B-22

9.7K 449 7
                                    

"Cepet turun!"

Nita turun dengan hati-hati sambil berdecak kesal"Sabar kali mas"

Bilan membuka kaca helmnya lalu menegur Nita yang seenak jidat masuk rumahnya tanpa mengucapkan embel-embel terimakasih"Eh, kunti"

Nita menghentikan langkahnya sambil memejamkan matanya untuk menahan emosi. Lalu ia berbalik menghampiri Bilan kembali"Apa lagi sih? Gue mau masuk ke rumah tau gak!"

Mata Nita menyipit lalu mencolek hidung Bilan sambil cekikikan. Respon Bilan hanya bingung melihat tingkah Nita"Oh gue tau. Bilang aja dari tadi kalo lo mau ngapelin Bi Ijah. Iya kan?"Jeda sejenak. Wajah Nita berubah drastis menjadi sinis"Sorry aja nih ye, Bi Ijah nya masih disegel. Belum tepat waktunya buat dibuka sekarang. Mending lo urungin niat lo yang baik itu. Dan sekarang silahkan lo pulang"

Udah kriput kaya kulit jeruk yang udah lama membusuk gitu masih di segel?- Batin Bilan

Bilan berdehem pelan. Tiba-tiba ide melintas dipikirannya"Tadi nya sih gue emang mau ngapelin Bi Ijah. Abisnya gue kangen. Padahal baru ketemu tadi pagi kan? Rasanya kaya gak ketemu bertahun-tahun"

Nita melongo tak percaya"Lo..serius?"

"Cantik-cantik ko oon. Ya engga kali. Masa iya cowok ganteng kaya gue ngapelin kulit jeruk"

Nita memajukan bibirnya sambil bersidekap"Terserah. Jadi mau ngapain lo panggil gue? Mau diucapin, terimakasih Bilan" Jeda sejenak"Males!"

"Dih jangan kepedean deh lo. Gue cuma mau bilang itu helm gue masih nyangkut di kepala lo. Kalo gak bisa jauh-jauh dari gue bilang aja, jangan pake terus helm gue gitu"

Nita meraba kepalanya dan ternyata benar kalo helmnya masih digunakan di kepala Nita. Perlahan Nita melepaskan helmya sambil nyengir lalu memberikannya kepada Bilan"Ko gak berasa ada helm ya? Maap gue lupa heheh"

Bilan mengambilnya lalu menyimpan helm tersebut di atas tangki motor besarnya"Yaudah gue pulang. Besok gue jemput."

"E-eh bentar dulu" Ucap Nita sambil menghentikkan pergerakkan tangan Bilan yang akan menyalakan motornya. Bilan hanya mengangkat satu alisnya sebagai respon.

"Hati-hati"

Bilan tersenyum tipis mendengar ucapan Nita barusan lalu ia mengangguk sambil mengacungkan jempolnya"Yaudah sana masuk. Jangan kangen gue ya. Kangennya tahan aja. Kan besok juga ketemu" Ucap Bilan sambil mengedipkan kedua matanya.

"Nyesel gue ngomong hati-hati sama lo. Ya udah sana pulang!"

                                  ***

"Kenapa senyam-senyum gitu, hm?bahagia ya dianterin sama cogan?"

"Masih gantengan Jale lah, Ma"

Nita yang sedari tadi berjalan menunduk sekarang mendongak ketika mendengar dua suara sekaligus yang cukup familiar bagi Nita. Mata Nita berbinar-binar melihat dua orang yang sedang duduk di sofa sambil menatapnya seperti menggoda.

Nita berlari kecil lalu memeluk keduanya sekaligus"Ih Nita kangen banget tau ga sih? Tante sama Bang Jale ko jarang kesini?"

Jadida Leonard yang biasa dipanggil dengan panggilan Jale. Jale adalah panggilan kesayangan dari Nita. Nita sangat senang memiliki kakak sepupu laki-laki. Karena di rumahnya hanya ada kakak kandung perempuan, tidak ada laki-laki yang seumuran dengannya. Menurut Nita, punya kakak laki-laki itu lebih seru dibanding kakak perempuan.

"Iya tante juga kangen ko sama Nita. Maaf tante jarang kesini soalnya tante sama Bang Jale sibuk benget akhir-akhir ini" Jawab Neva sambil mengelus rambut Nita.

BILAN [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang