Taman Pemakaman Raja, Gyeongju

1K 76 0
                                    


Pagi-pagi sekali Hanna sudah berkemas untuk bersiap pergi menelusuri taman pemakaman Raja-Raja di kawasan Gyeongju. Hari ini dia ditemani oleh sahabatnya Donita.

"Han, kamu sudah memasukkan snack-nya belum? Air meniral? Jangan sampai tertinggal, lho." Celotehnya.

"Sudah, Ta..." Jawab Hanna sambil tersenyum.

"Aku jadi nggak sabar deh, pengen buru- buru melihat pemakaman Raja-Raja Korea pada masa Dinasti Silla." Ungkap Hanna kepada Donita.

" Aku juga...!!!!!!!!" Balasnya dengan excited dan mata berbinar-binar bagai anak kecil yang tahu bahwa dirinya akan dibawa ke taman bermain. Hanna tertawa melihat kelakuan sahabatnya itu.

Pertama-tama yang mereka lakukkan adalah menuju Yeongdeungpo-gu station, dari sana mereka menggunakan kereta Line 1 menuju Seoul station. Sesampainya di Seoul Station, mereka masih harus menunggu kereta lagi sekitar 30 menit untuk menuju ke Daegu Dongyang Bus terminal, barulah dari sana mereka akan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Bus ke Gyeongju.

Perjalanan panjang, tetapi tidak berkesan melelahkan. Entah karena mereka terlalu bersemangat atau karena memang perjalanan ini terbilang nyaman. Setelah sampai di Gyeongju Bus Terminal, mereka turun untuk kemudian meregangkan otot yang kaku selama perjalanan. 3 jam bukan waktu yang sebentar. Donita dan Hanna merapatkan jaketnya karena hembusan angin yang cukup kencang.

Dari terminal inilah Hanna dan Donita memulai wisata sejarah mereka. Dari terminal Gyeongju mereka naik Bus nomor 605 tanpa mengeluarkan uang lagi untuk menuju ke komplek pemakaman Raja-Raja pada jaman Dinasti Silla. Tepat di depan pintu masuk Gwaerung.

Mereka menelusuri jalan di komplek pemakaman tersebut. Kagum dengan makam yang dibangun pada masa Dinasti Silla itu, megah, rapi dan jauh dari kesan menakutkan. Makam-makam kuno Korea dibentuk seperti bukit, ini karena menurut kepercayan orang Korea orang yang sudah meninggal kembali ke dalam kandungan ibu bumi.

Gwaerung sendiri bertempat di dalam hutan pinus di bagian selatan yang teduh. Tempat inilah dimana Raja Silla ke-38, Weongsong dikebumikan. Makam ini mempunyai tinggi 7,7 meter dengan keliling 21,9 meter. Sungguh luar biasa megah untuk ukuran makam, pikir Hanna. Penataan Pemakaman yang sangat rapi menjadikannya seperti taman.

Sungguh sangat beruntungnya aku dapat melihat langsung makam Raja Weongsong yang cukup terkenal karena beberapa prestasinya dalam membentuk sistem pendidikan. Dokseosampumgwa dan memperluas waduk-Byeokgoljae pada masanya serta masih banyak prestasi lainnya. Batin Hanna kagum dan bersyukur. Sejarah selalu mengundang rasa penasarannya.

"Kamu terlihat sangat menikmatinya, Han.." Celoteh Donita ceria seperti biasanya.

"Tapi, kenapa harus ke makam, sih?" Sambung Donita kembali.

"Kamu kan tahu aku selalu penasaran dengan sejarah. Apalagi ketika sejarah tersebut mencatat tokoh-tokoh yang luar biasa, dan bisa menyumbangkan pemikiran mereka yang tergolong modern pada masanya."

"Selain itu, mengunjungi makam seperti ini dapat menjadi pengingat bagi kita bahwa suatu hari nanti seperti inilah kita berakhir. Sehingga kembali kita ingat untuk mengumpulkan amal baik sebanyak-banyaknya karena hanya itulah teman kita di dalam sana kelak." Sambung Hanna diiringi Donita menyimak yang serius penjelasan Hanna, dan mengangguk tanda setuju.

"Kira-kira menurut kamu, nih... Raja Weongsong ini ganteng nggak ya?"

Spontan saja mata Hanna membesar dan kemudian tergelak dengan kalimat super konyolnya. Merekapun akhirnya tertawa bersama.[]

Annyeonghaseyo, Korea! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang