B-18

8.6K 427 8
                                    

Sesudah pergi seharian dengan Bilan. Nita diam di kamarnya. Mengingat kejadian-kejadian tadi yang ia alami sampai ia tersenyum-senyum membayangkannya.

Ia beranjak dari duduknya untuk membawa tas sekolah yang ia pakai tadi. Setelahnya ia kembali duduk ke tempat semula. Ia mencari-cari benda yang tadi dikasih oleh Bilan. Ikat rambut.

Ikat rambut yang begitu menarik walaupun harganya cuma dua ribu, tapi bagi Nita itu berharga. Ikat rambut yang berwarna merah muda dan ada gambar cuminya. Menurut Bilan cumi itu ada artinya.

Flashback On

"Dan, mending yang ini deh. Lucu tau"

"Iket rambut cumi? Ko cumi sih? Barbie kek. Kan lucu"

"Karena cumi itu ada artinya dan ini pas buat lo. Mau tau gak?"

"Apaan?"

"Cuma Mincintai kamu"

"Kampret lo Bilan!"

Flashback Off

"Lo emang tengil, tapi lo nyenengin" Ucap Nita tanpa sadar sambil memperhatikan satu objek yang menurut nya menarik.

Nita menggeleng cepat"Eh paan sih"

                                  ***

"Dari mana saja kamu?!"

Refleks Bilan yang baru saja menaiki tangga membalikkan badannya lalu tersenyum sinis"Kenapa nanya kaya gitu? Peduli sama Bilan?"

"Yang sopan kamu sama orang tua!"

"Sopan? Orang tua?" Bilan tersenyum getir lalu menyenderkan badannya pada tembok sambil bersedekap dada"Bukannya Bilan gak di anggap anak?"

"Pah, udah. Biarin Bilan istirahat dulu"

"Saya bertanya, bukan berarti saya peduli sama anak kaya kamu!"

Bilan senyum meremehkan"Beruntung karena saya gak pernah nganggep anda peduli sama saya. Karena kenyataannya disini gak ada yang peduli sama saya. Saya saranin buat kalian jangan pernah tanya lagi tentang saya. Biarin saya bebas. Urusin aja anak kesayang kalian!" Ucap Bilan lalu melangkah untuk ke kamarnya.

"BILAN! PAPA BELUM SELESAI NGOMONG SAMA KAMU! DASAR ANAK PUNGUT!"

"Pah!" Teriak Nuri.

"Diam kamu!"

Lagi-lagi Bilan memberhentikkan langkahnya. Sekarang ia tidak bisa tinggal diam. Bilan memutuskan untuk menghampiri Boy yang sedang menatapnya dengan napas memburu"Anak pungut? Bilan gak salah denger nih?"

"Biar mama yang jelasin" Ucap Nuri sembari melangkah mendekati Bilan.

"Mama akan menjelaskan semuanya. Tapi Mama minta satu hal sama kamu. Kamu jangan pernah membenci papa kamu. Kamu juga jangan membenci mama ataupun Bagas. Ya?"

"Cepet jelasin!" Bentak Bilan.

Nuri mengangguk walaupun ragu untuk menceritakannya" Sebenarnya mama adalah istri kedua papa. Sonya, istri pertama papa sudah meninggal. Tapi dia bukan ibu kandung kamu. Karena Sonya tidak bisa memiliki keturunan, ahirnya Sonya dan Boy mengadopsi kamu di panti asuhan. Sonya meninggal karena kanker rahim. Pihak panti asuhan tidak tau siapa yang udah buang kamu di panti itu. Maaf, maaf karna mama baru kasih tau kamu"

Tanpa disadari cairan bening menetes dari kedua mata Bilan. Dengan segera ia mengusap air matanya dengan kasar. Bilan mengangkat tangannya ketika Nuri akan berbicara lagi, tidak usah diperjelas karena hati Bilan benar-benar sakit, seperti di sayat oleh pisau yang sangat tajam.

BILAN [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang