22 // complicated //

375 54 42
                                    

"Bagaimana bisa orang sengaja tidak memegang ponsel seharian?" kata Stella.

"Berhari-hari. Parah!" koreksi Dove.

Aku mengitari kamarku menuju rak buku, tidak memedulikan sindiran yang mereka berikan. Belum tahu saja, hal kecil tersebut bukanlah hal mustahil jika menjadi istri seorang superstar. Semua orang mendambakan hidup tenang. Begitu juga diriku. Lelah rasanya berdamai dengan diri sendiri supaya tidak menghiraukan komentar jahat warga internet.

Kami berkumpul. Stella kebetulan berada di Paris untuk urusan pekerjaan. Ia akan memeragakan busana dari Chanel besok.

"Sialan memang. Aku sangat terkejut suaminya mengencani Camille Rowe. Cowok kaya memang tidak cukup dengan satu wanita." Stella berguling menengkurapkan diri di kasur. Dan ya, dia sudah mendengar berita yang tersebar luas dengan sendirinya tanpa perlu repot-repot kuceritakan. Perempuan blonde itu sempat mengeluh akan kebiasaanku yang tidak rutin memeriksa ponsel, ia mengkhawatirkanku. Manis sekali bukan? "dia bajingan. Sekarang aku memiliki alasan untuk membencinya."

Seolah diketuk oleh sesuatu, otakku tiba-tiba teringat, "eh, dengar-dengar kamu mengencani Kristen Stewart, ya?!" aku membacanya di artikel kemarin.

"Oh ya, Stels? Astaga, bisakah kamu mempertemukanku dengan Bella Swan itu?" ujar Dove terperangah. Matanya berbinar penuh harap.

Stella memutar bola mata. "Kita di sini untuk membicarakan Stephie dan Harry. Bukan hubunganku."

"Ayolah..." Dove merengek. "Kamu juga belum mengenalkanku dengan Miley Cyrus."

"Yang aku tahu hanya Miley anjing kalian."

Dove tidak berani menjawab lagi. Aku tersenyum prihatin. Stella dan Miley Cyrus memang sudah lama menjalin hubungan, wajar jika ia sakit hati. Dia tampak nyaman saat bersama mantan kekasihnya itu.

Mengingatkanku dengan Bryan. Terakhir kali berada di sini, aku dan Harry bertengkar karenanya—juga Camille. Kemudian di depan cermin kami berbaikan, ia merangkulku dan mengajak untuk saling membuka hati. Di saat (sangat) berhasil ia malah terus menyakitiku, menyiksaku dengan caranya sendiri. Hatiku rasanya teriris tipis sedikit demi sedikit. Perih, membuatku cepat-cepat menghapus jejak air mata yang baru saja terjun.

"You deserve someone better." kataku.

"Aku kemari dengan tujuan menghiburmu. Mengapa jadi kamu yang sok tegar? Aktingmu mengerikan." kata Stella.

"Mantanku dulu juga meninggalkanku, pasti sekarang dia menyesal." kata Dove.

Stella mendengus. "Sudah-sudah. Apa kebusukan suamimu lainnya yang ingin kamu ceritakan?"

"Aku tidak yakin kalian siap mendengar." kataku. "Kamu berteman dengan Camille ya, Stels?"

"Teman? Aku tidak yakin tapi kami saling mengikuti di Instagram karena sebuah pemotretan bersama. Seingatku dia baik, cukup pendiam dan tidak banyak gaya. Tapi... entahlah aku hanya tidak menyangka. Dan, oh! Dia orang Perancis."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang