Restu

1K 48 9
                                        

   Hanna meminta restu pada kedua orangtua melalui video call. Dia tahu bahwa ini sangatlah tidak sopan hanya saja, cara ini adalah cara yang paling cepat untuk memberitahukan apa yang terjadi di Seoul dan setelah ini mereka akan benar–benar meminta izin sesuai dengan cara yang diinginkan kedua orangtua Hanna.

   Mama dan papa Hanna tidak terlalu terkejut dengan kabar yang dibawa oleh Hanna melalui pembicaraan mereka, hanya saja Mama dan papanya khawatir bahwa lelaki yang pernah menjadi tamu di rumahnya tersebut tidak seiman dengan anak mereka.

   "Apakah kamu yakin dengan pilihanmu, nak?" ucap papa menatap manik mata anak perempuan satu–satunya tersebut.

   "Inshaa Allah, pa." jawab Hanna yakin.

   "Nak, apa kamu sudah memikirkan segala kemungkinan dan resiko yang akan kamu hadapi?"

   "Iya ma, pa. Hanna sudah mempertimbangkannya."

   "Hmmm... bagaimana dengan iman? Itu adalah syarat mutlak, nak. Tidak bisa ada pengecualian. Papa dan mama tahu bahwa anak itu baik dan santun tapi semua itu jadi tidak berarti nak, kamu mengertikan maksud kami?" tanya mama kepada Hanna.

   Hanna terdiam sesaat, namun kemudian tersenyum simpul, mengundang rasa penasaran kedua orangtuanmya.

   "Ada apa Hanna? Ada yang kamu sembunyikan dari kami, Hanna?" tanya mama dan papa bersamaan.

   "Soal iman, Inshaa Allah mama dan papa nggak usah khawatir." Ucap Hanna kemudian masih sambil mengulum senyum manisnya.

   Mama dan papa masih menyimpan tanya untuk anak perempuannya itu, ini semua karena Hanna tidak pernah menceritakan apapun kepada mereka, hanya seputaran kuliah dan kerja saja, Donita juga tidak pernah bercerita apapun dan kini tiba–tiba saja meminta restu kepada mereka untuk menikah dan calonnya pun akan datang melamar, walau sebenarnya calon lelaki tersebut sudah pernah datang namun mereka tidak pernah tahu kalau ternyata akan seserius ini.

    "들어 오십시오 (Deureo oshibshio) silahkan masuk..." sambut ibu dan ayah Lee Min Ho dengan hangat kepada Hanna dan sontak saja mereka terkejut karena melihat Min Ho di samping Hanna begitu juga Min Ho yang terkejut dengan sambutan hangat orangtuanya kepada Hanna.

   Ayah dan ibu Min Ho langsung memeluk haru anak mereka yang selama ini mereka khawatirkan. Pemandangan itu sungguh membuat hati Hanna terenyuh sekaligus rasa bahagia menyeruak dalam dada, tak terasa air mata membasahi pipinya.

   "Alhamdulillah Ya Rabb, sungguh indah dan luar biasa nikmat yang Kau berikan kepada keluarga ini..."

   Ibu Min Ho beralih pada Hanna, menatapnya dengan penuh terima kasih lalu memeluknya erat semakin membuat Min Ho merasa heran sekaligus senang.

   "엄마 (Eomma) ini adalah Hanna, wanita yang..." belum sempat Min Ho menyelesaikan kalimatnya, ayah dan ibunya sudah menyela pembicaraannya.

   "알아... (Ara) tahu, kami tahu Min Ho yaa" ucap ayah dan ibu bersamaan dengan senyum yang Min Ho tidak pernah lihat sebelumnya dan senyum itu pertanda baik jika dia tidak salah menilai. Tapi... mengapa? Batinnya kembali bertanya – tanya.

    "엄마 (Eomma), 아버지 (Abeoji)... apakah kalian sudah mengenal Hanna?"

   "Hmmm... kami sudah mengenalnya. Pertemuan pertama kami pada saat kami datang ke kantormu lalu kami dipertemukan dengan Hanna oleh Song과장님 (Song Gwajangnim). Awalnya kami mengira dia adalah gadis yang kau tahu... menyebalkan dan jahat." Ucap ibu Min Ho sambil tetap tersenyum penuh arti.

   "Lalu..."

   "Lalu, setelah kami memarahinya, Hanna malah bersikap sebaliknya, memberikan semangat kepada kami yang benar–benar sedang putus asa kala itu, nak."

Annyeonghaseyo, Korea! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang