positive

18.2K 664 3
                                    

Sepulang dari rumah ibu mertua ku, aku selalu memikirkan ucapannya, semoga saja aku cepat dikasih adiknya humaira. Aku berfikir keras sebenarnya wajar saja kalau mereka sudah menagih cucu pada kami, karena umur pernikahan kami juga sudah hampir satu tahun.

Aku juga takut mereka mengira kalau aku tidak bisa memberikan keturunan kepada mereka, padahal bukan karena itu, aku mempercayai gani saja baru baru ini bagaimana dengan proses pembuatan adiknya humaira.

"Ndaaaaaa... Ndaaa dada" tangis humaira pecah sore ini.
"Iya sayang bunda di sini, kenapa sayang kok nangis? Bundanya kan cuma kedapur sebentar"
Ku angkat dia dari box tidurnya dan menggendongnya kepelukan ku.
"Humaira udah gede sekarang bundanya udah mulai gakuat gendongnya, sayang mau minum susu? Biar bunda buatin ya"
Dia hanya mengangguk sambil sesenggukan.
"Ini di minum sayang, humaira tiduran di sini ya biar bunda ambil perlengkapan mandi sama piyamanya ya sayang"
Setelah selesai menyiapkan semua kebutuhan mandinya dan pakaian humaira aku berbaring di sampingnya sambil menunggu dia selesai meminum susunya.
                   🌼🌼🌼

"Assalamualaikum"
"Waalikumsalam, siapa yg bukain pintu bang?"
"Bu susi dek, habisnya abang salamin kamunya entah mana. Biasanya selalu nungguin aku pulang di ruang tv"
"Tadinya mau begitu, tapi entah kenapa kepala ku rada oyong, juga berat bang pengen istirahat aja"
"Yaudah kamu istirahat aja, biar humaira sama abang kalau udah mau masuk azan magrib abang bangunkan"
"Hmmm, tapi abang baru pulang. Masih capek juga" kataku
"Engga apa sayang capekan kamu, liat itu matanya sayu banget. Kamu lebih capek ngurusin seluruh rumah"
"Makasih suami ku yang paling pengertian" ucapku sambil berbaring

                            🌼🌼🌼

Handphone ku bergetar, kuliahat di sana alarm pengingat. Ah aku benar benar hampir lupa kalau suami ku ulang tahun hari ini, aku bahkan belum menyiapkan kado untuknya dan aku juga tak menyiapkan kue atau masakan spesial hari ini.

Aku tak tau kenapa aku seperti ini, aku merasa malas melakukan semua pekerjaan rumah. Aku lebih suka tiduran dan bermain bersama humaira gadis kecilku. Bahkan siang tadi aku minta tolong kepada bik susi untuk membantu aku memasak.

Sebenarnya ingin delivery saja untuk makanannya tapi aku tak biasa memberikan keluarga kecilku makanan seperti itu, aku lebih suka masak walaupun tak sepandai orang lain.

Pantas saja tadi pagi ayah humaira nanya tanggal berapa hari ini, ga mungkin dia bisa lupa tanggal. Ternyata kode buat aku kalau dia hari ini ulang tahun.

Aku minta tolong mang karyo saja belikan kue ulang tahunnya. Aku memang heran dengan diriku beberapa hari ke belakang ini, aku lebih suka putri ku di banding ayahnya.

Bahkan ketika ayahnya meminta haknya saja, entah kenapa aku biasa saja. Mau di tolak takut dosa sama suami, aku hanya melakukannya atas dasar takut dosa. Ya Allah berdosanya aku tak ikhlas melakukannya.

"Mang, saya bisa minta tolong engga?" Kataku
"Iya pasti bisalah bu. Ibu minta tolong apa bu?" tanya mang karyo
"Nanti sebelum kekantor bapak, tolong ya mang belikan kue ulang tahun buat ayahnya humaira. Saya lagi gak enak badan soalnya mang gabisa beli sendiri mang" jawabku
"Iya bu nanti saya belikan"
"Bik susi saya juga pengen minta tolong dong buatin ifu mie ya. Bahan bahannya masih ada si kulkaskan?" Tanyaku
"Iya neng, bakalan bibi buatin. Semua lengkap kok di kulkas"
"Bik ani kenapa ya. Udah seminggu ini ani oyong aja terus bawaannya lemes aja. Makanya ani gapernah bantu bik susi di dapur"
"Neng udah dateng bulan belom?" Tanya bi susi
"Ah iya bi saya lupa udah 3 minggu saya belom datang bulan, apa iya saya hamil ya bi?"
"Ya coba aja neng di tes dulu, pakai tespect aja dulu"
"Apa iya bi akurat?" Tanyaku
"Ya akurat itu neng, nanti bibi ikut mang karyo beli kue sekalian bibi yang ke apotik aja buat beli, neng istirahat aja ya"
"Makasih ya bik ya, gatau lagi ani bilang apa sama bibik" kataku sambil memeluk bik susi

Aku sudah menganggap mereka seperti keluarga ku, karena mang karyo dan bi susi orang yang sangat baik. Kerjanya juga telaten belum pernah buat kecewa kami.

                     🌼🌼🌼

Disini aku di dalam kamar mandi untuk melihat apakah benar aku hamil, atau aku memang hanya tidak sehat saja. Semoga jawabannya hamil untuk kado teristimewa ku buat gani suami ku.

Lama sekali rasanya menunggu 2 garis merah ini aku sudah tak sabar.
Mungkin orang lain suaminya yang menunggu di luar kamar mandi tidak dengan aku ada bik susi dan humaira di luar menunggu jawaban dari proses ini.

Dan ya 3 tespect yang aku coba tunggu semua garis merahnya ada 2. Karena katanya kalau ngetes sendiri beli tespect itu jangam cuma satu merk biar lebih akurat.

"Alhamdulillah bi garisnya dua, humaira bakal dapat adik dan bang gani dapet kemauannya bi" kataku sambil memeluknya haru
"Alhamdulillah neng, bibi juga seneng dengernya"
"Ini bisa buat kado mas ganikan bi?"
"Iya neng, pasti mas gani seneng"

Aku Suami PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang