BAGIAN III

25K 872 1
                                    

"Waaaaaw, pandangan apa ini yang kita lihat?" Tanya fika
Aku hanya mampu mengerutkan keningku  "pemandangan apasih fika?" Tanyaku dan sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Aku melihat dia di samping kiriku tepat di dekat bahuku hanya sedikit jarak yang tersisa.
"Assalamualaikum" sapanya pada semua orang
"Waalaikumsalam gan" jawab semua orang
"Abaaaaanggg adek kangen" kataku dengan manjanya kepada abang angkatku dana
"Uluuuu adek abang yang paling cantik jadi makin kurusan" jawabnya dengan manja
"Kakak sudah gede banget perutnya, akhirnya bakalan punya ponakan nih dari abang" kata ku pada kakak ipar ku ana
Yang di jawab dengan anggukan dan senyuman saja.
"Gan, kapan ente nyusul wak? Tinggal ente aja yang belum jemput jodoh" tanya arman kepada gani
"Tunggu aja lah wak bentar lagi ane bakal jeput jodoh ane.. hehe" jawab gani
Ntah kenapa aku merasa gani seperti terus saja memperhatikan ku dari tadi ada rasa tak nyaman sebenarnya dia menatap ku seperti itu, dan ntah kenapa aku pun tak bisa menghilangkan rasa manjaku kepada abang dan kakak ipar ku yang sedang hamil ini ada rasa ingin tapi dengan siapa? Sumiku baru saja menghadap yang maha kuasa.
Tiba tiba saja abangku menatap ku dengan lekat sambil membisikkan ke telingaku buka lah hatimu lagi dek, lihat gani dia sudah cukup baik dan mapan sekarang, dia juga sudah banyak berubah, abang yang menjaminnya dek.
Aku menarik nafasku sambil menggelengkan kepala ku memberikan sinyal kalau aku belum siap untuk hal berat itu.

*Ani pov
Hah aku tak suka mereka terus saja mencomblangi diriku dengan pria itu, aku sudah cukup sakit hati dulu waktu aku pernah dekat dengan dia yang hanya di manfaatkannya untuk kepentingannya saja.
Dan aku ingin pria itu enyah secepatnya dari sini agar aku bisa lebih terbuka dengan mereka.
Aku juga sebenarnya sangat merindukan abangku ini mungkin Allah mempertemukan kami karena hal ini. Semenjak aku pindah tugas ke kalimantan aku jadi sulit bertemu dia dan kak ana. Karena dia pun sangat sibuk untuk saling memberikan kabar.
Kami hanya menghabiskan waktu dengan mengenang masa lalu kami ketika masih kuliah saling tertawa dan balik mengejek hanya itu yang kami lakukan tapi aku merasa sedikit melupakan kenanganku bersama fadlan beberapa waktu yang lalu.

Empat bulan sudah berlalu....

Tak terasa waktu sudah berlalu dan aku menyandang status jandaku ini. Aku hanya berusaha menyibukan diriku di kantor dan mengontrol usaha butik ku yang baru ku lakoni 2 tahun belakangan ini dan lebih mendekat diri kepada Allah agar di beri ketenangan diri.
Nada dering HP ku bunyi dan terlampir ayah di sana, kenapa ayah vidio call fikirku, segera ku angkat dan di sana sudah ada ayah di ruang kerjanya.
"Assalamualaikum nak" kata ayah
"Waalaikumsalam ayah" jawabku
"Ada apa ayah?" Tanyaku lagi
"Pulanglah dulu nak ada yang mau ayah bicarakan" pinta ayah dengan wajah seriusnya
"Ada apa ayah? Apa ada masalah?" Tanyaku lagi
"Tidak, ayah hanya meminta padamu. Ada yang penting yang harus ayah bicarakan. Dan tidak bisa hanya sekedar melalui telfon" jawab ayah
Sepertinya serius tapi ayah tak mau mengatakannya karena ayah takut membuat fikiran untukku.
"Baiklah ayah, mungkin 3 atau 5 hari lagi aku pulang" jawabku
"Yasudah ayah tunggu ya. Ayah tutup dulu Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam ayah" jawabku.
Kenapa tiba tiba ayah menyuruhku pulang bukannya ayah yang menyuruhku kemarin untuk berlama disini.
Hmmm... Mungkin memang ada yang penting.

Aku Suami PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang