B-6

15.6K 725 4
                                    

"Azni" Panggil Helen bisik-bisik sambil menyenggol tangan Azni.

"Hm" Azni hanya bergumam tanpa menoleh pada Helen.

"Nita kasian ya, baru juga murid baru udah dihukum. Itu guru gak tau apa kalo Nita murid baru?" Tanya Helen sambil memperhatikan soal. Dari tadi Helen memperhatikan soal, tapi jawabannya belum diisi semua. Katanya, otaknya lagi buntu. Entah ke berapa kalinya saat ulangan Helen akan mengatakan' Azni solnya gampang banget ya, tapi ko jawabannya susah sih?'

"Gak tau. Dasar guru aneh"

"Gara gara Bilan juga sih"

Obrolan mereka terhenti karena Dias si ketua murid memberi isyarat untuk menoleh ke arahnya"Eh, pinjem tipe-x dong" Kata Dias dengan suara sepelan mungkin.

"Kebiasaan lo. Gak modal banget sih" Sungut Helen.

"Udah, Hel, pinjemin aja. Apa susahnya sih?"

Kring kring kring

Bel pulang akhirnya berbunyi. Membuat beberapa orang yang belum mengisi soal menjadi ribut. Mereka sibuk untuk mencari jawabannya. Cara tercepat agar beres, ya menyontek. Itu jalan pikir mereka. Padahal, ulangannya tidak jauh dari materi. Mungkin mereka kurang belajar. Jika tidak diberi contekan, maka akan ada yang berkata' Solidaritas lo kurang bro'

"Ya, anak-anak waktunya sudah habis. Silahkan kumpulkan hasil ulangan kalian" Kata Pak Bondan.

"Iya, pak"

"Eh bentar, pak. Dikit lagi nih" Jawab Dias sambil mengisi dengan asal lembar jawabannya.

"Oh iya, kalo ada Bilan sama Dinda, nanti suruh mereka ke kantor"

"Dinda? Dinda siapa pak?" Tanya Dias ketua murid.

"Dinda. Dinda yang tadi keluar sama Bilan" Jawab Pak Bondan sambil membereskan kertas ulangan yang sudah terkumpul.

"Hellow, di kelas ini gak ada yang namanya Dinda, bapak" Sahut Helen gemas.

"Lah? terus yang tadi siapa?" Tanya bingung Pak Bondan sambil membenarkan letak kacamatanya yang sedikit melorot.

Helen berdecak sebal dengan guru yang satu ini, selalu saja begitu"Duh pak, yang tadi itu murid baru. Namanya Danita bukan Dinda"

"Astaghfirullah, kirain bapak Dinda, abisnya mirip. Yasudah tolong sampaikan maaf bapak kepada Danita. Bapak benar-benar tidak tau kalo itu murid baru."

"Mirip dari mananya Ya Allah, Bapak" Kesal Helen.                         

                                ***

"Bilan ku sayang, lo masih ada di dalem kaga?!" Panggil Aldi sambil mengetuk pintu gudang beberapa kali. Sejak tadi Aldi mendapat pesan yang tidak tahu itu nomor siapa, yang pasti itu dari Bilan karena Bilan mengatakan bahwa ia terkunci di gudang sekolah.

Bilan mendengus kesal saat mendengar panggilan dari sahabatnya itu"Kaga!"

Berbalik dengan Nita, dia dengan semangat berjalan menghampiri pintu dan diikuti oleh Bilan di belakangnya"Kita disini. Bukain dong!"

Bilan menutup telinganya dengan rapat-rapat karena telinganya merasa sakit ketika mendengar Nita berteriak"Duh, suara lo kenceng banget sih. Pelanan dikit kek, orang jarak kita sama mereka deket. Dasar toa!"

Nita memutar bola matanya malas" Bodo amat"

"Kalian bawa kuncinya kan?!" Tanya Bilan untuk memastikan.

"Iya bawa!" Jawab Aldi dan Regan bersamaan.

"Yaudah cepetan buka"

"Iya sabar-sabar elah"Jawab Aldi sambil membuka pintunya"Nah, kebuka kan?" Tanya Aldi dengan wajah polosnya.

"Ya iya lah kebuka, orang ada kuncinya"

"Eh, makasih ya" Ucap Nita kepada Aldi dan Regan sambil tersenyum manis.

"Lo gak akan bilang makasih gitu sama gue?" Tanya Bilan.

"Makasih? Makasih buat apaan?"

"Makasih buat tadi karena lo udah pinjem pundak gue, dan kalo gak ada gue, lo di dalem ke kunci sendirian. Emangnya lo berani?"

Nita memutar bola matanya malas"Hm. Makasih"

"Ko gitu?"

"Gitu apanya lagi?"

"Yang ikhlas dong bilang makasihnya"

Nita mendengus kesal. Ia memamerkan senyum manis yang terlihat dipaksakan"Iya, makasih banyak ya udah mau minjemin bahu lo pas gue lagi tidur. Makasih juga udah ngeluarin gue dari sini hehe" Kata Nita lalu meninggalkan mereka bertiga untuk ke kelasnya. Namun saat beberapa langkah, kedua tangannya ditarik oleh dua orang.

"Mau kemana neng bidadari? Kita belum selesai ngomong" Ucap Aldi sambil mengedipkan sebelah matanya yang membuat Nita jijik seketika.

"Tadi kata Pak Bondan, lo sama Bilan disuruh ke kantor" Ucap Regan.

"Palingan juga ngasih hukuman" Gumam Bilan

Nita membelalakkan kedua matanya, ia menatap Bilan"Hukuman?!"

"Iya, hukuman"

"Hati-hati, neng bidadari" Kata Bilan sambil melambaikan tangannya sambil tersenyum saat Nita beranjak meninggalkan mereka bertiga.

"Cantik ya, Lan?" Kata Aldi sambil menatap Nita yang sedang berjalan memunggungi mereka, Bilang yang mendengarnya langsung mengangguk.

"Cantik" Sahut Regan sambil nyengir.

Bilan menaruh kedua tangannya dikedua pundak sahabatnya lalu menatap kedua sahabatnya secara bergantian"Kalian mau Nita?"

Aldi dan Regan hanya mengangguk dengan tatapan masih ke depan. Melihat Nita yang sudah berjalan menjauh. Samapi akhirnya Nita berbelok, dan tidak kelihatan lagi.

"Gue juga mau kali" Kata Bilan sambil menoyor kepala kedua sahabatnya itu dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Anjir, maen toyor toyoran aja si kutil"

                                 ***

Jangan lupa vommentnya hehe

Trimakasii

                          

BILAN [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang