B-24

8.3K 405 1
                                    

Hari senin adalah hari paling horor bagi seorang Bilan Gabriel. Upacara, panas, terlambat, dan Guru Bk. Lengkap sudah sarapan untuk Bilan. Biasanya jika ia terlambat, ia tidak akan masuk sekolah, atau ia memanjat tembok belakang sekolah. Tapi hari ini, dengan santainya Bilan masuk gerbang depan dan berhadapan dengan Bu Ani. Guru BK yang selalu patroli di area sekolah.

"Selalu saja terlambat" Sindir Bu Ani.

"Seperti yang ibu liat" Jawab Bilan santai.

"Saya tidak tau bagaimana orang tua kamu mendidik anak bandel seperti kamu. Dan saya juga tidak tau bagaimana kalo saya mempunyai anak seperti kamu"

"Ibu gak usah tau dan gak perlu tau. Simple kan?"

"Ikut saya ke ruang BK"

                                   ***

"Regan, Aldi, ko Bilan gak ada? Dia gak sekolah?" Tanya Nita sambil mengibaskan topi di depan wajahnya. Upacara hari ini sungguh ditemani oleh teriknya matahari. Membuat murid-murid kelelahan.

Regan dan Aldi duduk di bangkunya. Mereka sudah tidak aneh ketika Bilan tidak ada. Pastinya dia tidak masuk sekolah, terlambat, atau bolos.

"Lho, Bilan belum dateng juga?" Tanya Helen yang tiba-tiba datang dan langsung duduk di kursi Bilan yang kosong.

"Palingan juga terlambat"Jawab Regan.

Nita bangkit dari duduknya"Gue ke toilet dulu"

"Mau gue temenin?" Tanya Helen.

Nita menggeleng sambil tersenyum"Gak usah. Gue sendiri aja"

Helen mengangguk. Tatapannya beralih kepada Regan dan Aldi"Tumben kalian gak ikutin bandelnya Bilan?"

"Tobat" Jawab Aldi.

"Males" Jawab Regan.

                                  ***

"Kemarin orang tua kamu telpon ibu. Mereka bilang kamu tidak pulang. Kenapa?"

"Saya gak punya orang tua"

Ibu Ani menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Bilan yang ke lewat santai"Bagaimana bisa kamu tidak mempunyai orang tua? Kalo kamu tidak mempunyai orang tua, kamu tidak akan hadir di dunia ini"

"Maaf, ini bukan urusan ibu."

"Ini memang bukan urusan ibu. Tapi ibu berhak tau. Agar kamu tidak sendirian menghadapi masalah"

Bilan menaikkan satu alisnya"Tumben ibu baik?"

                                  ***

"Oh jadi ini yang selalu dibangga-banggain sama pangeran sekolah kita?"

Mendengar ucapan tersebut, Nita menghentikan langkahnya. Ia tahu pasti ucapan tersebut untuknya karena memang hanya dirinya sendiri yang sedang berjalan di koridor.

"Maksud?" Tanya Nita yang sudah berhadapan dengan tiga perempuan.

"Lo gak tau maksud kita apa?" Githa tersenyum sinis"Lo bego atau apa sih? Lo udah rebut Bilan dari gue"

"Lo juga menghalangi gue buat deket lagi sama Bilan"Sahut Natasnya. Dia Nats orang yang pernah dekat dengan Bilan. Entah kenapa Nats menjadi kesal terhadap cewek yang berani mendekati Bilan.

"Dan lo" Ratu menunjuk menggunakan jari telunjuknya di hadapan wajah Nita"Lo adalah cewek cupu. Lo gak pantes buat dapetin Bilan"

Githa maju dua langkah untuk lebih dekat Nita. Ia menjambak rambut Nita sampai Nita meringis kesakitan"Gue udah muak sama lo. Gue muak dengan lo yang selalu nempel-nempel sama Bilan. Gue cinta mati sama dia, tapi lo merebut kebahagiaan gue. Lo kasih dia pelet apa sampai dia mau-maunya pilih cewek cupu kaya lo?" Tanya Githa lalu menghentikkan aksi menjambaknya.

Nita mendapat tamparan gratis dari tangan Githa untuk yang kedua kalinya. Nita mengusap pipinya yang panas akibat tamparan tersebut. Sampai-sampai matanya mengeluarkan air, itu bukan karena Nita menangis. Tapi sangking kencangnya tamparan Githa dan tamparan itu mengenai mata Nita"Itu akibatnya kalo lo gak ikutin peraturan yang udah gue buat"

Ratu yang sekarang ada di samping Githa ikut kesal. Ia menarik dagu Nita hingga ia mendongak. Ratu tersenyum miring lalu ia menghapus air mata yang ada di pipi Nita"Cup, cup, kesayangannya pangeran nangis ya? Kasian banget sih. Tapi lo pantes dapetin itu, gimana dong?"

Nita mendapat tamparan lagi dari Ratu dengan pipi yang sama. Sama-sama pipi kanan. Perih. Pipi Nita lebam, dan ujung bibirnya juga ikut lebam akibat tamparan yang cukup keras.

Nita menghela napasnya pelan. Ia memberanikan diri untuk membela dirinya. Lalu ia tersenyum"Kalian gak usah khawatir kalo gue deket sama Bilan. Kalian jangan anggap gue itu saingan kalian. Gue deket sama Bilan karena kita membuat kesepakatan. Dan gue kalah. Dia minta gue buat turutin semua perintahnya.

"Gue emang cupu. Dan gue juga gak pantes buat deket sama Bilan. Kalian tenang aja. Gue gak ada perasaan apa-apa sama Bilan. Kita cuma temen"

Sekarang giliran Nats yang mendekati Nita. Alis Nats terangkat satu"Oh ya? Jadi karena itu?"Nats tersenyum sinis"Sorry. Gue gak percaya apa yang lo omongin"

"Kalo nyatanya gue ngejauh dari Bilan? Diantara kalian siapa yang bakal dapetin Bilan? Sekarang aja kalian bertiga kerja sama buat bully gue. Tapi setelah misi kalian berhasil, apa kalian bakal akur kaya gini?" Nita terkekeh sinis"Gue yakin kalian bertiga akan bersaing dapetin Bilan dengan cara apapun. Bahkan cara salah juga bakal kalian lakuin. Omongan gue bener kan?" Nita sudah tidak peduli jika ia dikatakan tidak sopan kepada Kakak kelas dengan berbicara seperti itu.

"Anjir, lo berani sama Kakak kelas?! Gue sumpahin lo ga akan tenang sekolah disini. Sekarang gue tanya, LO SUKA BILAN KAN?" Teriak Githa.

"IYA. GUE SUKA BILAN. KENAPA? ADA MASALAH, HAH?" Tanya Nita dengan suara meninggi karena ia sudah benar-benar kesal oleh perempuan yang ada di hadapannya ini.

Nats mendorong tubuh Nita ke tembok dengan keras"Gue benci lo. Gue benci. Lo harus jauhin Bilan. Kalo engga"Nats menggantungkan omongannya. Tangannya bersiap untuk menampar Nita. Namun seseorangan menahannya. Nats melihat siapa orang itu. Dia Bilan. Bilan menaruh kembali tangan Nats ke tempat asalnya.

"Ga usah main fisik"

"Ah, kebetulan Bilan ada disini. Jadi lebih mudah kan ngomongnya. Lan, dia suka sama lo" Ucap Nats.

Rasanya Nita ingin mencakar wajah Nats. Cewek ini benar-benar licik. Kalau saja mereka bukan kakak kelas, mungkin Nita sudah menjambak rambut yang diwarnai seperti anak ayam itu.

"Terus? Ada yang salah kalo dia suka gue?"

"E-eng.."

"Terus kenapa dipermasalahin?"

"Gue gak mau ada orang yang sakitin lo, Bil. Gue tau dia itu cewek gak baik. Dan gue juga tau, hati lo masih stuck di gue kan?"

Bilan tersenyum sinis"Oh ya? Lo gak mau ada orang yang sakitin gue, tapi lo sendiri yang sakitin gue" Bilan menunjuk Nita"Dan dia, dia cewek baik-baik. Pemikiran lo salah"

"Engga, Bil. Gue tau lo masih ngejar gue sekarang secara diem-diem"

"Itu dulu. Perasaan gue buat lo itu udah gak ada. Semenjak lo pilih orang lain dari pada gue. Jujur gue sayang sama lo, tapi semakin kesini rasa sayang gue hilang. Jangan lari terlalu jauh, karena lo mikir gue bakal terus kejar lo. Nanti lo gak sadar kalo gue udah lama berhenti ngejar lo" Setelah mengucapkan itu, Bilan menggenggam tangan Nita lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Gue aduin sama bonyok lo. Supaya bisnis kontrak kerja bokap lo di batalin" Teriak Nats.

                                  ***

Makin ga jelas ni cerita(: eh kebalik deh.Mau tanya kesan pesan apa ketika kalian baca cerita ini?

Biasa aja

Lumayan

Seru

Bikin baper

Suka sama pemainnya

Silahkan dijawab.Teri ikan.Eh terimakasih:)Jangan lupa di Vomment

BILAN [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang