B-2

22.4K 1.1K 2
                                    

Matahari yang masuk lewat celah gorden membuat laki-laki yang memiliki paras tampan itu terbangun dari tidurnya. Dia memegangi kepalanya yang sedikit pusing akibat kejadian semalam. Dengan langkah gontai ia memasuki kamar mandi yang ada di kamarnya untuk membersihkan diri.

Sesudah selesai membersihkan diri, Bilan mencari ponselnya. Ia bernapas lega saat ponselnya masih bisa selamat dari kejadian semalam. Tangannya mencari nomor seseorang dan setelah menemukannya Bilan segera menghubungi orang tersebut.

"Di, lo tau motor gue dimana gak?"

"Aduh bos qu yang ganteng, akhirnya lo bangun juga. Gue kira lo gak akan bangun lagi setelah kejadian semalem. Padahal, kalo lo gak bangun gue pastiin, anak-anak SMA Central bakal dapet mie instan, minuman-minuman, terus jajanan warung. Ah enak pokonya, kan gratis. Tapi lo harus bobo selamanya dulu"

Bilan mendengus kesal mendengarnya"Cepetan tau gak?"

"Iya, iya sabar. Motor lo ada di bengkel deket sekolah. Semalem Regan yang bawa kesana"

"Oke"

"Emangnya lo mau sekolah?"

"Mau lah. Gue males diem di rumah"

"Tumben amat"

Bilan mematikan sambungannya. Ia segera keluar dari kamar untuk sarapan. Di meja makan ia sudah mendapati adiknya sedang memakan sarapan yang sudah disediakan Bi Sarah. Bilan duduk di kursi yang berada di ujung, agar tidak berhadapan dengan adiknya. Entahlah, bawaannya Bilan sensi jika harus berhadapan dengan adiknya itu.

"Semalem lo kemana, bang?"Tanya Bagas setelah mengunyah nasi gorengnya.

Bilan memakan nasi gorengnya dengan lahap, lalu menjawab"Kemana-mana"

"Besok papa sama mama pulang"

"Gak nanya"

"Ko lo gitu sih?"

Bilan tidak menjawabnya, ia langsung pergi tanpa berpamitan kepada siapa-siapa. Sarapannya juga tidak ia habiskan. Tiba-tiba Bilan kehilangan nafsu makan ketika adiknya membahas tentang kedua orang tuanya. Bagas yang melihat itu hanya menghela napas berat.

                                  ***

"Kakak murid baru ya?" Tanya seorang perempuan yang membuat Nita bernapas lega karena tidak harus bersusah payah mencari seseorang yang bisa ia tanyai.

"Iya, gue mau tanya dong. Kelas sebelas barisnya dimana ya?"

"Oh, kelas sebelas. Kakak barisnya disana" Jawabnya sambil menunjuk ke arah barisan kelas sebelas.

Nita melihat ke arah yang ditunjukkan oleh perempuan itu, lalu berkata"Makasih banyak ya" Perempuan itu mengangguk sambil tersenyum.

Nita berjalan ke barisan kelas sebelas sambil memainkan tali tasnya. Ia benar-benar gugup saat berjalan mendekati barisan itu, apalagi banyak pasang mata yang memperhatikannya. Nita baris di pinggir dua perempuan yang sedang bercerita, kedatangan Nita rupanya membuat mereka berhenti bercerita. Nita menyadari bahwa kedua perempuan itu sedang berbisik-bisik tentangnya.

"Dia murid baru ya?" Tanya perempuan yang berada di sisi kanan. Sedangkan Nita berada disisi kiri, dan perempuan yang satunya lagi di tengah.

"Iya, kaya nya murid baru deh. Kenalan yu" Ajak perempuan yang di tengah itu dengan semangat.

Dua perempuan itu sekarang berdiri dihadapan Nita. Sontak Nita yang sedang menunduk sekarang mendongakkan kepalanya. Nita mengangkat satu alisnya seolah Bertanya 'Ada apa?'

"Hai. Lo murid baru ya?" Tanya perempuan yang memiliki rambut sebahu itu.

"Iya"

"Lo dikasih tau pas pendaftaran di kelas apa?" Giliran perempuan yang memiliki kulit putih yang bertanya kepada Nita.

"Kelas 11 MIPA 1. Kelasnya kalian bukan?" Tanya Nita memastikan.

"Iya. Kita bakal sekelas sama murid baru dong. Lo cantik banget sih. Udah lah temenan sama kita aja. Jadi Trio Bidadari" Jawab perempuan yang memiliki kulit putih itu dengan heboh. Nita terkekeh pelan mendengarnya.

"Kalo lo mau butuh apa-apa ke kita aja, jangan sungkan" Ucap perempuan yang memiliki rambut sebahu itu.

"Makasih"

                                  ***

Makasih buat yang udah baca cerita aku yang abal-abal semoga kalian suukaa.

Jangan lupa di vote and comment.

Sampai jumpa di part selanjutnya😊

BILAN [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang