chen menangis kejer,

"xiumin!!!! apa yang kau katakan! tidak xiumin jangan tinggalkan aku!" chen memeluk xiumin yang tengah pingsan. chen menepuk pipi xiumin tapi tidak ada reaksi sama sekali.

"xiumin? xiumin bangun sayang.." chen menggoyang goyangkan bahu xiumin. chen kembali memeluk xiumin.

chen membawa xiumin kerumah sakit malam itu,

••••

xiumin dibawa keruang UGD. chen terpaksa menunggu diluar ruangan,

"yatuhan, selamatkan dia.." chen menangis sambil menunjukkan urat dikening dan lehernya.

"maafkan aku xiumin, aku tidak mau bicara denganmu."
"aaaa!!! bodoh kau chen bodoh!!!" chen memukul mukul kepalanya berkali kali.

tidak lama dokter keluar, chen langsung menemui dokter.

"dokter? bagaimana keadaan istriku? dia baik baik saja kan?" tanya chen meyakinkan dokter.

"istri anda kritis." jawaban singkat keluar dari mulut dokter itu membuat chen langsung terdiam.

"tidak dok, istriku baik baik saja!!!" chen kekeuh.

"maafkan saya tuan. permisi." dokter langsung pergi. chen menunduk bersalah.

chen langsung masuk ke ruangan itu.

"baozi maafkan akuuu.." chen menangis dihadapan xiumin. xiumin diam tidak berdaya.

"ini semua karna kesalahanku." -chen

"bangunlah.. aku mohon."

saat chen memandangi wajah xiumin, ia bingung. kenapa dia bisa begini? apa dia punya penyakit? batin chen.

chen menemui dokter itu diruangannya.

tok tok tok

"ya, masuk." -dokter

chen masuk,

"iya ada apa tuan?" -dokter

"aku ingin bertanya tentang nyonya xiumin."

"ya baiklah, bertanya apa?" -dokter

"apa xiumin punya penyakit?" -chen

"saat saya menganalisa tadi, nyonya xiumin memang mempunyai penyakit." -dokter

"ha? penyakit apa?" -chen

"penyakit hati." -dokter

deg suara degupan keras didada chen.

"hatinya sangat sensitif, ia tidak boleh menangis yang membuat hatinya benar benar sakit. dan kalau itu terjadi, maka kemungkinan besar nyonya xiumin tidak bisa selamat." -dokter

"astaga." -chen

"baiklah, terimakasih dok. aku permisi," chen langsung pergi dari ruangan dokter dan lari sekencang kencangnya keruangan xiumin.

CHENMIN AREA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang