Pagi itu Min Ho mendatangi kantor manajemennya untuk menemui Song 과장님 (Song Gwajangnim). Min Ho memasang wajah yang sangat serius pagi ini, tidak ada wajah manja atau cuek yang biasa dia perlihatkan pada Song 과장님 (Song Gwajangnim), hal ini tentu tidak hanya membuat manajernya gugup melainkan juga Song 과장님 (Song Gwajangnim) sendiri. Ucapan selamat kembalipun ditanggapi dingin oleh Min Ho membuat suasana semakin canggung.
"Min Ho yaa... kami senang kau telah kembali dan melihat bahwa kau baik–baik saja." Song과장님 (Song Gwajangnim) kembali membuka percakapannya dengan Min Ho.
"Kenapa kau membuat Hanna dalam kesulitan, Song과장님 (Song Gwajangnim)?"
"Aku mengkhawatirkanmu, Min Ho yaa! Apa kau tidak mengerti?!" jawab Song과장님 (Song Gwajangnim) keras kepada Min Ho.
Artis itu menatap tajam kearah Song과장님 (Song Gwajangnim), terlihat betul bahwa dirinya sedang menahan amarah dan Song과장님 (Song Gwajangnim) sendiri tidak menyangka kalau artis arahannya ini sedang menentangnya dan tidak mengerti tentang kekhawatirannya. Walau dia tidak lagi salah paham dengan Hanna namun dia tetap ingin Min Ho memahami kekhawatirannya.
"Aku akan berhenti dari industri ini, Song과장님 (Song Gwajangnim)." Ucap Min Ho masih dingin.
"Dan, aku ingin mengadakan konferensi pers untuk mengabarkan pengunduran diriku serta kabar pernikahanku."
Seperti tersambar petir rasanya ketika mendengar pernyataan Lee Min Ho, baik manajer maupun Song과장님 (Song Gwajangnim) sama–sama terkejut mendengar pernyataan Min Ho, diperhatikannya dengan seksama wajah itu, datar, dingin dan sangat serius. Ini adalah kabar yang ditakutkan oleh pihak manajemen dan yang tak pernah terpikirkan sekaligus olehnya.
"Apa maksudmu Min Ho yaa? Apakah kami tidak cukup berharga bagimu selama ini sampai – sampai kau ingin memutuskan kontrakmu dengan begitu saja?! Apa kau pikir kerja kerasmu selama ini tidak ada gunanya?!" tanya Song과장님 (Song Gwajangnim) dengan putus asa.
Sekilas nampak Min Ho memalingkan pandangannya, sedikit ragu namun kembali menatap Song과장님 (Song Gwajangnim) dengan mantap tepat pada manik matanya seakan menyatakan dengan tegas bahwa ini adalah pilihan hidupnya.
"Aku sedang tidak bilang bahwa hasil kerja kerasku ini tidak ada artinya, aku juga tidak pernah mengatakan bahwa kalian semua yang ada disini tidak berharga untukku. Aku tidak pernah berpikir begitu. Tapi, apakah kalian tidak pernah berpikir kalau pada akhirnya aku akan menyandarkan hidupku pada suatu ikatan pernikahan dengan wanita pilihanku?? Apakah kalian pernah berpikir untuk tidak intervensi pada pilihanku itu, meski itu adalah pilihan yang tidak kalian sukai??"
"Kami tidak melarangmu untuk menjalani kehidupanmu, tidak juga melarangmu saat kau mengencani wanita–wanita yang kau dekati selama ini, Min Ho yaa..."
"Bukan mereka maksudku!! Maksudku adalah Hanna! Wanita itu, wanita yang aku pilih untuk menjadi pendamping hidupku!"
Song과장님 (Song Gwajangnim) mengacak rambutnya dengan kesal. Sungguh mati mengapa harus wanita berkerudung itu? Walaupun dia tahu wanita itu baik, meski dia juga tahu bahwa wanita itu membawa Min Ho menjadi lebih baik luar maupun dalam namun, tetap saja dia tidak rela artisnya ini menikah dengan wanita itu.
Suasana kini menjadi semakin tegang bagi mereka bertiga, Song과장님 (Song Gwajangnim), manajer dan Lee Min Ho sendiri.
"Min Ho ssi, tidakkah lebih baik kau memikirkan kembali pilihanmu?" ucap manajer berusaha menengahi.
Min Ho melirik ketus manajernya yang kontan saja membuat sang manajer merutuki kalimatnya barusan, dia tahu, Min Ho sedang sensitif dan marah. Entah mengapa manajer tidak senang melihat Min Ho yang tiba–tiba berwajah ketus layaknya Lee Min Ho yang dulu.