31. Pertarungan di Istana Iblis

5.4K 569 114
                                    

  "Bagaimana? Apa kau sudah puas membunuh?"

"Aku takkan puas sampai aku membunuhmu."

"Ahahaha, anak yang lucu. Hei, keluarkan mereka!"

Ia memerintahkan salah satu pelayan iblisnya. Entah apa yang ingin ia keluarkan, tapi aku akan tetap membunuhnya. Tunggu... 'mereka'?

Sesaat kemudian, pelayan itu mendorong sesuatu seperti tempat untuk menahan tahanan. Di sana, terdapat Lestia dan Maria yang kedua tangan dan kakinya di rantai oleh sebuah rantai khusus. Mereka tidak sadarkan diri.

"Lestia? Maria?"

Kemudian beberapa siluet juga mengikuti pelayan iblis itu. Siluet tersebut adalah kelima half-demon yang pernah kutemui, Amrak, Milie, Gard, Gald, dan Teya. Melihat mereka semua yang keadaannya prihatin, aku tertunduk.

"Apa yang kau lakukan pada mereka?"

"Hm? Ah, benar juga, sebenarnya aku ingin mencicipi tubuh sempurna para tuan putri yang cantik ini, tapi mereka memberontak. Aku jadi ingat kalau putri Lestia mempunyai seorang tunangan yang akan datang ke sini untuk menyelamatkannya, jadi aku harus meminta izin dari tunangannya untuk mencicipi tubuhnya yang masih muda itu. Oh ya, untuk putri Maria, aku juga masih belum menyentuhnya."

Ia tertawa setelah menyelesaikan ucapannya tersebut. Aku masih tertunduk dan mendengarkan provikasinya. Pakaian Lestia dan Maria telah dilucuti, sekarang mereka berdua hanya mengenakan pakaian dalam dan hampir seluruh tubuh mereka terekspos.

"Hei, Milechias, ingin mendengar sesuatu yang lucu?"

"Apa itu?"

Aku menaikkan tekanan mana serta hawa membunuhku.

"Mati..."

Kemudian aku mendendang lantai dan melesat ke arahnya yang sedang duduk di singgasananya dengan santai. Tanpa sempat menyadariku yang telah berada di depannya, aku menyarangkan sebuah pukulan telat tepat di wajahnya sekuat tenaga.

Grraakk!

Ia terlempar ke belakang menghancurkan singgasananya serta membuat retak tembok beton yang ada di belakangnya tersebut. Ia jatuh ke lantai sambil meringis kesakitan. Tentu saja sakit, aku mengerahkan seluruh tenagaku pada serangan tersebut, tapi aku tidak memakai [Increase] untuk memukulnya tadi.

"Ibane!"

Mendengar suara yang memanggil namaku, aku langsung menoleh ke sumber suara tersebut. Yang memanggilku adalah Lestia yang telah sadar. Aku langsung menghampirinya dan berniat memotong rantai tersebut dengan katana, tapi sayangnya gagal.

"Apa-apaan rantai ini?"

Rantainya sangat kuat, bahkan katanaku tidak bisa menggoresnya. Mungkin rantai ini adalah rantai yang terbuat dari batu mana yang bisa menyerap mana. Batu mana sangatlah keras, mungkin sekeras mithril atau setingkat di atasnya.

"Itu adalah rantai khusus yang terbuat dari batu mana, tak mungkin kau bisa menebasnya."

Melihatku berusaha menebas rantai tersebut, Milechias mengarahkan sebuah senyum menjijikkan padaku. Kalau memang itu batu mana...

"Maaf Lestia, ini akan sedikit menakutkan."

"Hn.."

Lestia mengangguk pelan menjawabku, lalu ia menutup matanya agar tidak melihat apa yang akan kulakukan selanjutnya. Aku mengalirkan mana yang telah kuubah menjadi listrik ke katanaku dan mengayunkannya sekuat tenaga untuk memotong rantai yang terbuat dari batu mana ini.

Sriinggg...

Beberapa detik kemudian, keempat rantai yang mengikat kedua tangan dan kakinya itu terlepas dan Lestia jatuh ke dalam pelukanku. Ia jatuh tidak bertenaga, sepertinya ia kehabisan energi untuk memberontak. Badannya penuh keringat dan kotoran.

Restart For New Life In Another World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang