B-41

7.9K 383 23
                                    

Suasana makan malam di rumah kediaman Nita cukup ramai, bila Nita dan Jale disatukan, meja makan semakin meriah. Di tambah, sekarang ada Helen. Tadi pulang sekolah, Helen memaksa ingin melihat Nita saat pemotretan. Niatnya Nita akan menolak, tapi karena melihat muka memelasnya Helen, jadi Nita tak tega dan mengizinkannya.

Sebenarnya Helen bukan ingin melihat Nita pemotretan saja. Helen penasaran dengan kakak sepupu Nita yang bernama Jadida Leonard. Nita selalu menceritakan tentang Jale. Berbicara tentang fisik dan lain-lain. Helen pernah bilang bahwa ia setuju dengan perkataan Nita. Helen tergiur setiap kali Nita bercerita tentang Jale. Apalagi saat mendengar bahwa Jale kalau tidur tidak pernah menggunakan baju. Disitu, Helen histeris heboh. Jadinya ia ingin menginap di rumah Nita kalau ada Jale.

"Ih, Bang Jale, itu ayam yang Nita, kenapa diambil sih?!" Pekik Nita.

"Ayam masih banyak. Tuh liat, tinggal diambil aja" Jawab santai Jale sambil menunjuk piring yang dipenuhi ayam menggunakan dagunya.

"Ya kenapa bukan lo aja yang ambilnya?!" Tanya sinis Nita

"Allahu akbar, berisik banget sih?! Ini lagi makan!" Sahut Mayang sambil mengambil ayam yang ada di piring Jale dengan santainya.

"Ish, lo sama aja, Wayang!" Desis Nita.

Helen menyenggol siku Nita lalu berbisik"Keluarga lo rame banget"

"Biasanya juga gak gini, Hel. Ada dia aja tuh jadi rusuh" Jawab Nita sambil melirik Jale, merasa lirikan itu tertuju pada Jale, Jale mendengus kesal.

"Nita, tadi gimana pemotretannya?" Tanya Sinta ketika sudah minum air putih.

Nita menelan makanannya sebelum menjawab, ia meminum air putih, tidak, itu bukan gelas miliknya, tapi gelas Jale. Jale melototi Nita tapi Nita malah nyengir. Ia kembali menatap orang yang tadi bertanya kepadanya"Alhamdulillah lancar, ma. Oh ya, hari apa sih bang ke panti asuhan buat belajar bareng itu?"

Jale tampak berpikir sambil mengetuk piringnya"Hari apa sih? Yang tadi dikasih tau kan lo"

Helen tidak fokus saat makan. Bagaimana tidak, ia duduk berhadapan dengan Jale. Ia juga bisa lebih melihat dengan jelas wajah Jale. Sungguh, Helen sangat terpesona. Ia benar-benar ingin menginap di rumah Nita kalo begini caranya. Tadi saat di perjalanan pulang dari pemotretan, Helen sudah meminta kontak Jale kepada Nita. Tapi Nita tidak memberinya. Nita malah menyuruh Helen minta sendiri. Sahabat yang baik hati bukan?

Lamunannya tersadar saat seseorang mencolek dagunya"Suka ya? Jangan suka dia, jorok. Tidurnya aja ngorok"

                                  ***

"Ini rumah papa angkat kamu?"

Bilan menangguk. Ia melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah kediaman keluarga angkatnya. Diikuti oleh ayah dan ibu kandung Bilan di belakangnya. Mereka akan bertemu dengan Boy untuk membicarakan masalah ini. Keluarga kandungnya Bilan tidak mau menunda masalah ini terlalu lama.

Keluarga kandung Bilan mengerti, bahwa tak semudah itu mengambil anaknya. Apalagi bila keluarga angkatnya sudah mengurus Bilan dari kecil. Mereka pasti mengeluarkan biaya banyak untuk keperluan Bilan sampai sebesar ini. Ani, selaku ibu kandung Bilan ingin berlaku adil. Bila Boy tidak mau menyerahkan Bilan, Ani rasa masalah ini harus diserahkan kepada pihak yang berwajib untuk berlaku adil.

Bilan menegang ketika melihat pemandangan apa yang ia tangkap ketika memasuki rumah itu, ia mengangkat tangan kanannya mengisyaratkan Ani dan Ryan-Papa kandung Bilan untuk berhenti melangkahkan kakinya.

"Bayar hutang atau saya bunuh?!"

Bilan berlari saat melihat Ayahnya Nats akan menembak Boy menggunakan pistol. Ia menepis pistol hingga tergeletak di samping kaki Bilan. Bilan menatap kedua laki-laki yang ada di hadapannya dengan tatapan penuh amarah.

BILAN [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang