Chapter 18

1.7K 103 3
                                    

-
"Punch!" Xiumin mengetuk pintunya. Tidak ada reaksi sama sekali,
"Aish lagi lagi tidak mendengar!" Kesal xiumin yang akhrinya masuk saja kerumah punch. Xiumin menuju kamar punch dan,
"Hahaha.." tawa punch. Xiumin langsung mengalihkan tubuhnya dibelakang dinding. Xiumin mengintip kearah punch, punch sedang menelfon.
"Siapa yang dia telfon?" Gumam xiumin.

"Tentu saja, chen sudah ku miliki sekarang." Ucap punch lagi melalui telfon. Entah siapa yang dia telfon, xiumin tetap mendengarkan ucapan punch.
"Haha baiklah baiklah, jd begini. Malam itu aku melihat chen ingin pulang dari rumah JongIn, dengan cepat aku langsung masuk kedalam mobilnya. Dan saat dia masuk kedalam mobil, chen terkejut melihatku didalam mobil itu.. hahaha.." tawanya. Xiumin menggerutu kesal, mengepal tangannya.
"Aku meminta chen untuk mengantarkanku pulang, awalnya ia menolak karna katanya dia sudah ditunggu oleh xiumin." Kata punch lagi. Xiumin semakin kesal,
"Dan sesampainya didepan rumahku, chen menyuruhku turun tapi aku diam saja. Alhasil chen lah yang menarikku untuk turun, dan aku turun saja. Saat chen sudah mau pulang, aku menarik tangannya dan menyekapnya." Ucap punch lalu tertawa lagi.

"Dan aku membawanya kedalam rumah khususnya kamarku. Aku membaringkan tubuh chen dan membuka semua pakaiannya." Xiumin sangat sedih mendengar itu. Karna setelah tidak mempercayai chen, xiumin juga telah membuat chen koma.
"Saat ia sadar, dia marah marah padaku dan aku langsung memasukan obat rangsang padanya. Aku langsung memberikan air supaya ia menelannya. Dan apa kau tahu? Tubuh chen langsung menaiki tubuhku karna ia terangsang oleh obat itu. Aku sengaja merekam kejadian tadi malam untuk diberikan pada xiumin. Aku ingin kalau xiumin menceraikan chen dan chen menjadi milikku."

"Apa? Hamil? Haha tidak mungkin. Aku tidak hamil! Karna aku cepat cepat membuang sperma nya diluar. Aku tidak mau punya anak! Aku ingin menikmati masa masaku bersama chen dulu." Ucap punch lagi. Xiumin langsung cepat menghampiri punch.

Xiumin memegang pundak punch, punch menoleh.
Plakk
Tamparan dari tangan xiumin. Ekspresi xiumin saat ini sudah seperti singa mengamuk. Mata merah, rambut yang berantakan, tangan yang mengepal, wajah yang sangat merah.
"Kau jahat!" Kedua tangan xiumin berada pada pundak punch dan mencekramnya.
"Xiumin! Lepas! Sakit!" Punch mencoba melepaskan tangan xiumin tetapi tidak bisa. Mungkin saat ini xiumin benar benar kesal karna perbuatan punch yang semakin menjadi jadi.
"Kau jahatt!!!" Xiumin teriak didepan wajah punch. Otomatis punch terkejut dan mendorong tubuh xiumin kelantai.

"A.. aaaaaaaaa!!!" Xiumin teriak karna perutnya sakit.
"Chennnn!!!" Xiumin memanggil manggil nama chen.

-
"Xiumin!" Chen terbangun dari koma nya.
"Ah xiumin?!" Chen menoleh kekanan dan kekiri melihat keberadaan xiumin.
"Hiks, xiumin kau dimanaaa??" Chen mulai menangis.

-
"AAAAAAAA!!!" Nangis yang sangat histeris.
"Aa.. xiumin maaf a-aku tidak sengaja." Punch bingung harus bagaimana.
"Cepat panggil aku ambulance!" Perintah xiumin. Punch mengangguk dan langsung menelfon.

-
Xiumin dibawa kerumah sakit yang sama oleh chen. Xiumin menangis kesakitan.
"Aaaa tolong akuuu!!!" Air ketuban xiumin mulai bocor. Xiumin cepat dibawa keruang operasi.

"Yaampun! Apa yang sudah kulakukan!" Punch merasa gemetar karna ia takut dimarahi chen.
"A-aku aku pergi saja!" Punch langsung pergi dari rumah sakit.

-
Xiumin melamun karna ia mengalami keguguran. Xiumin meneteskan air matanya. Xiumin mengelus perutnya,
"Kenapa kau cepat meninggalkan eomma?" Ucap pelan xiumin sambil menangis.
"Kenapa saat ini tuhan memberikanku ujian yang sangat menyakitkan? Chen mengalami koma dan anakku? Anakku meninggal. Apa memang aku ditakdirkan untuk hidup sendiri?"
"Aku sangat menyesal sudah mengatakan kalau aku ingin bercerai dari chen. Kalau nanti ia sadar dan benar ingin menikahkan punch bagaimana?" Xiumin mulai merasa bersalah. Ia menangis terus terusan. Matanya sudah mulai bengkak.

-
"Dokterrr!!!" Panggil chen. Tidak lama dokter sampai dan memeriksa keadaan chen.
"Dimana xiumin dok? Aku ingin melihatnya!" Chen menanyakannya pada dokter.
"Nyonya xiumin ada diruang sebelah." Sahut dokter halus. Chen merasa aneh kenapa istrinya ada diruang sebelah.

CHENMIN AREA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang