Tugas Dadakan

21.5K 835 2
                                    

kami sampai dipasar, aku memilih beberapa sayur dan yang lainnya, sedangkan dia hanya menjadi pengikut setia di belakangku, dan membawa semua belanjaanku.

"Bang, perlengkapan buat masak sudah ada semuakan?" Tanyaku
"Semua sudah lengkap kok, cuma bahan masakannya yang belum ada dek" jelasnya
"Baiklah, aku rasa ini sudah cukup untuk stok beberapa hari ini"

Kami pulang, dan sesampainya di rumah aku memasak, dia menyapu dan memberskan yang belum beres. Seketika aku berfikir orang lain melihat ini pasti mengira rumah tangga kami adalah rumah tangga yang paling bahagia.

Tapi tidak dengan perasaanku, setiap apa pun yang aku kerjakan bersama dengan gani itu seperti mengulang memory bersama mas fadlan, ada rasa kesal sebenarnya. Tapi apalah daya kita semua Allah yang mengendalikannya. Kita hanya mengikutinya sebagai makhluk ciptaannya.

Bak kata pepatah dunia ini adalah panggung sandiwara, Allah la yang punya skenarionya dan kita adalah pemerannya.

Semua masakan sudah selesai, dapur sudah tertata rapi. Baiklah waktunya sarapan plush makan siang, ya merangkapla. Karena aku dan gani belum makan sejak pagi.

"Kamu sedang apa? Ayo makan dulu. Entar kamu ngadu lagi sama mamaku gak aku masakin" kataku
"Iya sebentar aku siapin ini dulu" katanya.
Setelah kami sudah selesai makan, aku membuka pembicaraan.
"Bang, besok aku akan kembali kekalimantan. Karena aku ada tugas dadakan dari kantor mungkin aku akan lama, karena aku akan mengurus usaha ku yang ada di sana juga" kataku
"Apa tidak bisa di pindahkan saja kesini dek? Kita ini baru menikah dek" katanya
"Aku berusaha menjadi istri yang baik buat kamu, bukan berarti kamu semaunya dengan aku. Aku sudah punya usaha disana dan sudah cukup lama. Dan aku memang bekerja disana" tegasku, dan aku berlalu meninggalkannya.

*Gani pov

Ya Allah lagi lagi dia begitu, salah kah aku dengan memintanya untuk tetap tinggal di sini dengan ku? Tujuanku hanya ingin membuat hubungan kami lebih baik dan harmonis.

Aku selalu kalah dengan dia, karena aku cukup tau ani bukan orang yang bisa di kerasi apalagi membentaknya, itu hanya akan membuat hubungan kami semakin jauh.

Aku tak tau apakah aku tahan di tinggal olehnya atau tidak, sudah ku pastikan aku akan merindukan dia kekasih halal ku.

                            🌸🌸🌸

"Mas.... Eh bang aku mau pergi dulu ke rumah mama, banyak barang ku yang harus aku ambil, dan juga kamu makan saja tidak usah menungguku, karena aku sekalian mau packing di sana. Kata ku sambil berlalu keluar rumah
" Tunggu dek, biar abang antar saja" katanya
"Tidak perlu, aku naik taxi aja. Lagi pula taxinya sudah menunggu"
"Hmmm baiklah" katanya

Sesampainya di rumah mama aku mengemas semua barang ku dan semua yang aku perlukan aku packing untuk aku bawa besok.

Semua sudah selesai, aku berpamitan dengan ayah dan mama ku. Dan sekalian juga aku minta izin untuk keberangkatan besok.

Aku juga memutuskan membawa mobil ku kerumah baru ku, aku tak suka bergantung dengan lelaki itu. Toh lagi pula sudah 6 bulan aku bisa melakukan apapun sendirian. Dia saja yang suka menawarkan diri padahal aku tak membutuhkannya.

Sampai di rumah aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam, tak lama kemudian gani membuka pintu rumah. Aku melihat matanya sayu, apa dia baru bamgun tidur atau dia baru menangis? Hah ada ada saja gani pria kok cengeng pikir ku.

Aku Suami PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang