B-5

16.9K 790 4
                                    

Bel jam masuk pelajaran sudah berbunyi lima menit yang lalu. Entah ada setan apa yang memasuki tubuh Bilan, dia sangat semangat untuk masuk kelas. Biasanya ketika bel pelajaran berbunyi, ia masih anteng di kantin. Bilan duduk terlebih dahulu, membuat perempuan yang sedang berdiri di sampingnya berdecak kesal.

"Eh minggir dong lo, gue mau duduk"

"Duduk ya tinggal duduk aja kali apa susahnya" Jawab santai Bilan.

Nita mendengus kesal mendengar jawaban Bilan yang santai itu"Gimana gue mau duduk, kalo lo nya aja ngehalangin gue buat duduk"

"Eh ada apa itu? Bilan ada apa? "Tanya Pak Bondan yang baru saja datang sambil menaruh bukunya di meja guru.

"Gak boleh kepo, pak. Gak baik"

"Kamu sama guru tidak sopan. Kalian berdua keluar" Sentak Pak Bondan.

"Mau ngapain di luar, Pak?" Tanya polos Bilan.

"Gak usah banyak nanya. Sana keluar!"

"Lo sih" Tuduh Nita dengan suara yang cukup pelan.

"Ko gue? lo yang ribet aelah"

"KELUAR"

Bilan berdecak kesal"Iya, Bapak. Bawel amat sih" Jawab Bilan sambil melangkahkan kakinya untuk keluar. Sedangkan, Nita masih terdiam karena Nita tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh guru, apalagi sekarang Nita masih berstatus murid baru.

"Kenapa kamu diam? Kamu juga keluar"

"I-iya, Pak"

                                 ***

"Heh!" Bilan menggebrak meja perpustakaan dengan cukup keras membuat Nita kaget setengah mati dan dengan entengnya dia langsung duduk di samping Nita.

"Ngapain lo disini?"

"Ngikutin lo"

Nita mengangkat bahunya acuh tak acuh. Ia melanjutkan kembali membaca buku yang sedang ia pegang. Tapi Bilan merebut paksa buku itu membuat Nita mensengus kesal.

"Daripada disini mending lo ikut gue"

"Gak, gue disini aja" Tolak Nita.

"Ngapain sih lo belajar? Presiden udah ada. Ya udah biar dia aja yang majuin negaranya, biar dia ada tugas. Jadinya gak makan gaji buta" Kata Bilan dengan ekspresi kesalnya.

Nita mendengus kesal"Gue tanya sama lo. Emang presiden siapa lo?"

"Presiden? S-siapa gue? Presiden gue lah"

"Serah lo ya. Belajar yang bener, biar lo jadi presiden terus lo bisa leha-leha sambil makan gaji buta seperti apa kata lo" Jawab ketus Nita dan langsung pergi meninggalkan Bilan sendirian di perpus.

"Lo ibu negaranya ya?!" Teriak Bilan. 

                                 ***

"Gudang?" Gumam Nita saat menemukan ruangan yang membuatnya penasaran. Nita mendorong pintu yang sedikit terbuka itu menjadi terbuka setengah. Saat mulai melangkahkan kakinya, ia melihat beberapa tikus yang membuat ia berteriak kencang. Bukannya keluar, Nita malah naik ke atas kursi yang ada di dalam gudang itu.

"Eh, lo kenapa?"

Dengan perlahan Nita membuka matanya, takut jika itu bukan manusia sungguhan. Seketika Nita turun dari kursi karena malu melihat siapa yang ada di depannya.

"L-lo ngapain disini?"

"Lah elo, harusnya gue yang tanya, ngapain jerit-jerit kaya gitu?"

"Gu-gue, itu bukan gue" Jawab gugup Nita

Di sisi lain, satpam yang sedang berjalan ke arah gudang mengernyit heran melihat gudang sedikit terbuka"Ko ke buka pintu nya?"Gumam Pak Satpam.

Pak Satpam memutuskan untuk mengunci gudang itu karena takut ada murid yang masuk. Setelah mengunci, ia pergi meninggalkan gudang sambil bernyanyi mengikuti musik yang sedang ia dengar menggunan headset yang terpasang dikedua telinganya.

Bruk

"E-eh, ko pintu nya ke tutup?!" Tanya heboh Nita saat melihat pintu gudang itu sudah tertutup rapat.

"Pintu nya dikunci" Kata Bilan saat ia sudah mencoba untuk membuka pintu itu.

"Yah, gimana dong? Terus kita sampe kapan disini? Serem tau" Nita mengedarkan pandangannya sambil bergidik ngeri melihat gudangnya gelap.

"Lo tenang aja, pintu ini pasti bakal ke buka"

"Gimana caranya? Pintu nya kan ke kunci. Emang lo punya kunci gudang?" Bilan yang mendengarnya hanya menggeleng.

"Terus, gimana lo bisa buka pintu ini?"

"Lo bawa hp gak?" Tanya Bilan.

Nita langsung mengambil ponselnya yang ada di saku rok dan memberikannya kepada Bilan dengan ragu-ragu. Dengan cepat, Bilan mengetik nomor temannya dan langsung menghubunginya" Ada pulsa nya gak nih?"

"Sembarangan. Ya ada lah"

Bilan mengetik lagi nomor yang lain. Sekarang, ia mencoba menelpon Regan. Biasanya, dia suka bermain game. Jadi kemungkinan dia tidak akan jauh-jauh dari ponselnya.

Bilan mencoba menelponnya berulang kali tapi tidak diangkat juga. Tiba-tiba ide melintasi dipikirannya. Bilan mengetik nomornya sendiri dan disimpan dengan nama Bilan Ganteng. Bilan menelpon nomornya sendiri agar nanti Bilan bisa menghubunginya. Kesempatan dalam kesempitan, itu yang sedang Bilan lakukan.

"Gimana, diangkat gak?" Tanya Nita untuk memastikan.

Bilan menggelengkan kepalanya dan memberikan ponselnya kepada Nita. Nita memasukkan ponsel kedalam saku roknya sambil menghela napas berat .Wajahnya benar-benar cemas mendengar jawaban dari Bilan.

"Tunggu aja sampe istirahat" Ujar Bilan.

***

Lama ga update😁Maaf yah kalo ada typo typo😁Yaudah makasih buat yang udah baca jangan lupa di Vote.Menerima Saran dan kritik ko😊

BILAN [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang