Hari ini dia menggelar-err, konser amal mungkin? Tiketnya sangat murah hanya £10 dan seluruhnya akan diberikan pada Little Princess Trust. Setidaknya suamiku tidak sebajingan yang kukira, oops!
Baru saja aku bertemu Gemma dan Michal, mereka ikut andil dalam konser ini dan ikut membayar juga. Sementara diriku hanya berdiam diri di backstage bersama Lou (hair stylist-nya) dan beberapa kru lainnya. Tidak dapat dipungkiri, sebenci-bencinya aku dengan Harry, aku juga memiliki lagu favorit di albumnya,
Kiwi.
Aku tidak tahu dan tidak peduli untuk siapa dia menulis dan menyanyikan yang jelas setiap aku mendengarkannya jiwaku seakan ikut menyanyi juga ingin bergabung bersamanya di panggung. Pertama kalinya responku terhadap musik, serius.
Salah satu ponsel yang terbaring di meja rias berdering, membuat rasa takjubku dari balik panggung terbuyar. Lou dengan baik hati mengantarkannya padaku. Aku mencintaimu, Lou!
Ternyata Ibu mertua. Ini ponsel Harry.
Alunan instrumen Meet Me in the Hallway mulai memanjakan telingaku. Oh, sangat indah, merdu, membuatku malas untuk menggeser telepon hijau di layarnya tapi tetap saja aku melakukannya.
"Halo?"
"Apa kabar, sayang? Apakah sudah mulai?"
"Baik dan ya. Mama mau aku merubahnya menjadi video call?"
"Sebenarnya aku ingin meminta Gemma tapi pasti dia sedang bersenang-senang. Maaf mengganggumu, Steph-"
"Hentikan, astaga, tunggu dulu," aku mengalihkan panggilannya menjadi video call, seiring langkahku menuju samping panggung yang teramat berisik. "Maaf aku hanya bisa memberimu dari sini."
Selama Sign of the Times berlangsung Mom Anne terus menitihkan air mata. Sebenarnya aku malu mengakui bahwa aku juga menangis namun karena melihat Mom yang menangis. She such a proud Mama!
Aku berjalan kembali ke belakang panggung begitu semuanya hampir selesai. Aku memutar kameranya menjadi kamera depan sehingga dia dapat melihat tampangku.
"Tuhan, cantik sekali dirimu..."
"Ah, jangan seperti itu. Mama jauh lebih cantik. Bagaimana kabarmu?"
"Baik, sangat baik dan terima kasih."
Sial, aku sudah muak dengan sandiwara. "Itu Harry!"
Ia berjalan ke arahku cepat dan langsung menyambar pipiku dengan bibirnya saat dengan sengaja aku menontonkannya pada Mom Anne. Sialan, bajingan ini lanjut ke bibirku dan aku segera melepasnya.
"Kamu menjijikkan," geramku. "Tapi selamat, aku bangga padamu."
EW.
Harry tersenyum memandangku selagi tangannya mengusap pipi bokong kanan milikku. Pencuri kesempatan dalam kesempitan.
"Hai, Mom! Bagaimana kabarmu?"
"Kalian semakin romantis saja. Kubilang juga apa, pacaran setelah menikah jauh lebih asik dan ya, aku baik. Selamat! Tidak ada kata yang dapat mengungkapkan betapa bangganya aku terhadap dirimu."
Sebisa mungkin mataku tidak berputar. Tolong tendang aku ke Pluto sekarang juga, jengah sekali diriku saat ini. Andai saja bumi berputar lebih cepat supaya wanita tua nan cantik jelita di seberang segera mengakhiri pembicaraan tak berkualitas yang kami lakukan dan agar aku dapat segera merebahkan diri di kasur tercinta.
Setelah kira-kira sepuluh menit tanganku memegangi ponselnya sementara Harry mengendus leherku sembari menjawab pertanyaan Ibunya, akhirnya rekayasa ini berakhir. What the fuck, aku tidak nyaman!
Pinggangku sakit, pahaku juga, kaki, kepala, tangan, punggung-semuanya, semua anggota tubuh. Harry mengekoriku berjalan ke mobil diikuti dengan Robert. Namun tiba-tiba seseorang menabrakku membuatku sedikit kehilangan keseimbangan yang untungnya tidak membuatku jatuh karena Harry menahannya. Kepalaku mendongak, dua orang pria yang kira-kira kakak beradik sedang menatap kami. Fans? Jadi aku meninggalkan mereka terlebih dahulu, memberinya ruang untuk berfoto dengan Harry.
Jarang-jarang ia mempunyai penggemar berjenis kelamin sama. Tapi tunggu, wajah salah satu pria yang menabrakku tadi sepertinya tidak asing di penglihatan, membuat jantung ini berdebar. Jangan bilang dia adalah, "Bryan?!"
"Stephanie?!"
ASTAGA, ITU BENAR-BENAR DIA!
♡♡♡
who is bryan by the way? Oops🙈
kindly to vote+comment(s) das mean a lot.-thank ü💓
KAMU SEDANG MEMBACA
THE END
FanfictionAku bersamamu karena sebuah ikatan, bukan landasan. H ✎ 𝘰𝘯 𝘨𝘰𝘪𝘯𝘨 ... 「written in bahasa 」 Copyright ©2020 by 𝘁𝗮𝗸𝗶𝗻𝗴-𝗮𝗹𝗹𝘁𝗵𝗲𝗿𝗶𝘀𝗸