BAGIAN I

53.4K 1.4K 8
                                    

Seketika hatiku hancur mendapat kabar dari ayah mertua ku bahwa suami ku Ahmad Fadlan meninggalkan dunia ini dengan cara yang tak ku duga.
Kenapa tuhan kenapa kau harus memanggilnya ketika umur pernikahan kami baru 3 bulan bahkan suami ku belum mengambil haknya.
Hatiku hancur sangat hancur melihat kondisi mengenaskan suami ku, dia harus meregang nyawanya dengan cara tabrak lari.

FLASHBACK
"Sayaaaang, mas sudah selesai sarapannya ini. Kamu dimanasih?" Fadlan memanggil dengan panggilan manjanya.
"Iyaa mas, adek disini mas lagi masukin pakaian kotor ke mesin cuci. Mas sudah mau berangkat ya?"tanyaku padanya
"Iya sayang... Sini dong mas pengen peluk adek mas pengen cium adek sampe mas puas".
"Apaansih mas ih? Kaya gaketemu aja nanti pulang kerja".
"Dek, kamu jaga diri baik baik ya mas sayang sama kamu sayaaaaang banget" sambil memeluk ku dan memberikan kecupan kecupan sayang di kening pipi dan sesekali di bibirku.
"Mas, udah ih nanti telat loh".sambil mencubit pipi tirus suamiku
"Yaudah, mas berangkat ya sayang. Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam mas, jawabku".
Setelah keberangkatan suami ku bekerja aku selalu memikirkan bagaimana pesta pernikahan kami, yang kebetulan kami menikah hanya acara ijab qobul dan acara makan makan keluarga saja tidak melakukan resepsi. Karena kebetulan kami tinggal berjauhan dengan orang tua kami sehingga rencana resepsi kami adakan setelah hari raya idul fitri 3 bulan yang akan datang.
Di malam pertama kami suami ku tidak meminta haknya karena perjanjian yang sama sama kami setujui bahwasanya kata orang tua anak gadis yang sudah tidak perawan lagi akan terlihat lusuh ketika memakai perhiasan pengantin.
Lalu suamiku pun berkata dia tidak ingin istrinya di pandang apalagi di gunjing orang kalau istrinya tak secantik gadisnya sehingga dia tak meminta haknya di malam itu.
Dan aku istri yang hanya mengikuti mau suami ku agar dia lebih bahagia.
Namun apa yang terjadi suami ku meninggalkan aku secepat ini dengan cara tragis ini.
🌸🌸🌸
Triiiiinggggggg....
Suara telepon rumah berbunyi
"Siapasih yang telpon dari tadi buat kesel aja" gerutuku.
"Hallo dengan siapa ya?" Tanyaku
"Hallo ani ini papa, yang tabah ya nak kamu harus kuat dengan semua ini. Papa dan mama sudah di bandara kami akan kesana membantumu mengurusnya.
"Nyaa? Maksud papa apa pa? Aku gak ngerti sama sekali" kataku penasaran
"Fadlan nak, dia kecelakaan dan dia sudah meninggalkan kita".
Nafasku tercekat aku sangat sulit bernafas, rasanya aku tak terima dengan semua ini. Tiba tiba aku melihat semua gelap dan tak tau apa apa lagi.
🌸🌸🌸
Ketika aku sadar aku tak tau kenapa aku sudah bisa ada dikamar tidu ku tepatnya di rumah orang tua ku.
"Apa yang terjadi? Mana suamiku? Dimana dia?" Kata kata ini yang kluar setelah kesadaran ku. Aku menghambur ke ruang tamu yang sudah di sulap dengan latar hijau bertuliskan innalillahi wa innailaihirojiun dan itu di sana suami ku kah? Yang sudah terbujur kaku.
Aku menghambur ke sampingnya membuka penutup wajahnya menangis dan meraung sambil memeluk dan menciumnya.
"Mas secepat inikah kau meninggalkan aku? Kenapa mas? Kenapa? Apasalahku mas? Apa dosaku ya Allah sehingga begitu cepat kau panggil suamiku?" Tanpa sadar ku yang berdosa ini mempertanyakan kuasa tuhan.
Mama dan ibu mertuaku yang selalu setia di samping kanan dan kiri ku menarik ku, menyadarkan diriku betapa berdosanya aku meraung menpertanyakan kuasa tuhan padaku
"Jangan begini nak, ikhlaskan fadlan. Kalau kamu begini fadlan tak akan tenang disana" aku melihat jelas air mata mama ku sambil mengelus lengan kiriku.
"Ayo nak ayo kita ambil air wudhu mu ayo kita bacakan yasin suami mu nak, agar kau dan dia tenang" begitupula dengan ibu mertua ku.
Setelah aku dan orang orang yang datang ke rumahku selesai membacakan yasin ayah dan papa mertuaku masuk kerumah aku melihat mereka mengangkat suami ku untuk dimandikan dan menyelesaikan fardhu kifayahnya.
🌸🌸🌸
Tiga hari sepeninggalnya suami ku aku tinggal di rumah mama dan ayahku. Aku tau ini cara terbaik yang di berikan kedua belah pihak orang tua ku.
Entah apa dan bagaimana aku tak punya nafsu makan dan bahkan aku masih sulit bertemu orang orang di luar sana.
Beberapa kerabat suami ku dan teman temannya tidak putus datang ke rumah untuk sekedar mengucapkan belasungkawa dan bahkan ada yang sedikit memberikan tunjangan materi.
Dan ada pula kerabat lama ku ketika masih kuliah dulu dan bahkan ada beberapa teman KKN ku yang datang untuk memberikan wejangan wejangan bahkan memberikan support untuk ku agar aku bisa lebih tabah dan sabar menghadapi semuanya.
Namun ketika dia lelaki yang pernah sempat aku tak suka datang bersama yang lainnya ada rasa lain di hatiku seperti berdebar namun aku tak tau apa maksud hatiku melakukan itu.
Iyaa dia laki laki itu Mara Gani. H teman KKN dulu yang seingatku sempat tak suka melihat kedekatan ku dengan suami ku yang kebetulan adalah sahabat ku dari SMA.

Aku Suami PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang