Tiga minggu sudah Min Ho pulang ke negaranya sementara Hanna masih menghabiskan waktu liburnya di Jakarta. Hanna senang Min Ho terlihat sangat menikmati liburannya meski harus menyamar.
Min Ho sendiri terlihat sangat antusias mengenai Islam atau hanya halusinasi Hanna saja yang berlebihan namun, ketika Hanna teringat kalimat Min Ho padanya tentang waktu dan ingin menjadikan dirinya layak bagi pendamping Hanna kelak, pilihan selain dia menjadi mualaf dalam benak Hanna sama sekali tidak ada.
"Min Ho yaa... batinnya kini mulai memanggil lelaki itu dan akhirnya dia mengucap istighfar saja menyesali karena dia mulai berharap pada sesuatu yang belum pasti dan masih sangat menggantung.
"Kamu ngelamun, Han?"
Tanya Donita membuyarkan lamunannya. Mereka masih duduk di lobi stasiun televisi tempat Hanna bekerja dulu menunggu kedatangan bu Kiran yang akan menginterviu Hanna. Tepatnya meminta Hanna kembali pada stasiun televisi mereka.
"Nggak Ta, aku hanya mikirin jawaban apa yang harus aku kasih ke bu Kiran."
"Apa adanya aja Han, tentang kuliah kamu yang belum selesai dan kamu ingin menyelesaikannya di sana."
Ujar Donita dan disambut anggukan oleh Hanna.
"Mbak Hanna, yuk silakan masuk. Bu Kiran sudah menunggu di dalam."
Resepsionis yang ramah itu memberi tahukan pada Hanna agar segera memasukki ruangan bu Kiran. Segera saja Hanna melangkahkan kakinya menuju lift ke lantai dua, tempat bu Kiran.
Sesampainya di depan ruangan yang serba kaca itu, Hanna melihat bu Kiran tersenyum dari dalam dan mempersilakan Hanna masuk dengan bahasa tubuhnya yang akrab. Wanita modis dengan tinggi semampai, rambut hitam legamnya yang sebahu dan sepatu heels-nya dengan warna yang senada dengan setelan bajunya, hitam, membuat penampilan wanita itu terlihat chic dan cantik.
"Hannaaaa....."
Sapanya dengan ceria sambil memeluk mantan anak buahnya yang sangat cekatan dan pintar.
"Kamu makin cantik dengan jilbab."
Masih dengan memeluk gemas. Hanna hanya tertawa mendengarnya. Kemudian, bu Kiran mempersilakannya duduk dan dimulailah obrolan yang dinantikan Hanna.
"Bagaimana dengan kuliahmu di Korea, Han?"
"Sejauh ini Alhamdulillah lancar, bu."
Jawab Hanna dengan senyum manis di bibir. Dengan mendengar kata Korea, tiba – tiba saja angan Hanna jauh berkelana kepada bayang lelaki tampan dengan senyum manis, Min Ho.
"Saya lihat acara kamu di youtube, sangat mengesankan. Saya sangat bangga padamu, Hanna."
"Terima kasih, bu."
Jawab Hanna kembali masih dengan senyum.
"Gimana sih itu ceritanya bisa kamu jadi pembawa acara itu, wawancara Lee Min Ho lagi sebagai debutnya?" tanyanya masih dengan nada antusias yang tulus.
Ingatan Hanna jadi kembali kewaktu itu, waktu di mana dia pertama kali mewawancarai lelaki itu. Min Ho yang baik tapi ketus, yang dingin tapi tulus. Ternyata dia merindukan lelaki itu lebih dari yang dia kira. Belum sempat Hanna memberikan jawaban, bu Kiran kembali bertanya padanya.
"Gimana orangnya, Han si Lee Min Ho itu?"
Tanya bu Kiran lagi sekarang seperti fans yang lagi penasaran. Hanna jadi tersenyum geli melihat kelakuan bosnya ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/124642620-288-k524585.jpg)