12. Arelia, Ibukota Sunia

7.7K 743 90
                                    

   “Sudah waktunya kah...”

Aku menghembuskan nafas berat selagi mengemasi barang-barang yang ingin kubawa. Hari ini adalah untuk pertama kalinya aku akan pergi jauh dari desa Orlmad. Aku akan pergi menuju ibukota kerajaan Sunia, Arelia untuk menemui putri Lestia serta menerima gelar Sofic Knight-ku.

Tapi setelah kabar dari istana... penerimaan gelar Sofic Knight harus dengan nama asli dan tak boleh disembunyikan. Kuh... kalau saja ibu tak menyuruhku untuk mengambil gelar itu, aku pasti sudah menolaknya.

“Ibane, kau sudah siap?”

“Sebentar lagi!”

Mendengar kata-kata ayah dari bawah, aku menjawabnya dengan keras. Karena aku masih tergolong anak kecil, aku tidak boleh pergi ke Arelia sendirian. Jujur, ini membuatku tidak nyaman. Kalau begini, aku tidak bebas bergerak mengeksplor ibukota.

Setelah aku memasukkan semua barangku ke dalam sebuah tas punggung kecil dan menggendongnya, aku berjalan keluar kamar menuju lantai bawah. Di sana terdapat ayah, ibu, Ayumi, dan semua pelayan keluargaku yang sedang menungguku.

“Kapan onii-sama dan ayah pulang?”

Ayumi langsung menghampiriku dan memelukku sambil melontarkan pertanyaan itu. Aku agak terkejut dengan pelukan Ayumi yang tiba-tiba, tapi aku langsung meraih kepalanya dan mengusapnya pelan.

“Sebentar saja kok, Ayumi. Mungkin hanya 4-5 hari.”

“Itu bukan sebentar! Itu lama!”

Setelah aku menjawab secara asal-asalan, ia mengamuk sambil meneteskan air mata. Sepertinya ia tak mau berpisah denganku ya... yah, kelakuannya ini adalah hal yang wajar. Ia tak mempunyai teman bermain selain diriku dan Kuki-san, sang boneka beruang yang ada di kamarnya.

“Maaf maaf, tapi aku pasti segera kembali kok, Ayumi, tenang saja...”

Aku kembali mengusap kepalanya dengan lembut, lalu kucium keningnya.

“Sabar saja ya, Ayumi...”

Lalu aku melepaskan diriku dari pelukannya yang terdiam tak mempunyai tenaga. Entah kenapa, ia tiba-tiba terdiam dan tenang, apa karena ciuman di keningnya itu? Tidak tidak, adikku bukanlah brocon dan aku juga bukan siscon.

Kemudian aku berjalan ke depan pintu kereta kuda yang telah disiapkan untuk perjalananku dan ayah. Ayah sudah ada di dalam dan sedang menungguku untuk mengucapkan salam sampai jumpa. Aku menginjakkan kaki kiriku ke atas pijakan kereta dan menoleh ke ibu dan semuanya.

“Aku berangkat!”

Aku mengatakan itu dengan lantang sehingga Ayumi tersadar dari lamunannya yang tak kuketahui itu. Ketika ia tersadar, aku sudah masuk ke dalam kereta. Ayumi yang baru saja tersadar itu hanya tersenyum dan melambaikan tangannya padaku.

“Hati-hati, ayah! Onii-sama!”

“Ya!”

Aku membalasnya dengan lantang sambil mengeluarkan tanganku dari jendela dan melambaikannya. Beberapa detik kemudian, kereta mulai berjalan pelan. Kereta di kemudikan oleh seseorang yang berasal dari pihak istana. Rasanya... aku merepotkan istana...

***

“Inikah ibukota Sunia, Arelia?”

Sesampainya di ibukota, aku tak bisa menyembunyikan kekagumanku dan memandang kagum bangunan-bangunan yang ada di sini. Aku tak pernah meninggalkan desa Orlmad, jadi aku terbiasa dengan rumah kecil dan terbuat dari kayu dan jerami. Tapi di sini... semuanya terbuat dari beton dan atapnya terbuat dari genteng tanah liat. Walau tak semegah dunia asalku, aku mengagumi tempat ini.

Restart For New Life In Another World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang