chapter 27

1.3K 83 4
                                    

"xiuminhh, maafkan aku!! xiuminnn!!!" chen berteriak sambil berlari menuju ruangan xiumin.

"xiuminnn!!!" chen memeluk xiumin dan menciumnya.

"maaf sayang, maaf." chen merasa sangat bersalah.

tidaklama chen menangis, ia tertidur.

kebesokan harinya...

eunha terbangun dari tidurnya dan masuk kekamar punch.

"eomma eomma.." eunha membangunkan punch. punch terbangun,

"eh iya sayang?" -punch

"kemana appa?" tanya eunha.

"appa.. hm.. appa menginap dirumah temannya." jawab punch terbata.

"eomma, suluh appa pulang. eunha ingin melihat wajahnya." eunha merengek pada punch dan akhirnya punch menurut.

punch menelfon chen,

••••

suara getaran handphone membuat chen terkejut, chen langsung mengangkatnya.

"hallo?"

"hallo chen? chen, eunha menanyakanmu. cepat kesini."  suruh punch.

"tidak bisa punch, aku sedang menjaga xiumin."

"memangnya ada apa dengan xiumin sampai harus ditemani? chen dia sudah besar, dia bisa merawat dirinya sendiri." 

"tetap tidak bisa punch."

tut. chen menutup panggilannya.

"aish, kenapa dia mematikannya?" -punch

"eomma? apa appa sudah mau pulang?" -eunha

"hm, tidak bisa sayang. appa tidak bisa pulang sekarang." -punch

"memangnya kenapa eomma?" eunha mengempoutkan bibirnya.

"hm karna appa sedang..."

aduh, apa yang harus kukatakan! -punch

"ah sudahlah, eunha belum mandi kan? ayo mandi dulu." punch menggandeng eunha, eunha pun begitu.

••••

chen terus saja memperhatikan wajah xiumin tiap per-jamnya.

"coba saja kau masih bersamaku minie, duduk disampingku, bercerita, sandarkan kepalamu pada bahuku. aku mohon bangunlah.." chen menangis hingga matanya membengkak.

ceklek

dokter membuka pintunya,

"maaf tuan, nyonya xiumin harus diperiksa dulu." ucap dokter yang diikuti 1 suster dibelakangnya. chen mengangguk dan berdiri.
dokter menyuntik bagian tangannya membuat chen sedih.

seharusnya dia tidak begini. -chen

"permisi.." dokter dan suster kembali pergi dari ruangan xiumin. chen kembali duduk.

"minie aku sedih melihatmu terus terusan begini, ayo bangunlah." chen mencoba membujuk xiumin namun tetap tidak ada reaksi.

lagi lagi chen menangis,

"kenapa kau beri dia penyakit, tuhan?" -chen.





10.30

punch menelfon chen,

••••

chen mengangkat telfonnya,

CHENMIN AREA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang