Aku Milikmu Sekarang

24.3K 841 2
                                    

*Gani's pov

Aku mengikuti istriku yang menyebalkan ini kekamar, entah angin apa yang membuat dia begitu malam ini. Dia tak tau dia begitu menyiksa diriku dengan menjanjikan hal yang satu itu

Deeek kau benar benar membuat aku gelisah, belum cukup kamu buat aku puasa selama ini. Kamu menghukum ku atau mengerjaiku dek.

                           🌸🌸🌸

" Selamat pagi suami " menyapanya
" Selamat pagi, adek kenapasih mau ngerjain lagi ya?" Tanya ku
" Engga, siapa juga" jawabku sambil tersenyum devil
" Kalau engga pasti ga begitu senyumnya" kataku
"Udah abang mandi sana, anak ku antengnya tidur ya bang gak nangis semaleman"
" Mungkin dia capek kali dek semalam"
" Abang pulang jam berapa biasanya kalau kerja?"
" Jam 4 dek, kenapa?"
" temenin adek nanti ya bang beli perlengkapan humaira, kemarenkan pakaian yang dari rumah sakit aja adanya di dalam tas perlengkapan humaira"
" Siap nyonya gani"
Cupp
"Abaaang ih nyebelin"
"Morning kiss dek" jawabku dari dalam kamar mandi
                       🌸🌸🌸

Sekarang waktunya masak sarapan buat suami dan anak, sambil menunggu sebelum subuh. Kebiasaan gani selalu ikut jamaah di masjid kalau subuh.

Ya alasan dia karena kalau zuhur dan ashar dia selalu di kantornya. Ah iya gani adalah seorang kepala di kantor pengacara dia juga punya beberapa usaha cafe kecil kecilan.

Sedangkan aku adalah seorang manager  di sebuah perusahaan kelapa sawit, aku bekerja sama dengan Alm. Suamiku dulu, dan aku juga punya beberapa butik di kalimantan dan di medan.

Sekarang aku sudah resign dari perusahaan dan hanya meneruskan usaha butik ku saja. Karena tanggung jawabku yang sudah besar di rumah.

Sebenarnya gani sanggup untuk memenuhi semua kebutuhan kami, hanya saja itu adalah bisnis yang aku bangun sebelum bersama gani dan tidak mungkin aku tinggalkan begitu saja.

"Dek, humaira nangis nih" dia menyerahkan humaira kepadaku
Segera ku matikan api kompor ku dan mengambil humaira.
"Dek abang kemasjid ya udah azan" pamitnya
"Iya bang"
" Assalamualaikum humaira dan bundanya"
"Walaikumsalam ayah"
"Kenapa sayang? Kok anak bunda nangis?" Tanya ku sambil mengelus punggungnya di gendonganku dan lambat laun tangisanya mereda, ku letakkan dia di kursi dorongnya, dan aku membersihkan bekas masak ku dan merapikannya di atas meja makan sambil menunggu suamiku pulang.
"Adek jangan nakal ya nak, kita tunggu ayah pulang ya" ku beri pengertian kepada anak ku yang sudah mulai mengeluarkan rengekannya

Tokk...tokk
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam, itu ayah pulang nak"
"Ayah humaira sama ayah dulu ya, bunda mau solat dulu"
"Bunda belum solat?" Tanya gani
"Belum yah, yang jaga humaira siapa kalau bunda tinggal. Bunda takut nanti humaira jatuh atau apa yah, bundakan belum biasa jadi masih suka was was" terangku
"Yaudah bunda solat dulu sana, biar humairah sama ayah" katanya

                         🌸🌸🌸

Tak terasa waktu berlalu begitu saja sekarang kami sudah di mall untuk membeli beberapa perlengkapan humaira.

Kami membeli beberapa pakaian humaira untuk di rumah dan bepergian, sepatu dan sendalnya juga tidak ketinggalan, dan yang paling terpenting aku ingin membeli ayunan kayunya tidurnya agar dia nyaman untuk tidur.

Kasian ayahnya tidurnya jadi tidak leluasa juga, soalnya humaira dan ayahnya hampir sama. Mereka berdua sama sama lasaknya aku yang jadi korbannya humaira pasti kena ompolannya begitu juga ayahnya.

                             🌸🌸🌸

"Alhamdulillah ya dek, humaira nyaman sama tempat tidur barunya"
"Iya bang, ayahnya juga jadi nyaman tidurnya gasuka nimpain humairanya lagi" kataku
"Hehe.. berarti kita udah leluasa ya dek tidurnya pelukan"
"Iya, buat program adeknya humaira juga udah leluasa, tapi 2 tahun lagi" kata ku cengengesan
"Ngerjain lagi kamunya, bikin kesel"
"Loh loh kok ngambek? Abang gamau di kasih jatah malam ini?" Tanyaku sambil menggodanya
"Beneran dek?" Tanyanya antusias
"Iya bang"
"Yaudah dek ambil wudhu sana kita solat dua rakaat dulu"
Aku menganggukan kepalaku.

Setelah selesai solat 2 rakaat aku menyallami suamiku dia mencium kening ku dan membaca doa di ubun ubun ku. kami melakukannya untuk yang pertama kali setelah beberapa lama kami menikah dan sekarang aku sudah seutuhnya milik gani.

Aku Suami PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang