B-26

8K 441 30
                                    

Bilan dan Nita sudah sampai di depan rumah yang cukup besar. Itu adalah rumah kediaman orang tua angkat Bilan. Sesuai rencana, Bilan tidak ikut masuk ke rumahnya. Ia cukup menunggu di luar rumahnya agar aksi Nita lancar.

Bilan memperhatikan penampilan Nita. Nita cocok memakai seragam dokter. Rambut dicepol, memakai kacamata, kemaja putih dan ditutupi jas dokter, kebawahan rok sepan, dan memakai sepatu pentaufel.

"Lo cocok deh kalo jadi dokter. Lebih tepatnya, dokter gadungan"

Mereka meminjam baju dokter ke pacarnya Regan. Karena kebetulan Ibu Tata menjadi seorang dokter. Beruntung ibu Tata meminjamkannya. Mereka bilang akan ada drama di daerahnya, dan Nita menjadi seorang dokter.

Nita tersenyum meremehkan"Gue mah jadi apa-apa juga cocok. Apalagi jadi dokter kek gini. Kaya dokter asli kan?"

Bilan terkekeh"Jadi gembel cocok dong?"

Nita mencubit tangan Bilan"Ya kali gue jadi gembel. Gue kasih tau ya, sekarang gak usah mikirin kecantikan gue. Pikirin nih nasib gue. Gue gugup tau, kalo ketauan kan abis kita"

"Ya semoga aja aksi lo lancar. Gue tunggu sini aja biar rencana lo berhasil. Sana gih masuk" Bilan mendorong bahu Nita pelan. Tapi Nita tidak bergerak membuat Bilan menaikkan sebelah alisnya.

"Bentar, bentar" Nita mengangkat kedua tangannya seperti berdoa di depan wajahnya lalu ia memejamkan matanya"Ya allah, maapin Nita kalo sekarang Nita mau boong dulu. Ini boong demi kebaikan kok, soalnya Nita gak punya cara lain selain ini. Gara-gara Bilan sih gak mau tanya sendiri, kan sekarang Nita harus jadi pesan berjalan. Jangan tambahin dosa Nita. Dosa Nita udah banyak, Nita kenyang. Kalo mau kasih dosa, kasih aja sama yang membutuhkan. Kaya yang sebelah Nita, dia lagi membutuhkan banyak dosa. Aamiin, aw"Baru juga Nita mengakhiri doanya, seseorang sudah menjitak kepalanya keras. Siapa lagi kalo bukan Bilan pelakunya.

"Sakit! Gak punya perasaan lo"

"Anggap aja itu pembalasan yang tadi. Udah sana masuk!" Bilan mendorong Nita agar masuk ke dalam rumahnya.

"Iya elah sabar kali mas. Nita deg-degan tau"

"SEMANGAT NITA SAYANG"

                                ***

Nita sudah duduk di sofa dengan perasaan campur aduk. Sesekali ia mengedarkan pandangannya mencari kedua orang tua Bilan yang tak kunjung datang. Pembantunya Bilan sedang memanggil kedua orang tua Bilan. Jadi ia ditinggal sendirian di ruang tamu.

Nita mengatur napasnya. Mulai dari tarik napas, buang napas. Tarik napas, buang napas, tarik...Mereka datang. Nita langsung melancarkan aksinya. Ia berdiri sambil tersenyum cerah terhadap orang tua Bilan. Sesudah bersalaman, Nita disuruh duduk kembali.

"Maaf saya mengganggu istirahat Bapak dan Ibu"

"Saya tidak mengundang dokter kesini. Tidak ada yang sakit juga di rumah ini"

Nita berdehem pelan, lalu tersenyum manis"Saya dari klinik kesehatan keluarga, Pak. Kedatangan saya kesini akan menanyakan bagaimana keadaan keluarga Bapak dan ibu"

"Di minum, Bu" Ucap Bi Sarah. Nita mengangguk sambil tersenyum. Ia meminumnnya sedikit agar tidak terlalu seret saat akan bicara.

"Saya akan menanyakan anak dari kalian terlebih dahulu. Keadaan anak kalian bagaimana? Apakah ada penyakit atau apa? Tapi maaf sebelumnya, kalian punya anak berapa?" Tanya Nita

"Kami punya anak dua, Bu. Mereka tidak mempunyai penyakit apa-apa" Jawab Nuri.

"Apa saya boleh mengecek sendiri anak Ibu?"

BILAN [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang