BAB 1

30.7K 1.6K 71
                                    

Sebuah ruangan yang tadinya gelap mendadak menjadi terang karena cahaya lampu yang menyala. Seorang lelaki berusia 21 tahun turun dari ranjang king sizenya. meninggalkan seorang wanita yang tertutupi selimut sebatas perut putihnya. Memperlihatkan kedua payudara implan yang tidak tertutupi apapun.

Lelaki itu tak jauh beda dengan sang wanita. Dia telanjang tanpa penutup. Berjalan kearah jendela dan melihat keluar. "Sudah pagi". Gumaman itu keluar dari bibirnya yang sexy. Dia mengusap kasar rambut pirangnya yang dipangkas pendek. Memungut boxer dan segera memakainya. Dia berjalan kearah ranjang dan menatap wanita yang masih tertidur itu dengan dingin.

"Bangun dan pergilah! Ini bayaranmu"

Berlembar-lembar yen menghambur diatas tubuh sang wanita. Si wanita masih tidak menunjukkan reaksi apapun. Lelaki itu tak peduli. Dia berbalik, namun sebelum melangkah suaranya kembali terdengar.

"Jika aku selesai dengan urusanku dan masih ada kau disini. Tamat riwayatmu".

Lelaki itu berjalan menuju kamar mandi. Meninggalkan wanita yang sedang terpaku dengan mimik wajah ketakutan. keringat dingin mengucir deras, Badannya bergetar. Dengan merasakan sakit disekujur tubuhnya dia memungut lembaran uang beserta pakaiannya. Lalu berlari keluar dari ruangan itu. Berurusan dengan Pria sekaliber Namikaze Naruto bukanlah pilihan yang bijak.

Usianya baru menginjak 21 tahun. Tapi kekayaan yang dimilikinya bahkan mengalahkan pendapatan Negaranya sendiri. Sikapnya yang tegas membuat siapapun segan terhadapnya. Pewaris tunggal NK Group perusahaan terbesar di Asia. Dengan kesempurnaan fisik diatas Rata-rata. Pemuda playboy brengsek yang setiap malam hanya berfoya-foya menghabiskan uang dan membolongi selakangan wanita.

Siapa yang tidak tertarik padanya. Tampan dan kaya. Bukankah dia sangat sempurna. Terlepas dari sifat brengsek dan tukang perintah semaunya yang sudah mendarah daging dari nenek moyangnya.. Banyak wanita yang melemparkan diri keatas ranjangnya. Berharap mereka mendapat sedikit harta dan juga ketenaran. Tak ada yang mengharapkan cinta. Karena pemuda itu tak tertarik pada yang namanya cinta.

Semua yang pernah mampir ke atas ranjangnya bahkan melebihi jumlah seluruh jari-jarinya. Benar-benar seorang Cassanova.

Mobil sport belogo ternama  yang bahkan belum diluncurkan sudah ditunggangi olehnya. Apa yang mustahil bagi seorang Namikaze sepertinya. Hanya perlu satu jentikan jari maka semua yang dia inginkan akan terpenuhi.

Mobil seharga milyaran yen itu menjadi pusat perhatian seluruh mata. Siapa yang tidak mengetahui pemilik dari mobil super mewah itu. Mereka hanya iri pada kesempurnaan sang Namikaze muda.

University of Konoha. Atau sering disingkat UK Adalah universitas yang diperuntukkan khusus untul kalangan orang super kaya. Garis bahwahi kata super.

Kaki berbalutkan sepatu sport yang sangat mahal keluar dari dalam mobil yang tak kalah mahalnya. Teriakan demi teriakan terdengar nyaring. Lebih dominan kaum jalang berpakaian kekurangan bahan.

Kyaa Naruto-samaa...

Namikaze-sama masukilah aku lagi..

Tampannyaa ..

Kapan kita berbelanja lagi Namikaze-kunn..

Naruto berhenti ditengah gerombolan makhluk rekayasa plastik yang sedang meraba-raba tubuhnya. Dia mengambil segepok uang dan menghamburkannya ke udara. Bagai predator merebut mangsa. Para wanita murahan itu saling berebut. Menjambak dan memukul demi lembaran kertas bernama Uang.

Dengan santai Naruto meninggalkan kerumunan Predator itu. Dia berjalan menuju segerombol pemuda yang menatapnya bosan. "Kau membosankan.kau mau pamer hartamu yang tidak akan pernah habis itu."

Seorang pemuda berambut coklat dengan tanda merah dipipinya memukul lengan sang Namikaze muda. "Hn". Hanya itu yang keluar sebagai tanggapannya.

Naruto berjalan lebih dahulu diikuti oleh 4 pemuda lainnya. Mereka ber-lima adalah jajaran pewaris utama pemegang perekonomian jepang. Uchiha. Nara. Inuzuka. Shimura. Dan tentu saja Namikaze.

Hidup mereka sempurna. Dengan harta dan paras yang rupawan. Membuat semua bertekuk lutut. Bukan hanya karena harta tapi kecerdasaan sebagai pewaris pun mereka miliki. Soal kesetiaan tidak perlu diragukan lagi. Walau mereka adalah pemain wanita. Tapi bisa dipastikan hanya ada ukiran nama satu orang saja dihati para pemuda kaya itu. Mereka sudah punya pasangan. Kecuali sang Namikaze.

Hidupnya terlalu bebas. Tak pernah ada kekangan. Ketidak hadiran orang tua membuat pemuda Namikaze muda itu sering berulah dan menjadi keras kepala. Kedua orang tuanya tinggal terpisah di Negeri nan adidaya. AMERIKA.

"Aku dengar semalam kau bersama dengan model cantik shizuka?. Bagaimana permainannya?".

Wajah dengan senyum memuakkan khas Shimura Sai mengudara. Membuat beberapa wanita gagal fokus dan menabrak apapun didekat mereka. "Membosankan". Jawaban datar dan ogah-ogahan meluncur dari mulut Naruto.

"Kau ini. Wanita se sexy dia kau bilang membosankan. Lalu apa yang membuatmu membawanya ke kamarmu heh rubah mesum!".

Kiba menggeleng tidak percaya. Bagaimana bisa temannya ini selalu mengatakan bosan tapi setiap malam selalu menggagahi wanita sexy? Ironis sekali.

"Kau terlalu banyak bicara kiba!".

Giliran bungsu Uchiha menimpali obrolan. Mata arangnya melirik pada sahabat pirangnya. Diantara mereka semua yang paling dekat adalah mereka berdua.

Sasuke mengerti arti tatapan itu. Naruto kesepian. Dia membawa setiap perempuan kekamarnya hanya berharap dapat mengisi kekosongan dihatinya. Terbiasa sendiri sejak kecil membuat sahabatnya itu dingin dan semaunya. Sasuke sadar bahwa dia juga tidak jauh berbeda dengan Naruto. Tapi nasibnya masih lebih bagus. Dia masih memiliki saudara dan juga tinggal bersama orang tuanya.

Sasuke mendekat kearah Naruto dan menepuk bahunya. "Kau baik-baik saja?". Tak ada jawaban. Pemuda Namikaze itu berlalu begitu saja Menuju ruang kelasnya. "Merepotkan. Ayo kita kekelas". Pangeran tidur dari klan Nara menyusul langkah Naruto. Dan yang lain hanya mengikuti dalam diam. Setiap langkah dari lima pemuda itu diiring teriakan Heboh dari para gadia berisik. Mereka tak lebih dari jalang dimata para pangeran.

Sepanjang kelas bisnis yang tengah berlangsung hanya diisi lamunan oleh Naruto. Dia merasa hidupnya tidak berarti. Entahlah dia hanya merasa kurang dihatinya. Tapi apa. Semua dia miliki. Dia masih bingung. Kekosongan dihatinya seperti noda minyak yang mengenai kain. Susah hilang dan akan terus membekas.

.

.

.

.

Gadis berambut indigo pendek sebahu itu terus berlari. Kemejanya sedikit kusut. Nafasnya memburu. Dia terlambat dihari pertamanya kuliah Di UK. Dia adalah mahasiswi jalur khusus. Bukan beasiswa. Dia memang bukan orang kaya tapi hanya orang yang beruntung.

"Boruto-kun jangan rewel ya.. mommy harus segera sampai. Jadi mommy berlari seperti ini".

Wanita itu terus berlari membawa tas ransel kecil dibelakang punggungnya. Sementara dibagian depan dia membawa sesosok bayi lucu berusia 10 bulan digendongannya. Bayi itu bahkan tertawa riang merasakan goncangan ditubuh gembulnya.

"Ha ha ha kau senang ya Boruto-kun?. Sabar ya sayang kita akan segera sampai".

Pintu kelasnya sudah diujung mata. Dengan nafas memburu wanita itu menempelkan ID card miliknya untuk meng akses pintu. Setelah bunyi beep dia menerobos masuk.

"Maaf saya terlambat"

Hening. Tak ada suara. Wanita itu mengernyit didalam tundukannya. Bayi yang berada digendongannya merasa tidak nyaman. Akhirnya dia berdiri tegak. Semua menahan nafas kaget. Bukan karena keterlambatan wanita itu. Melainkan sosok mungil digendongannya. Cetak biru sang Cassanova Namikaze Naruto.

***

BERSAMBUNG

A/n.

Recehan ini terbit kembali karena ada yang minta

YUME O TSUZUKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang