B-34

7.5K 353 16
                                    

"Bilan rumahnya yang itu"

Seseorang yang berada di sampingnya menyadarkan Bilan dari lamunannya. Mobil putih Tante Elsa sudah berada tepat di depan rumah yang megah dan mewah. Bilan tidak yakin bahwa rumah orang tua kandungnya memiliki rumah semewah ini. Karena biasanya, orang tua yang membuang anaknya dikarenakan faktor ekonomi. Tapi, Bilan masih ingat dengan kata-kata ibu panti, bahwa seorang ibu yang selalu mengunjungi panti itu dari orang berada.

Bilan dan Elsa turun dari mobilnya. Mereka melihat pagar yang berdiri tegak dengan menjulang tinggi. Bilan melirik tantenya, lalu bertanya"Tante serius?"

Elsa menatap Bilan yang sedang menatapnya, lalu mengangguk sebagai jawaban. Ia menarik tangan Bilan, tapi Bilan belum goyah dari pijakannya. Elsa menarik lagi tangan Bilan, sedangkan Bilan masih diam di tempatnya.

Elsa menghela napas"Ayo Bilan. Kita harus ketemu sama orang tua kandung kamu"

Bilan menatap lagi pagar tinggi itu, lalu menggelengkan kepalanya. Elsa yang melihat itu mengernyitkan dahinya"Kenapa? Ini kesempatan, Bilan. Jangan buang-buang waktu. Satu langkah lagi kamu akan bertemu dengan keluarga yang sesungguhnya"

                                 ***

Kemarin kau ubah benci jadi cinta
Sekarang berubah cinta jadi kecewa
Kukira cinta itu indah
Tetapi ternyata tak seindah itu

Katanya cinta tak pernah salah
Takkan pernah berubah
Walau kadang hati tersakiti oleh salah

Katanya cinta tak pernah gagal
Gagal tuk memaafkan
Karna cinta tak pernah salah
Tapi mengapa cintaku kecewa

Ku kira cinta itu indah
Tetapi ternyata tak seindah itu

Katanya cinta tak pernah salah
Takkan pernah berubah
Walau kadang hati tersakiti oleh salah

Katanya cinta tak pernah gagal
Gagal tuk memaafkan
Karna cinta tak pernah salah
Tapi mengapa cintaku kecewa

Tapi mengapa cinta cintaku salah

Sesudah mengakhiri lagu tersebut, Nita tersenyum lalu mengucapkan terimakasih. Ini baru pertama kalinya Nita menyanyi di cafe. Tapi, Nita merasa lega karena pengunjung cafe sangat antusias mendengarkan Nita bernyanyi. Bahkan, para pemuda yang sedang makan disana memuji-muji suara Nita.

Nita turun dari panggung, ia mencari seseorang yang sudah menyuruhnya untuk bernyanyi dadakan, tanpa latihan. Dika menyuruh Nita untuk bernyanyi di cafe orang tuanya. Tidak sengaja, saat jam pelajaran kelas Nita sedang berada di ruang kesenian, Dika melewatinya. Ketika melihat siapa yang bernyanyi, Dika menonton dulu. Dan munculah ide ini. Lagian, nyanyi di cafe dibayar juga. Jadi, Nita tidak menolak. Lumayan untuk menabung.

Ia menemukan sosok itu sedang bercanda ria bersama pemuda lain. Dengan gugup, Nita menghampiri perkumpulan pemuda itu.

Nita berdehem pelan"Kak, aku boleh pulang kan?"

Dika yang sedang tertawa bersama temannya, seketika menoleh kepada Nita"Eh, udah beres nyanyinya?"

Nita mengangguk"Udah"

"Oh, yaudah gue anter lo pulang" Ucapnya sambil beranjak dari duduknya lalu menggenggam tangan Nita.

"Aku pulang sendiri aja kak" Jawab Nita.

"Yaudah gue aja yang anter" Ucap cowok yang berada di depan Dika sambil menaik turunkan alisnya.

Dika mendengus kesal"Udah ayo gak papa. Lagian, ini udah mau malem kan? Nanti lo ada apa-apa"

BILAN [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang