Unfortunately, This is a Mother Fucking Postface

4.3K 235 104
                                    

Kalian bisa skip bab ini. Ini cuma bab yang menjelaskan soal dari mana saya dapat ide nulis cerita ini dan blablabla. Ini cuap-cuap saya yang bakal buang-buang waktu kalian.

Intinya saya berterima kasih buat kalian yang mau baca cerita ini sampai tamat. Bahkan sampai ditungguin tiap minggu.

Dan dari sini kalian langsung bisa pergi, tanpa harus baca tulisan di bawah ini, karena sekali lagi saya bilang: ini cuap-cuap saya yang bakal buang-buang waktu kalian.

Pertama, saya mau bilang kalau cerita ini tuh sebenarnya dari fanfiction yang saya tulis tahun 2014, dan awalnya cerita ini tuh diperanin sama Kris Wu mantan personil boyband Korea EXO.

Jauh banget kan ya dari personil boyband yang unyu ke DJ yang tampangnya kayak anggota gangster.

Di tahun 2017 ini, saya emang punya rencana buat memperbarui korean fanfiction yang saya tulis semasa saya SMA dulu. Pas lagi iseng ngerapiin folder, ketemulah sebuah cerita sampah (yang gak terselesaikan) tentang pengusaha kaya yang nyari istri kontrak.

I know, super receh dan enggak berfaedah.

Saya aja mau muntah bacanya.

Tadinya cerita ini tuh judulnya Dear Mr. Taggart, dan pemeran utamanya si Akang Andrew Taggart. Tapi apalah daya saya lebih kepincut sama Om Nils Rondhuis. Jadi yaudah berubah haluan saja.

Cerita ini tuh pengembangan/penyempurnaan fanfiction saya soal pengusaha nyari istri kontrak itu. Tapi banyak banget yang saya bikin beda. Awalnya, si pengusaha (Kris alias si tokoh utama) ini pengusaha tajir dan tinggal di Prancis, terus nyari istri kontrak di Korea Selatan dan ketemulah Lee Yoora. Alasan kenapa mau nikah kontraknya sama kayak Nils: disuruh sama emak buat nikah. Bedanya, Kris gak nikah karena sibuk sama perusahaannya (yang sebenarnya saya sendiri juga gak tau dia punya perusahaan apa) dan dia punya mantan yang gak waras, yang masih sering ngejar-ngejar dia. Sedangkan Nils gak nikah karena trauma, tunangannya dibunuh sama temen sendiri karena ngincar nuklir buatan perusahaan dia.

Di cerita Kris, saya ngebikin Yoora itu gak sanggup sama kehidupan Kris yang borjuis, penuh kesibukan ketemu orang-orang penting and all. Di cerita Nils, saya ngebikin Sweet Mileva gak tahan sama kepribadian Nils, dan dia gak masalah sama kehidupan mewah si Nils. Intinya, di Dear Mr. Rondhuis, saya lebih main ke karakterisasi tokoh utama, di mana sebelumnya, di fanfiction Kris itu, saya gak main karakterisasi.

Kedua, mungkin ada yang bertanya-tanya: dari mana bisa dapat ide jualan bom berbentuk pensil?

Jadi, awalnya saya itu kan bingung netapin pekerjaan si Nils ini apa. Saya gak mungkin bilang dia "pengusaha kaya" tapi gak tau kekayaannya itu hasil dari apa. Soalnya yang saya liat di Wattpad, pembaca cenderung anarkis jadi saya sangat berhati-hati soal latar belakang tokoh saya.

Saya punya sahabat yang dengan tabah telinganya harus ngedengerin seluruh ocehan gila saya tentang cerita ini, si Rnauljam, yang kita panggil aja Ara. Suatu hari, saya cerita sama Ara, "Aku mau bikin cerita tentang CEO kaya cari istri kontrak ah," yang disambut Ara dengan ucapan, "Ada gak sih, Au, yang lebih receh lagi?"

Dan waktu saya bilang kalau saya lagi proses nulis Dear Mr. Rondhuis, dia ketawa lagi karena ngira kemarin saya cuma becanda mau nulis cerita receh begitu.

Walaupun demikian, sewaktu saya minta pendapat buat pekerjaan si Nils, Ara dengan setia bantuin mikir. Dia waktu itu nyaranin, "Pengusaha furnitur aja, Au, pasti kaya deh, sumpah."

Waktu itu saya hampir ngejadiin Nils pengusaha furnitur, tapi kok ya masih gak yakin. Terus gara-gara kisah tentang CEO selalu mengingatkan saya sama Fifty Shades of Grey (bagian waktu si Anna Steele dipinjemin pensil sama si Grey), saya pun kepikiran: gimana kalau Nils jadi pengusaha pensil aja? Lagi pula ini kan cerita komedi, jadi penjual pensil pun buat saya terasa lucu.

Dear Mr. RondhuisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang